youngster.id - Tahun ke-10 penyelenggaraan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2021 kembali digelar di masa pandemi Covid-19. Meski begitu, Harbolnas berhasil membukukan nilai transaksi sebesar Rp 18,1 triliun, atau naik 56% dari Rp11,6 triliun dibanding 2020.
Pencapaian tersebut ternyata melebihi ekspektasi Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), yang menargetkan nilai transaksi Harbolnas 2021 sebesar Rp 13 Triliun. Nilai transaksi ini tercatat dalam hasil survei yang dilakukan NielsenIQ Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Bima Laga mengungkapkan optimismenya pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sektor digital, terutama industri e-commerce. “Program Harbolnas terbukti sangat dinanti masyarakat, baik konsumen, juga pelaku usaha,” kata Bima, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (31/12/2021).
Menurut Bima, Indonesia yang masih sedang berjuang mengalahkan pandemi memang membutuhkan program seperti ini untuk membantu pelaku usaha untuk mendorong transaksi, di sisi konsumen membantu menaikkan daya beli.
Sementara itu, dalam paparannya, Director of NielsenIQ Indonesia, Rusdy Sumantri menyebut hasil Harbolnas 2021 sebagai salah satu wujud adanya potensi pertumbuhan ekonomi di masa pandemi. Menurutnya, nilai transaksi meningkat karena jumlah pengguna internet di Indonesia naik 32% dari 34 juta pada 2020 menjadi 45 juta orang pada 2021. Hal ini membuat jumlah pembeli online atau pengguna e-commerce melesat 88% dari 17 juta menjadi 32 juta orang pada periode yang sama.
Fesyen, produk kecantikan, dan perawatan tubuh menjadi tiga kategori utama yang menyumbang besar dalam transaksi Harbolnas kali ini. Namun pertumbuhan dari kategori kuliner juga cukup besar, pun dengan kebutuhan sehari-hari. Selain itu, transaksi dari luar Jawa juga mengalami peningkatan sebesar 42%. Peningkatan infrastruktur internet dinilai juga membantu penyebaran pengguna internet hingga mendorong peningkatan jumlah online shopper yang mengikuti Harbolnas 2021 ini. Secara paralel, Harbolnas juga mendorong minat untuk menjadi entrepreneur baru, yakni pelaku usaha yang siap masuk ke industri digital.
“Kenaikan internet users dan online shoppers terjadi karena kita mengalami PSBB sampai PPKM, yang membuat kita banyak melakukan aktivitas di rumah sejak 2020. Mobilitas di dalam kota jadi terhambat dan mengubah behaviour konsumen,” ungkap Rusdy.
Minat belanja pada masa harbolnas naik karena pengguna eCommerce menunggu gratis ongkir alias ongkos kirim mencapai 80 persen. Bebas ongkir utamanya berlaku untuk pengiriman barang dengan durasi 2-3 hari. Tercatat, rata-rata biaya ongkir e-commerce turun sekitar Rp 2.000 menjadi Rp 17 ribu per transaksi untuk wilayah Jawa. Begitu juga untuk luar Jawa, turun Rp 2.000 menjadi Rp 29 ribu per transaksi.
Peningkatan nilai transaksi belanja saat harbolnas juga didukung daya tarik terhadap tawaran uang kembali (cashback) 33%, diskon 73%, dan voucer 28%. Secara volume transaksi, belanja saat harbolnas naik 7,4 kali dari pembelian konsumen di e-commerce pada hari biasa. Nilai transaksi belanja saat harbolnas didominasi oleh 97% pembeli tetap di e-commerce. Jumlahnya meningkat 5,5% dari tahun lalu.
Dari jenis barang, pembelian terbanyak saat harbolnas masih didominasi oleh produk fesyen yang mencapai 80%. Namun, pertumbuhan pembeliannya turun 1% dari 2020.
Selanjutnya, pembelian produk terbanyak berupa kosmetik 53%, produk perawatan pribadi seperti untuk kulit (skin care) 40%, makanan dan minuman 38%, dan pembayaran tagihan atau isi ulang pulsa 36%. Berbagai jenis barang ini tumbuh positif pada harbolnas tahun ini, masing-masing naik 3%, 4%, 3%, dan 6%. Pembelian yang juga tumbuh adalah kebutuhan pokok naik 4% dan pemesanan tiket perjalanan 1%.
Sementara pembelian yang turun, yakni barang-barang teknologi dan gadgets sekitar 2%, elektronik 1%, buku 1%, dan hiburan 3%.
Dari segi saluran pembayaran, mayoritas menggunakan dompet digital dari e-commerce mencapai 65%. Sisanya, bayar langsung (cash on delivery/COD) 29%, virtual account bank 25%, dompet digital bank 21%, mobile banking 19%, dan internet banking 14%. (*AMBS)
Discussion about this post