youngster.id - Ada lebih dari 60 juta produk Indonesia berhasil diekspor ke delapan negara tujuan di kawasan Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin selama 2019 hingga pertengahan 2025. Sepanjang semester I, ekspor mencapai lebih dari 10 juta produk. Hal ini mendorong Shopee Indonesia meluncurkan Program Ekspor Shopee 2.0 Flexi.
Ini adalah fitur baru Shopee yang memungkinkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia mengatur toko luar negeri secara mandiri.
“Program Ekspor Flexi hadir sebagai bentuk dukungan lanjutan kami terhadap UMKM agar bisa lebih mandiri dan kompetitif di pasar global,” kata Balques Manisang Deputy Director of Government Relations Shopee Indonesia dikutip Rabu (2/7/2025).
Balques menerangkan, program ini merupakan pengembangan dari program ekspor reguler dari Shopee yang telah berjalan sejak 2019. Sejak Januari hingga Juni 2025, lebih dari 10 juta produk lokal telah diekspor melalui program ekspor Shopee ke kawasan Asia Tenggara, Asia Timur, hingga Amerika Latin. Total ekspor sejak 2019 telah mencapai lebih dari 60 juta produk UMKM.
Program bertujuan memberi fleksibilitas lebih kepada penjual dalam menentukan harga, margin keuntungan hingga strategi promosi di pasar ekspor. Melalui FLEXI, penjual dapat mengakses berbagai fitur seperti Live Shopping, Affiliate Marketing Solution (AMS), Shop Decoration, serta pengelolaan kampanye iklan toko luar negeri langsung dari Seller Center Indonesia. Penjual juga dapat mengelola promosi dan operasional melalui sub akun toko luar negeri yang terhubung ke Seller Center lokal, dengan dukungan logistik dan layanan pelanggan dari Shopee.
“Program Ekspor Flexi hadir sebagai bentuk dukungan lanjutan kami terhadap UMKM agar bisa lebih mandiri dan kompetitif di pasar global,” katanya.
Dia menerangkan, untuk fitur ini pelaku UMKM bisa memilih antara dua skema program ekspor. Pertama Ekspor Shopee Reguler, yakni pengelolaan toko oleh Shopee sehingga penjual hanya tinggal mengelola stok dan pengiriman barang. Kedua Ekspor Shopee Flexi, penjual memiliki kendali penuh atas toko dan strategi penjualan di pasar luar negeri.
Pada tahap awal, Program Ekspor Flexi kini baru bisa ditujukan untuk pasar Malaysia dan akan diperluas ke negara lain. Untuk pelaku usaha ingin memilih negara tujuan lain mereka bisa menggunakan skema ekspor reguler..
Namun tidak semua UMKM bisa langsung melakukan ekspor. Menurut Balques Shopee melakukan kurasi terhadap produk berdasarkan kualitas dan kapasitas. UMKM yang lolos kurasi tetap mendapat pendampingan untuk memastikan kesiapan UMKM sebelum diekspor.
Selain itu, Shopee tidak mengenakan biaya tambahan untuk program ini, namun jika penjual ingin melakukan pemasaran sendiri, maka biaya itu menjadi tanggung jawab penjual.
“Kami akan menilai kembali kesiapan penjual serta kelayakan produk yang didaftarkan dalam program ekspor ini,” ujarnya.
Saat ini, produk seperti fashion, perlengkapan rumah, dan peralatan olahraga menjadi tiga kategori ekspor terpopuler. Negara tujuan utama ekspor Shopee di kawasan ASEAN, yaitu Malaysia, Filipina, dan Singapura.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan dukungannya terhadap upaya digitalisasi ekspor oleh pelaku UMKM melalui platform seperti Shopee.
“Pemerintah menargetkan kontribusi ekspor nasional tahun ini meningkat menjadi 7,1%, naik dari 2,29% tahun lalu. Karena itu, peningkatan ekspor dapat dicapai melalui kolaborasi antara pemerintah, platform digital seperti Shopee, dan pelaku UMKM,” katanya.
STEVY WIDIA