Selasa, 9 Agustus 2022
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
  • Digital Community
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
  • Digital Community
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result

Filantropi Masa Depan: Orientasi Pada Dampak Sosial Berkelanjutan

26 Juni 2022
in Headline
Reading Time: 2 mins read
Filantropi

Filantropi Masa Depan: Orientasi Pada Dampak Sosial Berkelanjutan (Foto: Ilustrasi)

youngster.id - Kegiatan filantropi selama ini diidentikkan dengan kegiatan memberikan bantuan kepada pihak yang membutuhkan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, filantropi mulai menemukan relevansinya agar kegiatan yang dijalankan dapat memberikan dampak yang jauh lebih besar kepada masyarakat.

Hal tersebut diungkapkan oleh CEO Global Tanoto Foundation, J. Satrijo Tanudjojo dalam sesi diskusi “The Future of Social Investments in the Asian Decade” yang merupakan rangkaian acara Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) yang digelar di Nusa Dua Bali pekan ini.

Menurut Satrijo, kegiatan filantropi telah berubah dari yang sebelumnya berupa kegiatan memberikan bantuan sosial, menjadi investasi sosial. Dengan menggunakan terminologi ini, kegiatan filantropi fokus kepada dampak atau hasil atas program-program yang dilaksanakan.

“Dalam bisnis, investasi berarti akan ada keuntungan atau profit. Akan tetapi investasi sosial tidak selalu soal profit. Lebih dari itu, investasi sosial akan memberikan dampak. Jadi, yang pertama adalah dampak apa yang bisa diberikan,” kata Satrijo.

Baca juga :   Aplikasi Investasi Saham Raih Pendanaan Seri A

Satrijo menuturkan, dengan fokus kepada dampak atau hasil, kegiatan filantropi yang dilaksanakan bisa menjawab persoalan-persoalan besar yang ada di sebuah negara.

Seperti halnya di Indonesia, masyarakat kini mampu mengakses Pendidikan dasar dan menengah karena jumlah sekolah yang telah memadai. Namun di sisi lain, ada persoalan dalam hal kualitas guru yang masih perlu ditingkatkan. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Tanoto Foundation melalui salah satu programnya, fokus pada upaya peningkatan kualitas guru di Indonesia.

Yayasan ini juga menjalankan program lain yang fokus pada upaya peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD). Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memastikan agar setiap anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan usianya serta siap menempuh pendidikan dasar.

Baca juga :   Go-Pay Serius Garap Filantropi

“Kami pun memutuskan untuk fokus pada pendidikan usia dini, serta peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah. Itulah kenapa kami berinvestasi sangat besar dalam bidang tersebut hingga saat ini. Dalam pelaksanaannya kami bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra, dan organisasi lain,” jelas Satrijo.

Kemudian saat pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia termasuk Indonesia, Tanoto Foundation memutuskan untuk terlibat dalam berbagai upaya untuk membantu pemerintah dan masyarakat agar kegiatan pendidikan dapat terus berjalan. Salah satu yang dilakukan adalah mendorong digitalisasi dalam kegiatan belajar-mengajar.

“Menurut kami, Covid-19 telah mengajarkan kita satu hal, yakni kita bisa mengerjakan sesuatu dengan cara yang berbeda. Oleh sebab itu, strategi kami adalah kemitraan yang berlandaskan pada bukti dan dampak,” ungkap Satrijo.

Baca juga :   Tanoto Foundation Dukung Asian Games 2018

Sementara itu Deputi CEO Temasek Trust, Boon Heong Ng, yang juga menjadi pembicara di sesi tersebut, sependapat dengan pernyataan Satrijo bahwa filantropi tidak lagi sekedar memberikan uang, namun harus ada tujuan akhir dari kegiatan yang dijalankan.

Heong mengungkapkan, saat ini perusahaannya tak lagi sekedar memberikan dana hibah, namun juga mulai fokus kepada program investasi berdampak (impact investing). Program tersebut telah dilaksanakan oleh Temasek Trust dalam tiga tahun terakhir.

“Keberhasilan ini memvalidasi analisis atau tesis kami tentang potensi dan peluang untuk tetap menerapkan investasi berdampak di Asia dalam rangka memenuhi tuntutan SDG, dan kami tetap mendapat keuntungan dari modal swasta,” tutup Heong. (*AMBS)

 

Tags: Asian Venture Philanthropy Network (AVPN)filantropiTanoto FoundationTemasek Trust

Related Posts

pesawat tanpa awak
Innovation

Pesawat Tanpa Awak Multiguna Karya Tim Startup UMY Ini Tak Kalah Dengan Buatan Luar Negeri

9 Agustus 2022
0
Paxel Electric
Headline

Startup Paxel Raih Pendanaan Series C Senilai US$23 Juta

9 Agustus 2022
0
Batik Semar x WIR Group
News

Ikuti Perkembangan Teknologi, Batik Semar Hadir di Metaverse

8 Agustus 2022
0
Load More

Berita Terbaru

Binus x Blu

Binus Kolaborasi Dengan BCA Digital Permudah Mahasiswa Gunakan Layanan Perbankan

9 Agustus 2022
0
pesawat tanpa awak

Pesawat Tanpa Awak Multiguna Karya Tim Startup UMY Ini Tak Kalah Dengan Buatan Luar Negeri

9 Agustus 2022
0
20 Perusahaan Startup Masuk Pasar Modal

Pendanaan Startup Semester I/2022 Turun, Namun VC Global Tetap Kucurkan Modal

9 Agustus 2022
0
UMKM Idol

Tingkatkan Kapasitas Startup, Pemerintah Gelar Bootcamp Inkubasi Usaha di Tujuh Kota

9 Agustus 2022
0
Paxel Electric

Startup Paxel Raih Pendanaan Series C Senilai US$23 Juta

9 Agustus 2022
0
AMD x Agres

AMD Gandeng Ritel Patner Untuk Tingkatkan Pengalaman Pelanggan Akan Prosesor

8 Agustus 2022
0
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
Copyright © 2022 PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
  • Digital Community

Copyright © 2022 PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

Add youngster.id to your Homescreen!

Add
Go to mobile version