youngster.id - Collin Marvel Junus, pelajar Indonesia kelas 11 Jakarta Intercultural School (JIS) menjadi finalis International Blockchain Olympiad (IBCOL) 2021. Ini adalah kompetisi global tahunan yang mengundang siswa seluruh dunia untuk menggali usulan solusi nyata bagi masalah dunia dengan memanfaatkan teknologi blockchain.
Collin adalah siswa Indonesia pertama yang berhasil mencapai babak final dunia. Dia akan bersanding degnan 12 finalis delegasi internasional pada kompetisi IBCOL. Kompetisi yang digelar sejak tahun 2017 ini telah diikuti lebih dari 1.000 siswa dari 60 negara.
Collin mengangkat penelitian tentang teknologi blockchain dalam membantu meningkatkan proses operasi dan profitabilitas pertanian di negara berkembang seperti Indonesia.
“Teknologi blockchain memungkinkan pelacakan dan penelusuran informasi dalam rantai pasok makanan, sehingga meningkatkan keandalan dan ketersediaan pangan. Hal ini memungkinkan cara aman untuk menyimpan dan mengolah data, yang memfasilitasi pengembangan dan penggunaan inovasi berbasis data untuk pertanian pintar dan asuransi pertanian berbasis indeks pintar,” ungkap Collin dalam keterangannya, Senin (11/4/2022).
Bekerja sama dengan Dr. Ir. Richard Mengko dosen ITB dan pakar bidang teknologi dan computer science, Collin melakukan penelitian tentang bagaimana Indonesia dapat menerapkan sistem blockchain untuk petani.
Mereka menghubungkan manajemen rantai pasok beras dikaitkan dengan integrasi Artificial Intelligence (AI) dan teknologi blockchain untuk efisiensi, produktivitas, dan profitabilitas.
Manajemen inventaris pertanian yang lebih transparan juga terbantu dengan teknologi blockchain. Penggunaan teknologi blockchain pada pertanian juga dapat meningkatkan produktivitas.
Selain itu, penggunaan luar biasa lainnya dari blockchain di bidang pertanian adalah alternatif bagi petani untuk mendapatkan pinjaman mikro. Petani kecil hingga menengah rata-rata membutuhkan pinjaman sesekali untuk mempertahankan dan menjalankan bisnis mereka.
“Blockchain dapat membantu petani mendapatkan pinjaman mikro di jaringan pemberi pinjaman di seluruh dunia. Dengan blockchain, petani hanya menanggung beban biaya bunga yang kecil, sehingga membantu mereka mempertahankan dan menjalankan bisnis secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Menurut Collin, kaum muda harus merangkul munculnya teknologi blockchain untuk menciptakan sistem yang bermanfaat bagi masyarakat. Di sekolah, Collin saat ini memimpin klub JIS Metaverse, komunitas berbasis blockchain dengan lebih dari 130 siswa sekolah menengah yang bertujuan untuk membangun, belajar, dan berinvestasi.
“Sistem pertanian blockchain dapat mengubah proses tradisional yang ada agar memaksimalkan potensi mengambil peran bagian yang lebih adil dari pasar dan produksi yang lebih efisien melalui teknologi. Tujuan akhirnya adalah memberdayakan petani,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post