youngster.id - Kontribusi ekonomi kreator konten Indonesia diperkirakan mencapai US$376 miliar atau setara Rp6,28 kuadriliun (kurs Rp16.772) pada 2030. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan dampak komersial terbesar di Asia Pasifik, dan yang kedua tercepat pertumbuhannya di Asia Pasifik.
Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas digital telah menjadi motor baru dalam menggerakan ekonomi. Konversi ini akan berdampak komersial, mengubah interaksi dengan audiens dan mempengaruhi total nilai barang dan jasa.
General Manager Global Business Solutions TikTok Indonesia Kelly Umberfield mengungkapkan, saat ini nilai kontribusi ekonomi Indonesia senilai US$247 miliar.
“Para kreator telah menjadi kekuatan ekonomi yang penting, yang mengubah koneksi dengan para penonton menjadi konversi, dan berdampak nyata bagi pertumbuhan bisnis dan brand,” ucapnya dikutip Kamis (13/11/2025).
Menurut Kelly, salah satu hal kunci yang mendorong dampak ekonomi oleh para creator adalah autentisitas. Hasil temuan Kunci Studi ‘The Art & Science of Authenticity’ oleh Accenture Song mendapati 8 dari 10 orang Indonesia mengatakan mereka terpengaruh untuk membeli karena konten yang autentik.
“Ini bukti bahwa autentisitas tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mengubah perilaku pembelian. Autentisitas tidak hanya terbatas untuk kreator, namun juga brand,” katanya.
Dalam studi tersebut, terdapat dua aspek autentisitas yakni aspek fungsional yang mana penonton mencari fungsi nyata dari sebuah produk atau layanan, misalnya perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan produk atau layanan.
Kemudian aspek emosional yang tercermin dalam nada, gaya, dan kepribadian yang mudah dirasakan oleh konsumen.
Di Indonesia, penonton lebih cenderung mengutamakan konten emosional yang terasa autentik, 55% konsumen Indonesia mengatakan mengasosiasikan konten lo-fi (tanpa filter, spontan) lebih autentik. Sementara 70% konsumen mengatakan siaran langsung (live streaming) terasa lebih autentik dan nyata.
Selain itu, Kelly mengatakan, 87% konsumen di Indonesia mengatakan konten yang autentik membuat mereka mengambil aksi dalam pertimbangan brand, termasuk mencari, mengklik, atau bertransaksi. Angka ini tertinggi di kawasan Asia Pasifik.
Untuk memperkuat ekosistem bisnis digital tersebut, TikTok menghadirkan TikTok One, sebuah platform terpadu yang menyatukan brand, agensi, dan kreator dalam satu sistem kolaborasi. Melalui TikTok One, pengiklan dapat menemukan kreator yang relevan, mengeksekusi kampanye secara efisien, dan mengukur dampaknya secara langsung.
TikTok One menyediakan dua jalur utama. Pertama untuk brand dan pengiklan, TikTok One membantu menemukan kreator, mengatur produksi, serta mengoptimalkan distribusi konten dengan fitur berbasis AI seperti Better Creator Search, Amplified Partnerships, dan Customizable Distribution.
Kedua Untuk kreator, platform ini membuka peluang monetisasi baru melalui kerja sama langsung dengan brand, sistem pembayaran fleksibel, dan fitur Enhanced Discoverability yang memperluas jangkauan audiens.
Selain itu, TikTok memperkenalkan TikTok Symphony Assistant, asisten kreatif berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mempermudah brand dan kreator membuat, menerjemahkan, hingga menyempurnakan materi video. Fitur ini memungkinkan pembuatan konten secara cepat, efisien, dan sesuai tren, memperkuat daya saing pelaku bisnis di ekosistem digital.
“Ekosistem ini menjadi bukti bahwa ekonomi kreator bukan hanya fenomena sosial, tetapi sektor ekonomi nyata dengan potensi besar bagi pertumbuhan bisnis di Indonesia. Dengan dukungan teknologi, kreativitas, dan data, kolaborasi antara kreator dan brand di TikTok diyakini akan terus memperluas peluang ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
