youngster.id - Indonesia memiliki 42,3 juta hektar lahan agrikultur. Hal ini mendorong startup agritech Gokomodo merilis dua platform utama untuk mendorong terciptanya ekosistem digital industri agrikultur Indonesia.
“Kami berupaya menjembatani kendala yang dimiliki buyer dan seller. Digitalisasi proses bisnis untuk menciptakan ekosistem digital yang menguntungkan kedua belah pihak adalah solusi yang dapat kami tawarkan,” kata Samuel Tirtasaputra CEO dan Co-Founder Gokomodo dalam pernyataan pers Selasa (12/7/2022).
Platform utama yang dirilis Gokomodo adalah Gokomodo eProcurement dan Gokomodo AgriCommerce. Kecanggihan platform all-in-one dari Gokomodo membuat pelaku industri perkebunan Indonesia semakin mudah menjalankan bisnisnya.
Gokomodo juga mengembangkan ekosistem digital yang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh smallholders. “Gokomodo akan selalu berusaha agar para pemangku kepentingan mendapatkan produk yang berkualitas dengan harga kompetitif dengan akses yang mudah,” katanya.
Selain eProcurement, Gokomodo juga menjadi platform terlengkap yang mengkhususkan diri di bidang agricommerce, khususnya perkebunan, memperjual-belikan segala kebutuhan sektor agrikultur di gokomodo.com, mulai dari alat perkebunan, perlengkapan keselamatan, produk agrokimia, hingga pupuk dan material umum.
Tampilan platform dirancang ramah pengguna agar mudah diakses oleh berbagai kalangan guna mendukung perkembangan petani dan pekebun di Indonesia.
“Platform eProcurement dan Agricommerce Gokomodo menyediakan direktori lengkap, tidak hanya produk kebutuhan agrikultur berkualitas, namun juga produk alat bangunan, alat keselamatan, serta dapat menerima permintaan untuk produk lainnya secara spesifik melalui layanan customer service,” kata Rizky Amalia dari First Resources Ltd.
Dia menegaskan, adanya jaminan mutu dari Gokomodo, dalam hal menjaga orisinalitas dan kualitas produk yang dijual dengan bekerja sama dengan principal dan distributor terpercaya.
Rizky menjelaskan, Gokomodo memiliki banyak fitur andalan yang memudahkan digitalisasi proses pengadaan (procurement), mulai dari tahap Request for Quotation (RFQ), Tender, hingga Konfirmasi Pembelian dapat dilakukan secara praktis.
“Berbagai fitur eProcurement Gokomodo bertujuan untuk mewujudkan transparansi dan kemudahan pada proses procurementsektor agrikultur. Selain itu, segala riwayat aktivitas pengadaan akan disimpan secara digital oleh Gokomodo sehingga dapat diakses kembali apabila dibutuhkan,” katanya.
Saat ini, platform eProcurement Gokomodo terus berkembang pesat dan memiliki lebih dari 2.000 seller/vendor serta dipercaya oleh para pemain besar di sektor agrikultur, seperti Bumitama Agri Ltd., Global Palm Resources, PT FAP Agri Tbk, dan Sampoerna Agro.
STEVY WIDIA