youngster.id - Pembelajaran di era digital tidak lagi terbatas pada ruang kelas. Teknologi telah membuka akses yang lebih luas bagi siapa saja terhadap pengetahuan dan memungkinkan proses belajar berlangsung secara lebih fleksibel, interaktif, dan inklusif. Salah satunya lewat platform Youtube yang menggelar Program Akademi Edukreator yang menghadirkan ruang kelas lewat konten edukasi berkualitas.
Country Head YouTube Indonesia Suwandi Widjaja mengatakan, program ini dirancang untuk memberdayakan para pendidik melalui pengembangan keterampilan, pengakuan, dan adopsi alat-alat inovatif, termasuk kecerdasan buatan (AI). Sejak 2020 program Akademi Edukreator ini telah menjangkau lebih dari 4.000 peserta dari 34 provinsi.
“Ini adalah program kolaboratif untuk guru, kreator, dan profesional, yang bertujuan memperluas ketersediaan konten edukasi berkualitas di Indonesia,” ujarnya pada Jumat (26/9/2025)
Pada Akademi Edukreator 2025 yang merupakan kolaborasi YouTube bersama Kok Bisa dan Senyawa+ berhasil meluluskan 568 peserta.
“Hal ini menunjukkan komitmen luar biasa mereka dalam menciptakan konten yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan berdampak positif,” kata Suwandi lagi.
Sepanjang program berlangsung, para peserta dilatih untuk menguasai advanced masterclass yaitu mengasah keterampilan mereka untuk memaksimalkan dampak konten. Selain itu menerapkan keamanan digital untuk remaja dengan menciptakan lingkungan digital yang aman dan sehat bagi audiens muda. Serta mengeksplorasi Gemini AI dengan memanfaatkan Gemini untuk meningkatkan proses pembuatan konten, dari ideasi hingga produksi akhir.
Selain menciptakan konten edukasi berkualitas, komitmen pada inovasi dan keamanan juga menjadi pilar utama dalam program Akademi Edukreator. Google dan YouTube bekerja sama dengan ID Child Online Protection untuk mengedukasi orang tua, guru, dan anak-anak tentang keselamatan daring.
“Ini bukan hanya tentang menciptakan konten, tetapi juga tentang membangun ekosistem digital yang bertanggung jawab dan aman,” ujar Suwandi.
Pada tahun 2024, inisiatif ini berhasil melatih lebih dari 1.800 orang. Produk-produk Google seperti Family Link, YouTube Kids, dan fitur pengawasan YouTube yang dilengkapi dengan fitur Digital Wellbeing yang dirancang untuk memastikan ruang digital yang aman bagi semua usia.
“Kami akan terus mendukung para kreator untuk membuat konten yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga melindungi audiens mereka. Kami harap para alumni Akademi Edukreator dapat terus menginspirasi dan memberikan kontribusi nyata dalam dunia pendidikan di Indonesia,” katanya menegaskan.
Upaya ini mendapat sambutan positif dari para orang tua. Data Oxford Economics menunjukkan bahwa 75% orang tua yang menggunakan YouTube merasa lebih percaya diri dalam membimbing anak-anak mereka menggunakan YouTube atau YouTube Kids secara bertanggung jawab. Selain itu, 83% guru yang menggunakan YouTube sepakat bahwa platform ini membantu siswa untuk terus belajar di luar lingkungan kelas.
Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Prof Seto Mulyadi mengatakan, tantangan masyarakat di era digital saat ini adalah membimbing anak-anak agar mampu memanfaatkan teknologi dengan tetap berpegang pada akar budaya, nilai moral, dan jati diri mereka. Dengan begitu, internet dapat menjadi sahabat yang menumbuhkan potensi anak secara positif.
“Saya sangat mengapresiasi langkah Google dan YouTube yang terus berupaya menghadirkan wadah edukatif seperti Akademi Edukreator, yang membantu orang tua, guru, dan anak-anak menemukan cara terbaik dalam belajar sekaligus berkarya di dunia digital,” ucapnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post