Dio Santoso : Bisnis Kreatif Hadirkan Spot Foto Menarik

Dio Santoso, Co-founder & Direktur Haluu (PT Dreamscape Indonesia) (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

youngster.id - Era teknologi telah mengubah banyak hal, termasuk dalam cara berwisata dan menikmati pameran di museum atau galeri. Para wisatawan terutama generasi milenial tak sekadar menikmati suasana dan tempat wisata tetapi butuh mengabadikannya dalam foto yang instagrammable.

Generasi baru ini menuntut tempat wisata harus dapat mengakomodir kebutuhan mereka untuk mendapatkan foto-foto unik, menarik dan berbeda. Karena foto-foto itu akan langsung mereka pajang dan pamerkan di dinding media sosial pribadi mereka.

Sadar akan hal itu membuat banyak penyelenggara pameran pun menyajikan tema yang unik untuk memberikan hasil foto yang instagramable. Tingginya minat masyarakat atas instagrammable exhibition melahirkan peluang untuk menciptakan ini sebagai bisnis. Peluang bisnis ini ditangkap Dio Santoso dan kawan-kawan, dengan mendirikan Haluu di bawah PT Dreamscape Indonesia.

“Kami ingin pengunjung mendapatkan foto yang bagus dan merasakan pengalaman menyenangkan bermain di wahana dimana mimpi bertemu dengan nostalgia masa kecil.Melalui berbagai macam instalasi yang didominasi balon, kami berharap pengunjung dapat bernostalgia dan melupakan rasa stress mereka. Berburu foto di Baluun akan terasa seperti bermain-main di dalamnya,” ungkap Dio kepada youngster.id pada pembukaan pameran terbaru bertajuk Baluun di The Warehouse level 5, Plaza Indonesia Jakarta.

Sebelumnya mereka telah mengelar konsep Haluu di tempat yang sama. “Memang inspirasinya wahana ini memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi pengunjungnya. Jadi, selain benang merahnya have fun, kami juga menyiapkan sedemikian rupa agar pengunjung merasa nyaman dan puas dalam menginterprestasikan setiap wahana yang kami suguhkan,” kata Dio.

Kreativitas dalam menghadirkan spot foto yang menarik menjadi kunci dari pameran ini. Sebelumnya, PT Dreamscape Indonesia telah sukses menggelar instagrammable exhibition bertajuk Haluu World. Kini mereka menghadirkan pameran dengan konsep Baluun by Haluu, instagramable exhibition yang mengusung balon sebagai tema besar dari setiap instalasinya.

“Jadi konsep baru dari Haluu ini bernama Baluun yang diangkat dari pengalaman masa kecil semua orang. Balon, menurut kami sangat berhubungan erat dengan masa kecil, dimana waktu kecil banyak orang yang bisa sangat bahagia hanya karena mendapatkan balon,” ujar Dio.

BALUUN by Haluu yang terdiri dari 12 spot instalasi diselenggarakan mulai dari 30 Mei 2019 hingga 25 Agustus 2019. Tema besar balon di setiap instalasi Baluun akan dikolaborasikan dengan konsep ‘mimpi’ sebagai benang merah yang menggabungkan semua instalasi yang ada. Meskipun ide Baluun diambil dari pengalaman masa kecil, tetapi Baluun diperuntukkan untuk semua kalangan, baik bagi anak kecil, remaja, dewasa atau bahkan orang tua.

“Melalui berbagai macam instalasi yang didominasi balon, kami berharap pengunjung dapat bernostalgia dan melupakan rasa stres mereka. Berburu foto di Baluun akan terasa seperti bermain-main di dalamnya,” ungkap Dio.

Kebutuhan Konten

Dio menjelaskan, Haluu didirikan bersama keenam sahabatnya di awal tahun 2018. Mereka adalah Norine Wibowo, Antonius Chandra,  Andrew Lmadong, Kevin Pudjiadi, Andre Tanuwijaya dan Dio.

Menurut Dio, mereka pada punya visi dan misi untuk menciptakan bisnis kreatif yang dapat memenuhi kebutuhan milenial di era digital. Terutama kebutuhan untuk mendapat spot foto yang dapat mengisi konten mereka di media digital.

“Kami melihat banyak generasi milenial mencari konten hingga keluar kota dan keluar negeri untuk mencari spot-spot yang bagus aja. Kemudian kami berenam terpikir untuk membuat satu tempat atau instalasi yang menyediakan spot banyak. Selain itu, kami juga melihat kebutuhan foto juga bagian dari youtuber, vlogger. Akhirnya, Haluu ini didirikan,” paparnya.

Nama Haluu berasal dari bahasa Finlandia yang berarti eksplorasi hasrat keinginan. Oleh karena itu, Pameran Haluu adalah pemeran yang menghadirkan benda-benda yang unik, penuh warna, dan bermain dengan imajinasi. Termasuk ketika kali ini mengangkat tema balon.

“Namanya Haluu itu konotasinya kayak Halusinasi kebetulan cocok dengan jaman now. Dalam bahasa Finlandia Haluu itu artinya juga adalah kemauan. Jadi semua itu kami kolaborasikan dan ada filosofinya di belakang itu semua,” ujarnya.

Sayang, Dio enggan mengungkapkan besar modal dan revenue yang mereka dapat melalui kegiatan pameran ini. Dio lebih mengedepankan bahwa setiap wahana merepresentasikan konten dengan tema yang berbeda. Seperti ruang Moulin Rouge, yang merepresentasikan obsesi untuk kecantikan. Ruangan berwarna pink di seluruh dinding dan terdapat beberapa jerapah yang digantung terbalik dengan mengenakan aksesoris wanita. Lampu sorot pada ruangan tersebut juga menggambarkan keadaan ‘para jerapah’ ini yang sangat suka menjadi pusat perhatian.

Atau ruangan Path to Riches ini seolah-olah menyambut pengunjung menuju hutan keajaiban yang penuh dengan ‘kekayaan’. Sayangnya, perjalanan ini memiliki banyak persimpangan yang membingungkan. Keberuntungan hanya berpihak kepada mereka yang dapat memilih jalan yang benar. Jika tidak? Mereka akan tersesat dan ‘kekayaan’ yang diimpikan pun tidak akan pernah didapatkan.

Selain ruangan-ruangan tersebut, masih banyak ruangan lainnya yang sangat menarik di Haluu World ini. Ruangan  Fish in the Ocean yang menceritakan keserakahan manusia, ruangan Sand of Possibility yang menceritakan pilihan manusia untuk menghadapi tantangan atau justru malah menghindari, dan ruangan Castle in the Sky yang terdapat sumur permohonan di dalamnya.

“Semua ini memang ditujukan bagi mereka yang menginginkan konsep konten yang sesuai dengan imajinasi dan keinginan para pengunjung. Tentu dengan cara yang menarik dan menyenangkan,” ucap Dio.

Dio Santoso dan keenam rekannya mendirikan Haluu dengan visi dan misi untuk menciptakan bisnis kreatif yang dapat memenuhi kebutuhan milenial di era digital Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

Edukasi dan Kompetitor

Antusias masyarakat terlihat cukup besar, melihat ramainya pengunjung pameran ini. Bahkan, kini konsep pameran instalasi ini juga dihadirkan di kota Surabaya. Itu berkat edukasi pasar dengan para selebriti.

“Edukasi pasar yang selama ini kami lakukan di antaranya kami menggarap kerja sama dengan beberapa artis. Jadi, melalui sosial media saat ini juga dengan bantuan artis tersebut kegiatan kami dapat di-share dengan mudah. Orang-orang datang untuk hunting foto, shooting dan juga men-tag kami sehingga kegiatan yang ada di sini jadi banyak diketahui orang,” sambungnya.

Di balik kesuksesan mendirikan Haluu, toh tantangan selama perusahaan rintisan ini didirikan sedikit banyak juga pernah ditemui Dio bersama timnya. Salah satunya, beda pendapat antara co-founder satu dengan yang lain sering terjadi. Tentunya, perbedaaan pendapat itu menjadi tugas baru yang harus dipecahkan.

“Pastinya bekerjasama dengan banyak orang yang punya pemikiran, keinginan dan harapan berbeda, itu tidak mudah. Mungkin itu salah satu tantangan yang kami temui sejauh ini. Kalau sudah ketemu hal seperti itu kami obrolin rame-rame. Pokoknya bagaimana kami ini harus tetap memiliki satu pikiran sebagai solusi,” cerita Dio.

Mereka juga menyadari bahwa bisnis kreatif ini tidak bisa dibatasi. Untuk itu tentu mulai bermunculan pesaing. Meski demikian, Dio yakin bahwa masing-masing punya pasar yang berbeda.

“Kami percaya dengan apa yang kami suka dan masyarakat juga suka. Sehingga kami nggak pernah terpikirkan melihat adanya kompetitor baru dalam usaha yang sama. Tetapi kalau memang ada kompetitornya justru malah bidang ini sudah ada marketnya, dan bidang ini lebih banyak peminatnya,” ungkapnya.

BALUUN by Haluu 2019 kali ini turut didukung oleh beberapa teman public figure seperti Laura Basuki, Afgansyah Reza, Vidi Aldiano, Ranggaz Laksamana dan Marsha Aruan. BALUUN pun disponsori oleh 3 brand besar di Indonesia yaitu Ponds, Sasa, dan Tokopedia. Harga tiket masuk untuk pameran unik ini berkisar Rp 110 ribu hingga Rp 120 ribu.

“Kami ingin orang happy, dan dapat membantu mereka melepas kepenatan di tengah kesibukan ibukota. Harapannya ke depan banyak orang, khususnya milenial, lebih jauh mengenal konsep yang ditawarkan Haluu. Intinya, kami kepingin membuat orang selalu bahagia,” tutup Dio.

==========================================

Dio Santoso

=============================================

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Exit mobile version