Minggu, 28 September 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Headline

Shari Semesta : Fashion Itu Tak Selalu Jahat Ke Lingkungan

18 Mei 2017
in Headline, Sociopreneur
Reading Time: 5 mins read
Shari Semesta : Fashion Itu Tak Selalu Jahat Ke Lingkungan

Shari Semesta, Founder, Designer & CEO Imaji Studio (Foto: Stevy Widia/Youngsters.id)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Industri mode kerap menjadi faktor penyebab pencemaran lingkungan. Namun belakangan ini muncul tren untuk menerapkan sustainable fashion, yang juga disebut eco design.

Ya, selama ini karena tuntutan sandang secara massal, maka industri fesyen pun bergerak cepat. Hal itu membuat kegiatan produksi lebih banyak menggunakan bahan-bahan kimia beracun yang bisa mencemari lingkungan, misalnya dari pewarna kimia. Tentunya, penggunaan pewarna kimia akan mencemari lingkungan ketika berakhir sebagai limbah yang tidak dikelola dengan baik.

Energi yang digunakan untuk industri ini juga tidak sedikit. Bayangkan, sebagai industri terbesar di dunia yang menyuplai kebutuhan sandang untuk semua manusia, pabrik pakaian menggunakan banyak listrik untuk menggerakan mesin-mesinnya, belum lagi air.

Namun perlahan kesadaran akan lingkungan membuat para pelaku industri fesyen mulai gencar menerapkan slow fashion. Dalam slow fashion, orang menjadi lebih menghargai proses kreatif dari pakaian yang dikenakannya, rela memakainya selama bertahun-tahun hingga akhirnya pakaian itu tidak dipakai karena memang sudah tidak bisa dipakai lagi.

Meski belum banyak, di Tanah Air mulai bermunculan para pelaku industri mode dengan konsep slow fashion ini. Salah satunya adalah Imaji Studio, sebuah rumah mode yang menghadirkan karya fesyen berbasis bahan alami. Tak hanya itu mereka juga mendidik para pelanggannya untuk menghargai nilai kreativitas dan budaya dalam setiap produk yang mereka buat.

“Kami memang ingin mengurangi polusi fesyen. Karena bagi kami fesyen itu tak harus jahat ke lingkungan,” ungkap Shari Semesta, Founder dari Imaji Studio kepada Youngsters.id.

Produk fesyen dari Imaji Studio terbuat dari katun yang ditenun di Bali dengan menggunakan pewarna alami, yaitu kulit pohon dan daun-daun untuk mencetak motif di kain. Tak hanya itu, usaha yang dimulai sejak Agustus 2015 ini juga bekerjasama dengan puluhan pengrajin lokal di Bali dan Yogyakarta.

Menurut Shari, mereka menjalankan konsep sustainable fashion, atau disebut juga eco fashion. “Kami mengembangkan industri fesyen dengan cara-cara yang etis, mulai dari penggunaan bahan, perlakuan terhadap pekerja, sampai dalam hal memasarkan pun harus menerapkan sistem perdagangan yang mengutamakan dialog, transparansi, dan saling menghormati agar tercapai kesetaraan dalam perdagangan (fair trade),” ungkapnya.

Baca juga :   PINTU Incubator, Fasilitasi Entrepreneur Muda Bidang Fesyen Masuk Pasar Global

Disebutkan Shari, semua produk Imaji Studio dikerjakan dengan tenaga manusia. Mulai dari pembuatan kain tenun, pembuatan motif pada kain hingga produksi menjadi busana, semua dikerjakan dalam rangkaian proses yang cukup panjang. Tak heran, jika produk Imaji ini terbilang limited edition. Bahkan, Shari mengaku dalam satu tahun mereka hanya meluncurkan tiga koleksi dengan jumlah sekitar 10 pieces per koleksi.

“Kami mengutamakan ide bagaimana produk yang dibuat bisa tahan lama, dan digunakan dalam waktu panjang karena memiliki kualitas baik,” ucap Shari lagi.

 

Produk fesyen Imaji Studio (Foto: Imaji STudio/Youngsters.id)

 

Nilai Budaya

Imaji Studio didirikan oleh Shari bersama sahabatnya, Lyris Alvina. Uniknya mereka berdua bukan berlatar belakang dari dunia fesyen. Shari adalah lulusan S2 master of media and cultural studies, Edith Cowan University. Sedangkan Lyris adalah seorang desain grafis.

Menurut perempuan kelahiran 13 Mei 1990 itu, ide untuk terjun ke industri mode itu berawal dari perjalanan ia dan Lyris ke berbagai tempat wisata. “Dari perjalanan itu muncul ide untuk membuat clothing line yang tidak saja punya desain yang unik, tetapi juga memiliki nilai seni dan tradisi di dalamnya,” ungkapnya.

Kecintaan pada dunia seni turut mendorong akan hal itu. Padahal putri dari penari kawakan Waty Sarwono ini belum pernah berbisnis busana sebelumnya.

“Saya penari tradisional sama seperti ibu. Saya juga banyak bergerak di bidang budaya. Jadi saat punya usaha saya ingin juga mengembangkan tradisi. Karena passion saya di fesyen, maka saya ingin punya clothing line yang memiliki nilai tradisonal, pilihannya adalah dengan natural dye (pencelupan alami),” ungkapnya.

Pilihan itu, kata Shari, terinspirasi dari batik masa lalu yang mereka temui di Yogyakarta maupun Bali. Namun tak ingin sekadar batik, mereka pun mencari keunikan lain dari batik. ”Kami harus bisa menghadirkan sesuatu yang berbeda yang bisa appeal ke anak muda. Ketemulah pengrajin yang memiliki teknik airbrush, steam dan sponse untuk mencetak motif pada kain. Dari sanalah kami mulai produk ini,” sambung Shari.

Baca juga :   Amanda Hartanto : Kreasikan Batik Tanpa Batas

Dengan bermodalkan Rp 200 juta, dana patungan berdua, proses produksi pun dimulai. “Kami sudah cocok dengan ide itu, jadi nekad aja untuk buat clothing line. Kami belajar desain fesyen secara otodidak,” ujarnya.

Menurut Shari, hampir satu tahun mereka bereskperimen, trial and error, untuk mendapatkan kain, motif dan mode yang sesuai.

Semua mereka kerjakan sendiri, mulai dari mencari pengrajin, membuat pola motif, pola baju hingga pemotretan, pemasaran di media sosial Instagram dan pengepakan ke pelanggan. “Semua kami kerjakan karena passion,” ujarnya sambil tersenyum.

Belakangan, sang suami Leo Pradana pun ikut terlibat dalam bisnis ini dan menjadi head of desain lini pria yang akan segera diluncurkan pertengahan tahun 2017. Produk Imaji Studio juga hadir di gerai bergengsi seperti Goodsdept Kemang Village dan sejumlah situs toko online ternama.

Shari Semesta dan Leo Pradana, co-Founder Imaji Studio, ingin mengembangkan industri fesyen yang ramah lingkungan (Foto: Stevy Widia/Youngsters.id)

Mendidik Pasar

Mode dari busana Imaji Studio memang terbilang sederhana namun unik. Potongan modern dalam tampilan yang etnik. Menurut Shari, filosofi Imaji Studio adalah jiwa wabi-sabi, yaitu filosofi Jepang yang mengakui keindahan dari ketidaksempuranaan pada benda-benda buatan tangan manusia.

Namun perempuan yang murah senyum ini mengakui tidak mudah memperkenalkan konsep slow fashion, yang memang belum begitu lazim di masyarakat Indonesia. Tak heran, di awal usaha Shari mengaku mengalami kesulitan dalam memperkenalkan produk Imaji Studio. Apalagi, masih banyak pembeli yang hanya sebatas melihat harga. Mereka cukup kaget mendapati produk Imaji Studio yang dibanderol mulai dari harga Rp 200 hingga Rp 1,5 juta.

Shari tidak berputus asa untuk memperkenalkan produk ini. Dia terus memberi pemahaman akan proses pembuatan kain katun yang ditenun tangan. Selain itu, bahan baku yang digunakan adalah bahan organik tanpa sedikitpun campuran kimia. Bahkan, untuk mencetak pola daun, mereka benar-benar menggunakan daun asli yang ditempelkan ke kain hingga membentuk cetakan.

Baca juga :   Desainer Indonesia Tampil di London Fashion Week

“Kami memang ingin mendidik pasar bahwa ada makna dalam setiap produk kami. Dan kami akhirnya menemukan loyal customer. Mereka memang peduli dengan lingkungan, budaya dan kualitas,” ucapnya. Salah satunya adalah penyanyi Neo Nomora dari Los Angeles, AS.

“Kami buat customize piece untuk penampilan dia di panggung,” ujar Shari bangga. Menariknya kostum panggung ini dibuat dari sisa kain alias perca dari produksi Imaji Studio.

“Jadi kami punya program zero waste project. Semua sisa kain perca dari produksi kami tidak dibuang, tapi kami olah kembali menjadi aksesori, bahkan busana baru,” ucapnya.

Di sisi lain, Imaji Studio juga meningkatkan kerjasama dengan puluhan pengrajin di Bali dan Yogyakarta. “Kami menerapkan hubungan yang baik dan etis dengan para pengrajin. Sampai dalam hal memasarkan pun kami mengutamakan dialog, etis, saling menghormati dan fair trade dan sepadan dengan yang mereka kerjakan,” klaim Shari.

Alhasil, perlahan usaha ini semakin berkembang. Bahkan, diklaim Shari sudah break event point di tahun kedua. Oleh karena itu, Shari mengaku akan berinovasi dan mengembangkan usaha ini. Untuk itu, rencananya di pertengahan tahun 2017 mereka akan meluncurkan koleksi busana pria.

Shari juga menilai pasar industri ini mulai berkembang dan mendapat tempat di hati para pecinta fesyen Indonesia.

“Sekarang di Indonesia sustainable fashion mulai berkembang, makin besar awareness orang akan produk slow fashion. Dan enaknya, di industri ini sesama pelaku industri sustainable fashion tidak berlaku sebagai pesaing. Kami saling mendukung dan membantu untuk maju,” pungkas Shari.

 

============================================

Shari Semesta Susilo

  • Tempat Tanggal Lahir : Solo, 13 Mei 1990
  • Pendidikan Terakhir    : Master of Media and Cultural Studie Edith Cowan University
  • Usaha                         : Imaji Studio
  • Mulai Usaha               : Agustus 2015
  • Modal Awal                : Rp 200 juta

========================================

 

STEVY WIDIA

Tags: desainereco designImaji Studioindustri fesyenShari Semesta Susiloslow fashionsustainable fashion
Previous Post

Menkominfo : Indonesia Bebas Ransomware Wannacry

Next Post

5 Perusahaan Paling Inovatif di Dunia

Related Posts

Brand Fashion Lokal Ini Usung Slow Fashion dan Bisnis Berkelanjutan
Headline

Brand Fashion Lokal Ini Usung Slow Fashion dan Bisnis Berkelanjutan

25 Agustus 2025
0
Fashion Program
Headline

Fashion Program, Insiatif Memajukan Industri Fesyen di Tanah Air

18 Mei 2024
0
Trisula Group
News

Trisula Group Pede Garap Pasar Ekspor Apparel

4 Februari 2024
0
Load More
Next Post
GrabCar dapat Badan Hukum Koperasi

5 Perusahaan Paling Inovatif di Dunia

Telkom University Sinergikan Industri Lewat National Industrial Gathering

Telkom University Sinergikan Industri Lewat National Industrial Gathering

Exxon Mobil Kerjasama Strategis Dengan GO-BOX

Exxon Mobil Kerjasama Strategis Dengan GO-BOX

Discussion about this post

Recent Updates

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

27 September 2025
Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

27 September 2025
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

27 September 2025
Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

27 September 2025
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version