youngster.id - Untuk melindungi dan memulihkan kawasan bakau, yang memiliki peran penting dalam melindungi masyarakat dari dampak perubahan iklim, The Coca-Cola Foundation (TCCF) dan Conservation International Ventures (CI Ventures) meluncurkan proyek ketahanan iklim inovatif di kawasan Asia Tenggara, terutama Indonesia dan Filipina.
Asia Tenggara menjadi kawasan vital bagi ekosistem bakau, termasuk di Indonesia yang memiliki 3,63 juta hektar, mencakup sebagian besar hutan bakau yang tersisa di dunia.
Hutan bakau turut berkontribusi pada ketahanan wilayah pesisir, terutama di Filipina yang sering dilanda dan terkena dampak dari bencana angin topan setiap tahunnya.
Dengan memanfaatkan hibah senilai US$1,5 juta, proyek ini akan membentuk sebuah kumpulan investasi khusus berupa dana filantropi Conservation International Ventures, yang akan digunakan untuk mendukung tiga hingga empat usaha kecil dan menengah (UKM).
Dana tersebut akan dialokasikan kepada usaha yang mendorong kesejahteraan masyarakat lokal serta pelestarian bakau, seperti budidaya kepiting atau penangkapan kerang liar.
“Inisiatif pendanaan ini mewujudkan fokus berkelanjutan dari The Coca-Cola Foundation untuk membantu menciptakan ketahanan iklim yang lebih baik dan membantu masyarakat rentan untuk beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Meskipun ini hanyalah langkah awal, kami berharap bahwa kemitraan ini akan meningkatkan kualitas hidup lebih dari ribuan orang yang tinggal di wilayah pesisir rentan dengan restorasi dan melindungi garis pantai bakau di seluruh Indonesia dan Filipina,” kata Carlos Pagoaga, President, The Coca-Cola Foundation, Selasa (20/8/2024).
Secara global, upaya untuk melindungi kawasan bakau dari ancaman banjir pesisir diperkirakan dapat mencegah kerugian lebih dari US$80 miliar setiap tahunnya dan mempengaruhi kehidupan sekitar 18 juta orang di seluruh dunia.
Gracie White, Director of Global Ocean Investments, Conservation International Ventures mengatakan, ekosistem laut dan pesisir, seperti hutan bakau, padang lamun, dan rawa-rawa garam, memainkan peran penting dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim global. Hutan bakau khususnya dianggap sangat efektif dalam menyerap karbon, di mana satu kilometer persegi hutan bakau mampu menangkap karbon dalam jumlah yang sama dengan emisi tahunan dari 35.000 mobil.
“Proyek ketahanan iklim yang inovatif ini merupakan inisiatif terbaru yang mengubah pendekatan kami terhadap perlindungan iklim serta mendukung bisnis yang berfokus pada pertumbuhan dan pelestarian ekosistem bakau yang vital. Kami merasa sangat gembira atas dukungan yang diberikan oleh The Coca-Cola Foundation dalam upaya ini,” kata Gracie. (*AMBS)