youngster.id - Startup biotech Indonesia Mycotech Lab (MYCL) telah menyelesaikan putaran pendanaan pra-Seri A senilai $1,2 juta atau lebih dari Rp18 miliar. Modal segar ini rencananya akan digunakan Mycotech membangun dan meningkatkan produksi bahan Mylea Mycotech dari operasinya di Bandung untuk memenuhi permintaan dari mitra merek fesyen.
Juga, untuk mengembangkan fasilitas penelitiannya dengan membuka laboratorium penelitian di Jepang dan Singapura pada tahun ini. Harapannya, perusahaan dapat meningkatkan kualitas Mylea dan bernilai kompetitif di ranah global.
Investor yang berpartisipasi di antaranya AgFunder, Temasek Lifesciences Accelerator, Fashion for Good, Third Derivative, Lifely VC, dan Rumah Group.
Direktur Eksekutif AgFunder Asia John Friedman mengatakan, pihaknya percaya ada peluang signifikan bagi perusahaan untuk memikirkan kembali metode produksi konvensional untuk mengubah ruang material. Perusahaan terkesan dengan semangat dan komitmen tim MYCL untuk mengembangkan produk yang memberikan semua bentuk dan fungsi yang setara dengan hewani tetapi tanpa dampak negatif terhadap etika dan lingkungan dan berhasil mencapai ini melalui model yang hemat biaya dan sangat skalabel.
“Kami bangga menghitung MYCL sebagai salah satu investasi pertama kami dari AgFunder SIJ Impact Fund, dan bersemangat untuk bergabung dengan Adi dan tim dalam upaya mereka untuk menginspirasi masyarakat konsumen yang lebih berkelanjutan di persimpangan makanan dan mode,” kata Friedman dalam keterangan pers Jumat (30/9/2022).
Sementara itu, CEO Temasek Life Sciences Accelerator (TLA) dan Temasek Life Sciences Laboratory (TLL) Peter Chia mengatakan, MYCL berada pada titik belok di mana penelitian bioteknologi transdisipliner siap untuk kontribusi yang signifikan terhadap keberlanjutan.
“Kami senang bergabung dengan mereka dalam perjalanan ilmiah mereka, memberikan keunggulan kompetitif bioteknologi dan modal strategis untuk membantu MYCL berinovasi aplikasi biomaterial di jantung Asia. Kami berharap dapat menjadikan Mylea sebagai produk berkelanjutan berbasis bio yang lengkap untuk dunia yang lebih baik,” katanya.
CEO Mycotech Adi Reza Nugroho mengatakan, Mycotech punya misi untuk menciptakan bahan berkualitas tinggi yang terbuat dari miselium yang memenuhi standar tertinggi industri biotek.
“Kami bersyukur memiliki mitra yang mau tumbuh bersama untuk mengembangkan produk agar siap pasar dan mengurangi kerusakan lingkungan dengan menghadirkan kulit miselium berdampak rendah,” katanya.
Mycotech didirikan lewat ide para alumni ITB dari usaha Growbox pada 2012, yakni solusi media tanam dari jamur hingga kemudian berkembang jadi inovasi material komposit dari kulit ramah lingkungan. Pendirinya, selain Adi Reza Nugroho, ada Ronaldiaz Hartyanto (Chief Innovation Officer), Robby Zidna Ilman (COO), Arkha Bentangan (CTO), dan Annisa Wibi Ismarlanti (CFO).
“Kami juga ingin membuat dampak nyata dengan mengurangi penggunaan hewan di industri mode dan menghadirkan bahan berkelanjutan yang memenuhi standar industri mode tanpa kompromi,” kata Adi lagi.
Mycotech mengembangkan proses ilmiah baru untuk menumbuhkan produk berbasis miselium jamur, bagian vegetatif jamur sebagai perekat alami. Miselium merupakan bahan pengikat untuk membuat komposit biomaterial (Biobo) dan mengolahnya untuk membuat bahan seperti kulit (Mylea) yang kuat. Juga, material lainnya berbasis limbah pertanian yakni jagung hingga kelapa sawit. Seluruh material tersebut digunakan untuk desain produk fesyen bermitra dengan klien.
Sejauh ini, Mycotech telah mengirimkan sampel material Mylea ke 16 negara. Portofolionya tersebar, mulai dari kerja sama dengan desainer pemenang hadiah LVMH Masayuki Ino dari Jepang, produknya dipamerkan di Paris Fashion Week S/S 2021 dan F/W 2022. Kemudian, pada Maret dan April lalu, berkolaborasi dengan merek Hijack Sandals ke pasar luar negeri dalam peluncuran sandal kulit miselium yang disebut “Mimic Mylea” secara ekslusif di Jepang.
Ke depannya, Mycotech akan membawa enam merek global, dengan salah satu merek berasal dari Fashion for Good, untuk uji coba membuat prototipe, membawa produk ke pasar, dan membuat koleksi kapsul.
STEVY WIDIA