youngster.id - Untuk mendorong literasi keuangan terutama di kalangan anak muda, Kredivo menggelar gerakan Generasi Djempolan.Sebagai gerakan literasi keuangan digital, Kredivo fokus melakukan edukasi bagi generasi muda di berbagai daerah untuk menjadi generasi melek keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Sejak satu tahun diinisiasi, gerakan literasi keuangan digital “Generasi Djempolan Kredivo” telah menyambangi 4 kota di Indonesia, yaitu Makassar, Pontianak, Manado, dan Batam. Lebih dari 600 generasi muda dari empat kota telah mengikuti rangkaian kegiatan agar semakin fasih menggunakan layanan keuangan digital dengan bijak dan mendukung pengembangan potensi ekonomi lokal
Bandung jadi kota ke-5 rangkaian kegiatan Generasi Djempolan, untuk mengajak generasi muda lokal terus berinovasi di tengah ramainya kompetisi industri kreatif di Bandung.
Lily Suriani, General Manager Kredivo, menjelaskan, sebagai pelaku industri ekonomi keuangan digital, Kredivo melihat potensi yang besar dari generasi muda yang melek keuangan bagi pertumbuhan ekonomi
“Melalui Generasi Djempolan, kami berharap dapat turut menciptakan ekosistem keuangan digital yang kondusif, mengingat bonus demografi dari generasi muda di Indonesia serta perannya sebagai agen perubahan di masyarakat. Di Bandung sendiri, generasi muda memiliki peran penting bagi pertumbuhan ekonomi lokal, melalui industri kreatif. Oleh karena itu, di tengah kompetisi yang semakin ketat, daya saing pelaku industri kreatif di kota ini harus senantiasa ditingkatkan,” papar Lily dalam webinar, Jumat (8/10/2021).
Menurut Lily, pengguna Kredivo di Bandung mengalami peningkatan hingga 141% di tahun ini, yang mayoritas didominasi oleh kalangan muda usia 20-29 tahun. Menyandang status sebagai Creative City Network UNESCO, kompetisi pelaku ekonomi kreatif di kota tersebut pun juga semakin ramai. Tercatat, Bandung memiliki 126.184 unit usaha kreatif, jauh lebih banyak dibandingkan dengan Yogyakarta yang hanya memiliki 26.910 unit usaha kreatif, dan Bali dengan 37.857 unit usaha kreatifnya.
“Selain membantu pelaku usaha kreatif untuk meningkatkan daya saing dan memberikan akses untuk membantu meningkatkan transaksi, Gerakan Generasi Djempolan juga diharapkan dapat mengajak lebih banyak generasi muda Bandung untuk mampu berinovasi dan terus mencari peluang pasar,” kata Lily lagi.
Lebih lanjut, pengguna Kredivo di Bandung juga mengalami peningkatan hingga 141% year-to-date di 2021 , jika dibandingkan dengan 2020. Selain itu, usia pengguna mayoritas juga didominasi oleh kelompok umur milenial produktif, yaitu kelompok umur 20-29 tahun, sebanyak 50%%. Sementara itu, proporsi layanan yang paling banyak digunakan adalah pembelanjaan retail (64%) dan pinjaman tunai (36%), dimana mayoritas pengguna beralasan menggunakan pinjaman tunai sebagai modal usaha.
Berkaca pada potensi tersebut, Kredivo secara aktif mengajak generasi muda di Kota Bandung untuk melek keuangan dan mampu terus meningkatkan daya saing usaha kreatifnya.
Sementara itu, Susilo Sudjono, Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) yang juga hadir sebagai keynote speaker mengatakan, edukasi terkait layanan keuangan digital terus menjadi fokus baik bagi pemerintah maupun pelaku industri. APPI selaku asosiasi juga mendukung peran aktif para anggota kami, termasuk Kredivo, untuk memaksimalkan perannya dalam menyediakan akses pembiayaan yang mudah, aman, dan terjangkau.
“Kami juga terus mendorong penyaluran pembiayaan untuk sektor produktif sehingga dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di Kota Bandung. Kami optimis bahwa dengan kolaborasi yang kuat dari pemerintah serta pelaku industri, maka masyarakat akan semakin siap untuk menjadi bagian dari ekonomi digital yang sehat dan kondusif,” ucapnya.
Lebih lanjut, Dwi Purnomo selaku Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan Indonesia Creative Cities Network (ICCN), menjelaskan, ekosistem industri kreatif yang sudah terbentuk ini dapat menjadi peluang bagi generasi muda untuk menangkap peluang usaha. Meskipun peta kompetisi pelaku industri kreatif di Kota Bandung semakin ketat, peningkatan daya saing di tengah kehadiran teknologi menjadi kunci bagi pertumbuhan industri kreatif yang berkelanjutan di Kota Bandung.
“Akses keuangan digital juga menjadi akselarator perkembangan pelaku usaha, sehingga pemanfaatan terhadap layanan keuangan yang digital perlu untuk terus ditingkatkan, terutama bagi kalangan generasi muda,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post