youngster.id - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengantongi laba bersih pada kuartal pertama 2022 sebesar Rp14,5 triliun dari periode sama tahun lalu yang merugi -Rp323,8 miliar. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2022, Bukalapak juga mengecap laba operasional sebesar Rp14,42 triliun dari sebelumnya rugi -Rp327,9 miliar.
Bukalapak juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 86% menjadi Rp787,9 miliar.
“[Laba ini] terutama disebabkan oleh laba dari investasi ke PT Allo Bank Tbk (AlloBank),” demikian disampaikan dalam keterangan resmi Bukalapak.
Namun, EBITDA perusahaan masih minus Rp372 miliar dengan rasio adjusted EBITDA terhadap TPV naik dari -1,2% menjadi -1,1%.
Dirinci berdasarkan lini bisnis, Mitra masih menjadi penggerak utama pertumbuhan pendapatan Bukalapak sebesar 227% menjadi Rp471,8 miliar di kuartal pertama 2022 dari periode sama 2021, yaitu Rp144,3 miliar.
Bisnis Mitra juga masih memimpin kontribusi terhadap total pendapatan dengan porsi 60%, naik dari kontribusinya di kuartal pertama 2021 yang sekitar 34%. Jumlah Mitra Bukalapak melesat dari posisi 6,9 juta per Desember 2020 menjadi 13,1 juta per Maret 2022.
Lebih lanjut, Buka Pengadaan menyumbang 4,7% atau setara Rp37,5 miliar di kuartal I 2022. Namun, pendapatannya meningkat 52% secara tahunan. Sementara, bisnis Marketplace yang berkontribusi terbesar kedua ke total pendapatan Bukalapak, hanya tumbuh satu digit atau 9% menjadi Rp278,5 miliar di periode ini.
Total Processing Value (TPV) perusahaan di kuartal pertama naik 25% menjadi Rp34,1 triliun secara tahunan. Adapun, 74% dari total TPV disumbang dari transaksi luar tier 1. Lini bisnis Mitra mengantongi pertumbuhan 78% menjadi Rp 17,3 triliun. Kontribusinya terhadap total TPV naik 35% menjadi 51% pada kuartal I 2022.
“Pada kota di luar tier 1 Indonesia, penetrasi all-commerce, tren digitalisasi warung, serta toko ritel tradisional terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat,” tambahnya.
Saat ini, posisi kas Bukalapak per 31 Maret 2022 mencapai Rp20 triliun.
Diversifikasi Bukalapak ke bank digital melalui investasinya di AlloBank (IDX: BBHI) menuai hasil. Diketahui, Bukalapak ikut terlibat dalam investasi strategisnya ke bank digital milik CT Group tersebut. Dalam aksi right issue AlloBank beberapa waktu lalu, Bukalapak mencaplok sebanyak 11,49% saham AlloBank.
Bahkan, tak lama kemudian Bukalapak memperpanjang sinerginya dengan CT Group, juga Growtheum Capital Partners (investor AlloBank) melalui pendirian joint venture platform grocery AlloFresh. Nilai investasi yang digelontorkan untuk mengembangkan platform sebesar Rp1 triliun.
Diversifikasi ini bisa jadi strategi Bukalapak untuk mempertahankan pertumbuhan kinerja, mengingat posisinya tak lagi kuat di segmen Marketplace. Ruang pertumbuhan bisnis Mitra juga masih sangat besar mengingat masih banyak pelaku usaha kecil yang belum terpapar akses digital dan layanan keuangan di Indonesia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post