youngster.id - Perusahaan e-Commerce Lazada menggelar Gerakan Akselerasi Karya Rakyat (AKAR) Indonesia. Inisiasi ini untuk mendukung produk buatan lokal. Bahkan Lazada menutup akses impor bagi tiga klaster industri nasional yaitu tekstil, makanan minuman dan kerajinan yang dijual oleh cross border atau penjual dari luar negeri.
Head of Public Affairs and Public Policy Lazada Indonesia, Waizly Darwin mengatakan, penutupan keran impor terhadap tiga klaster industri nasional ini dilakukan secara proaktif, progresif, dan secara berkala sepanjang satu tahun belakangan di masa pandemi Covid-19. Apalagi tiga klaster industri nasional tersebut merupakan klaster yang termasuk dalam agenda pemerintah terkait program substitusi impor dan juga program pemulihan ekonomi nasional.
“Penutupan keran impor pada tiga klaster industri nasional dengan ratusan komoditasnya adalah satu langkah yang kami lihat penting demi penyelamatan ekonomi nasional. Demi mendukung pebisnis lokal pada klaster bisnis tersebut agar bisa merajai pasar domestik,” ungkap Waizly dalam siaran pers Kamis (5/8/2021).
Menurut dia, langkah ini dilakukan dengan mengedepankan sense of crisis dan sense of urgency. Pihaknya akan terus melakukan pemantauan, pengkajian serta pembaruan kebijakan di platform Lazada Termasuk terkait penjualan antar negara agar bisa tetap relevan dan sesuai dengan kebijakan pemerintah saat ini terkait impor, pemulihan UKM, dan pemulihan ekonomi nasional.
“Fungsi gerakan AKAR ini adalah terkait penguatan UMKM domestik terutama di daerah sentra industri nasional,” ujar Waizly.
Dia menjelaskan, fokus dari gerakan AKAR adalah membentuk jaringan, bimbingan teknis pagi para ukm lokal agar mereka dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi UMKM Serta mengembangkan kemampuan logistik. Melalui gerakan AKAR ini pedagang lokal yang selama ini masih jualan produk impor yang diambil dari importir bisa menjual produk yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi.
Waizly juga mengatakan ada beberapa kegiatan dalam gerakan AKAR ini. Pertama training literacy e commerce untuk ribuan UMKM lokal yang belum terdigitalisasi . “Ini jadi penting karena menurut studi yang kami lakukan pada akhir tahun 2020 kemarin disebutkan hanya 13% UMKM yang sudah terdigitalisasi,” katanya.
Kedua yaitu pembentukan komunitas AKAR melalui forum diskusi antara pemerintah, brand lokal, daerah industri yang difasilitasi Lazada untuk membahas hal yang terkait pengembangan kapasitas dan kualitas produksi UMKM serta kemampuan logistik. Ketiga yaitu program digitalisasi untuk klaster industri di Indonesia yang dilakukan melalui kerja sama dengan Kementerian/Lembaga terkait dan pemerintah daerah terkait.
STEVY WIDIA