youngster.id - Pasar investasi Indonesia masih akan menarik, khususnya jika menilik potensi instrumen tertentu. Karena itu, stabilitas politik jadi salah satu indikator penting yang mempengaruhi pasar instrumen investasi yang harus dijaga pemerintah.
Di pasar uang, kenaikan suku bunga acuan BI menjadi sebesar 5,75% pada Januari 2023 yang diikuti oleh prediksi analis untuk kenaikan sebesar 25 bps di bulan ini, memiliki potensi untuk membuat reksa dana pasar uang lebih menarik.
Optimisme itu dikemukakan Ketua Departemen Asset Management Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Claudia Kolonas dalam acara B-Universe Economic Outlook 2023, di Jakarta.
Selain itu, lanjut Claudia, obligasi juga cukup menarik untuk ikut serta dipertimbangkan. Apalagi jika menilik di semester II-2023 setelah yield surat berharga pemerintah lebih stabil.
“Demikian juga untuk instrumen saham. Investasi saham masih menarik pada tahun 2023, meskipun volatilitasnya tinggi. Pada semester II-2023, faktor ekonomi dan politik seperti pelonggaran PPKM dan Pemilu 2024 diprediksi memengaruhi pergerakan saham,” kata Claudia, yang juga Founder & CEO Pluang, Selasa (14/2/2023).
Seiring melihat potensi dari sisi makro ekonomi, optimalisasi pasar investasi juga dilakukan dengan terus melakukan edukasi dan literasi kepada masyarakat selaku investor. Financial technology (fintech) memegang peran besar dalam hal ini. Di satu sisi memacu literasi keuangan, tapi di sisi lain fintech akan ikut serta mendorong ketahanan dana di pasar domestik dari partisipasi investor ritel domestik.
“Ini akan meningkatkan inklusi keuangan dengan lebih cepat lagi yang kita panggil leapfrog innovation. Ini sangat penting untuk memperkuat capital market di Indonesia, sehingga pemain lokal itu tidak selalu rely on foreign investment untuk tumbuh. Jadi itu poin penting sebenarnya, semoga kita sebagai pemain fintech dan AFTECH mendukung pertumbuhan investor ritel domestik,” imbuh Claudia.
Claudia berharap aspirasi ini ikut didukung pihak regulator dengan memastikan pengaturan dan kebijakan yang digelontorkan tidak membatasi inovasi.
“Apalagi, fintech yang juga bermula dari start-up sangat lekat dengan berbagai investasi. Begitu juga dukungan soal upaya bersama menggenjot penetrasi sektor keuangan di Indonesia,” tutup Claudia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post