Ini Tiga Model Ekonomi Kreatif Yang Bakal Tren di 2025

Menekraf/Kabekraf Teuku Riefky Harsya. (Foto:istimewa/Kemenparekraf)

youngster.id - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif di 2025. Ketiganya akan mendorong dinamika inovasi dengan menggabungkan nilai-nilai budaya lokal dan perkembangan teknologi untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya menyebutkan konsep yang diprediksi bakal menjadi tren yaitu Local is the New Luxury.

“Menonjolkan kebanggaan terhadap produk dan budaya nusantara dengan standar kualitas dunia,” kata Menekeraf Riefky dikutip dari keterangan resmi Senin (23/12/2024).

Tren kedua yang bakal muncul di 2025 menurut Riefky ialah konsep Experiential Experience Kuliner, menawarkan sensasi baru dalam menjelajahi cita rasa kuliner khas nusantara.

Lalu tren ketiga yang akan merebak ialah Revolusi Mode yang menekankan pada keberlanjutan dan visi masa depan industri yang ramah lingkungan. Salah satunya dengan meningkatkan pemanfaatan bahan-bahan dari serat alami.

“Keseluruhan tren ini mencerminkan arah ekonomi kreatif yang berorientasi pada inovasi, keberlanjutan, dan relevansi budaya di tengah era digital,” ujar Riefky.

Sejumlah tren tersebut diharapkan dapat memenuhi target-target yang akan dicapai Kemenekraf dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Ekraf pada 2029 sebesar 8,37% sesuai yang tertuang dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional).

“Kami akan menavigasi strategi penguatan ekosistem ekonomi kreatif ini dengan merujuk pada arah dan kebijakan pengembangan ekonomi kreatif yang telah disusun oleh BAPPENAS,” tegas Menekraf Riefky

Kemenekraf telah memiliki big data untuk menguratori dan memperjuangkan pelaku ekonomi kreatif. Namun masih ada tugas besar untuk mengembangkan industri ekonomi kreatif agar mampu bersaing di pasar yang lebih besar.

Integrasi big data dari ke-17 subsektor ekonomi kreatif akan menggambarkan rantai value dan ekosistem seperti apa yang bisa diselaraskan dengan kementerian terkait, private sector apa yang bisa membantu serta merangkul komunitas untuk bisa berkembang bersama.

Mengacu pada indikator pertumbuhan ekspor ekraf sebesar 5,96%, penyerapan tenaga kerja ekraf sebanyak 27.66 juta orang, dan pertumbuhan investasi ekraf sebesar 8,08%.

Adapun di semester I 2024, nilai ekspor dari ekraf terlihat menunjukkan hasil yang memuaskan yakni US$12.36 miliar. Angka tersebut naik sebesar US$540 juta dari capaian di tahun lalu dalam periode yang sama.

Nilai komoditas ekspor tertinggi di 2024 tercipta paling banyak dari komoditas Fesyen dengan nilai US$6,77 miliar, lalu disusul komoditas kriya dengan nilai US$4,76 miliar, dan kuliner sebesar US$830 juta.

 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version