youngster.id - Platform e-commerce, Plugo, berhasil meraih pendanaan Seri A senilai US$9 juta atau sekitar Rp140 miliar. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh Altos Ventures, serta didukung oleh BonAngels Venture Partners, Access Ventures, Mahanusa Capital, Prodigy Investment, dan Pearl Abyss Capital.
Founder dan CEO Plugo, Kyungmin Bang mengungkapkan, Plugo didirikan untuk memberdayakan siapa pun yang ingin memulai bisnis online. Plugo memberi kendali yang lebih besar kepada para penggunanya, brand identity yang lebih kuat, serta kemampuan untuk mengatur harga jual barang yang lebih bersaing sekaligus scalable atau terukur.
“Kami bangga mengumumkan perolehan dana segar ini, yang merupakan bukti nyata dari kepercayaan para investor terhadap bisnis kami,” kata Kyungmin dalam keterangannya, Senin (19/12/2022).
Dia juga mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan produk di masa mendatang, dan perekrutan di berbagai divisi seiring rencana Plugo untuk memperluas cakupan operasionalnya
Menurut Bang, pasar e-commerce Indonesia merupakan salah satu yang mengalami pertumbuhan terpesat di dunia, termasuk selama penurunan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi. Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, ekonomi digital Indonesia bernilai sekitar USS77 miliar tahun ini. Khusus pasar e-commerce diprediksi akan dominan berkontribusi pada perkembangan ekonomi digital, yang akan mencapai US$130 miliar pada 2025.
“Tidak hanya nilainya yang besar dan signifikan, tetapi di sana masih banyak peluang tak terhingga. Terlebih lagi, bisnis lokal telah mengadopsi teknologi digital dengan sangat cepat karena inovasi ekosistem e-commerce yang terus berkembang dan juga perubahan perilaku konsumen yang dinamis,” paparnya.
Lebih lanjut dikatakan dia, selama dekade terakhir, tren pasar selalu didominasi oleh business-to-consumer [B2C] atau marketplace. Platform direct-to-consumer [D2C] seperti Plugo baru-baru ini saja menjadi tren untuk bisnis yang lebih transparan dan efisien. “Namun, kami percaya Plugo memiliki potensi besar karena masih banyak ruang untuk tumbuh dan juga celah besar di pasar, khususnya di kalangan UMKM,” ujar Kyungmin.
Beberapa tahun ke belakang, ekosistem e-commerce dirancang sedemikian rupa sehingga mendirikan toko merupakan tantangan sulit, dan berjualan bahkan lebih sulit lagi. Faktor-faktor ini menciptakan lingkungan di mana ukuran, pengalaman, dan ketersediaan dana menjadi halangan bagi sebagian besar merchant baru.
Selain itu, merchant yang memulai usaha juga memiliki kekhawatiran dalam membangun branding untuk jangka panjang. Hal ini terutama lebih penting di masa sekarang, di mana bisnis baru bermunculan di mana saja setiap saatnya.
“Platform kami dirancang untuk menghilangkan rintangan tersebut—kami ingin mendemokratisasi e-commerce dan mempermudah merchant kami untuk meraih kebebasan,” ujar Kyungmin.
Sementara Moon-suk Oh, Partner di Altos Ventures menyebut, Plugo menawarkan serangkaian fitur yang tidak tertandingi, yang dapat mengubah masa depan e-commerce di Indonesia. “Misi Plugo sejalan dengan misi kami untuk menciptakan nilai ekonomi yang signifikan seraya memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Kami sangat senang bermitra dengan Plugo untuk mendukung visi serta pertumbuhan bisnis mereka.” Katanya.
Founder dan General Partner di Access Ventures, Charles Rim, mengatakan, pihaknya sangat terkesan dengan tim berpengalaman yang dibentuk oleh Kyungmin. “Kami yakin ini adalah waktu yang tepat untuk kelahiran Plugo karena lanskap e-commerce sedang mengalami turbulensi yang akan membawa disrupsi positif, menguntungkan merchant serta konsumen yang aspiratif,” katanya.
Plugo didirikan pada 2022 dan baru saja meluncurkan versi closed beta. Rencananya, Plugo akan resmi rilis pada awal 2023 di mana platform tersebut nantinya dapat digunakan oleh calon pengguna di seluruh Indonesia.
STEVY WIDIA