youngster.id - Sektor kuliner masih tumbuh di tengah melemahnya daya beli masyarakat selama pandemi Covid-19. Hal ini mendorong Foodstory Group untuk memberikan dukungan modal dan sumber daya bagi para pelaku F&B. Tahun ini, Foodstory Group menargetkan investasi di 15 merek F&B potensial.
CEO Foodstory Group Dennish Tjandra mengatakan, pihaknya melihat pertumbuhan industri kecil menengah (IKM) kuartal III-2021 sebesar 4,37%. Pertumbuhan ini didominasi oleh industri makan dan minuman. Hal inilah yang menjadikan Foodstory Group berfokus mendorong IKM terutama di sektor F&B untuk dapat meningkatkan skala bisnis mereka.
“Kami berkomitmen memberikan solusi bagi para pelaku usaha F&B agar mereka dapat mengembangkan bisnis ke level yang lebih jauh. Foodstory Group tidak hanya memberikan dukungan dalam bentuk dana investasi, namun juga memberikan dukungan ekosistem dan manajemen dari tim berpengalaman yang kami miliki. Hal ini kami lakukan untuk terus mendorong pertumbuhan mereka kedepannya,” kata Dennish, dalam keterangannya, Sabtu (26/2/2022).
Menurut Dennish, langkah ini mendorong peningkatan skala bisnis dari para pelaku bisnis F&B yang telah dan akan bergabung dalam ekosistem Foodstory Group. Meski baru berdiri satu tahun sejak Januari 2021, startup direct-to-consumer (D2C) F&B ini telah memiliki lima merek portfolio. Mulai dari Lahab Chicken (Arabian Fried Chicken), Chicken Pao (Asian Chicken Rice Bowl), Bowlgogi (Korean Beef Bowl), hingga Rames Kita (Indonesian dish), merek hasil kolaborasi perusahaan ini dengan Jessica Milla dan Enzy Storia. Yang terbaru adalah Gaaram yang terkenal dengan Ayam Batubara.
Menurut Dennish, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh para pelaku usaha, baik yang baru memulai bisnis ataupun yang telah berjalan. Contohnya, akses terhadap modal dan sumber daya. Kondisi ini sering kali menghambat, bahkan membuat bisnis yang tadinya berpotensi terpaksa tutup.
Selain itu, Dennish mengungkapkan, melalui pendanaan yang mereka dapatkan dari RND Kapital pada Oktober 2021, Foodstory Group telah berhasil mengakselerasi pertumbuhan masing-masing merek portofolio secara cepat hingga lebih dari 100 virtual restaurants. Chicken Pao yang menjadi salah satu merek portfolio perusahaan ini bahkan diklaim memiliki pencapaian tingkat pertumbuhan bisnis hingga 90 kali lipat sepanjang 2021.
“Tahun 2022, kami siap melakukan investasi di sekitar 15 merek F&B potensial di Indonesia. Kami terus bergerak mencari merek-merek yang potensial. Kami juga terbuka kepada setiap pelaku bisnis F&B yang memiliki visi meningkatkan skala bisnis mereka ke tingkat yang lebih baik dan sesuai dengan kriteria kami,” tambah dia.
Tidak hanya visi yang sama untuk meningkatkan skala bisnis, Foodstory Group juga terbuka pada merek yang produknya scalable dan telah teruji di pasar, memiliki 3-5 cabang dengan tingkat penjualan tertentu serta berfokus pada penjualan secara online melalui food delivery platform.
STEVY WIDIA