Pendanaan ke Startup Fintech di Asia Tenggara Turun 25% Pada Paruh Pertama 2024

pendanaan startup

Pendanaan Startup di Asia Tenggara Anjlok 59% dalam Sembilan Bulan Pertama Tahun 2024 (Foto: Ilustrasi)

youngster.id - Total pendanaan untuk startup fintech di Asia Tenggara (SEA) turun 25% menjadi US$899 juta pada paruh pertama tahun 2024 dari US$1,2 miliar pada tahun lalu.

Hal itu terungkap dari laporan terbaru yang dirilis perusahaan intelijen pasar Tracxn bertajuk “Geo Semi-Annual Report: SEA FinTech H1 2024”, yang menyebutkan bahwa pendanaan tersebut juga mengalami penurunan sebesar 31% dari US$1,3 miliar yang dikumpulkan pada paruh kedua tahun 2023.

Laporan itu menyebutkan, ekosistem startup fintech di Asia Tenggara mengalami pendanaan setengah tahunan tertinggi pada paruh kedua tahun 2021, setelah itu pendanaan tersebut menurun secara signifikan.

“Kondisi makroekonomi dan masalah geopolitik saat ini semakin berkontribusi terhadap tren penurunan ini, menjadikan paruh pertama tahun 2024 sebagai paruh tahun yang paling sedikit pendanaannya dalam tiga tahun terakhir,” kata Tracxn, seperti dilansir TN Global, dikutip Sabtu (6/7/2024).

Laporan itu menyebutkan bahwa penurunan ini didorong oleh penurunan investasi tahap awal dan tahap akhir. Investasi tahap akhir turun 47% menjadi US$338 juta pada paruh pertama tahun 2024 dari US$632 juta pada paruh pertama tahun 2023. Sedangkan, investasi seed-stage mencapai US$42,5 juta pada paruh pertama tahun 2024, turun 53% dari US$90 juta pada paruh pertama tahun 2023.

Namun, pendanaan tahap awal (early-stage) meningkat 17% menjadi US$519 juta pada paruh pertama tahun 2024 dari US$443 juta pada paruh pertama tahun 2023.

Pada paruh pertama tahun 2024 ini hanya terjadi dua putaran pendanaan senilai US$100 juta+, dibandingkan empat putaran pada masing-masing putaran pada paruh pertama tahun 2023 dan paruh kedua tahun 2023. ANEXT Bank mengumpulkan US$148 juta dalam putaran Seri D, dan GuildFi juta memperoleh Us$140 juta dalam putaran pendanaan Seri A.

“Teknologi investasi, pinjaman alternatif, dan teknologi perbankan merupakan segmen dengan kinerja terbaik berdasarkan pendanaan pada paruh pertama tahun 2024 di sektor fintech Asia Tenggara,” tambahnya.

Sejatinya, penurunan pendanaan terjadi di berbagai segmen. Namun, segmen teknologi investasi memperoleh total pendanaan sebesar US$216 juta pada paruh pertama tahun 2024, meningkat 666% dibandingkan dengan US$28,2 juta pada enam bulan pertama tahun 2023.

Segmen pinjaman alternatif mengumpulkan US$206 juta pada paruh pertama tahun 2024, turun 59% dibandingkan dengan US$502 juta yang dikumpulkan pada paruh pertama tahun 2023.

Perusahaan Teknologi Perbankan mengumpulkan US$186 juta pada paruh pertama tahun 2024, tumbuh sebesar 59% dari US$117 juta yang dikumpulkan pada paruh pertama tahun 2023.

Selain itu, tak satu pun perusahaan dari bidang ini yang go public dalam enam bulan pertama tahun 2024. Namun, terdapat peningkatan jumlah akuisisi, menjadi 16 pada paruh pertama tahun 2024 dari 11 pada paruh pertama tahun 2023 dan 13 pada paruh kedua tahun 2023.

Singapura memimpin dalam hal pendanaan di sektor ini, mencakup lebih dari separuh total investasi. Perusahaan fintech yang berbasis di Singapura mengumpulkan US$518 juta pada paruh pertama tahun 2024, sementara perusahaan yang berbasis di Bangkok dan Jakarta masing-masing mengumpulkan US$140 juta dan US$128 juta.

East Ventures, Y Combinator, dan 500 Global adalah investor terbesar sepanjang masa di bidang ini. Sementara itu, Antler, Hashed, dan AppWorks merupakan investor teratas dalam putaran tahap awal pada paruh pertama tahun 2024, sementara MassMutual Ventures, Illuminate Financial, dan Nyca Partners merupakan investor tahap awal teratas. Sedangkan, MUFG Innovation Partners dan NewView Capital merupakan investor terbesar pada putaran akhir periode tersebut.

“Meskipun ada tantangan tertentu, terdapat optimisme yang signifikan terhadap pertumbuhan jangka panjang kawasan ini. Faktor-faktor seperti populasi muda, basis konsumen yang besar, ketergantungan pada sistem keuangan dan komersial informal, dan inisiatif pemerintah diperkirakan akan mempercepat pertumbuhan di kawasan ini,” pungkasnya. (*AMBS)

 

Exit mobile version