youngster.id - Penyedia solusi pemasaran dan penjualan omnichannel, Pomona mendapat tambahan modal US$ 3 juta atau sekitar Rp 42 miliar. Putaran pendanaan seri A-2 itu dipimpin oleh Vynn Capital, didukung oleh Ventech China dan Amand Ventures.
Startup digitalisasi toko offline itu berencana menggunakan dana segar tersebut untuk mengembangkan produk dan layanan baru.
“Kami akan memperkenalkan layanan baru untuk menyelesaikan proposisi kami untuk menjadi penyedia solusi teknologi consumer packaged goods (CPG) dan fast-moving consumer goods (FMCG) ujung-ke-ujung,” kata Benz Budiman founder dan CEO Pomona yang dilansir KrAsia, Rabu (24/7/2019).
Investor terdahulu Pomona, yakni Stellar Kapital dan Central Capital Ventura turut terlibat dalam pendanaan itu. Menurut Benz, layanan baru tersebut akan berfokus untuk meningkatkan transparansi di pasar modern dan tradisional bagi pemegang merek (brand).
“Hal ini untuk membantu mereka mengurangi biaya dan memberikan pemahaman real-time tentang apa yang terjadi secara offline,” katanya.
Pomona menyediakan aplikasi untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke toko offline. Melalui aplikasi bernama Pomona, pengguna bisa mengumpulkan poin yang bisa ditukar dengan pulsa, voucher, dan hadiah lainnya. Perusahaan rintisan yang berdiri pada Mei 2016 itu juga menawarkan uang kembali (cashback). Strategi pemasaran seperti ini diharapkan bisa meningkatkan transaksi di toko offline.
Mekanisme cashback ini mendorong konsumen untuk terlibat dengan merek di platform Pomona. Selain itu, Benz menilai hal ini memungkinkan perusahaan untuk lebih memahami perilaku pelanggan lokal. Hasil kajian itu bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan produk. Saat ini, Pomona bekerja sama dengan lebih dari 50 merek CPG dan FMCG di Indonesia dan internasional.
Menurut dia, perusahaannya menawarkan solusi pemasaran dari ujung ke ujung. Di tengah perkembangan e-commerce, Pomona mengadopsi teknologi untuk mendorong digitalisasi toko offline. Startup itu menggunakan kecerdasan buatan, geolokasi, chatbot, hingga Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) pada platform-nya.
“Kami memiliki 150 ribu pengguna aktif setiap bulan dan berharap ini tumbuh dengan cepat ketika kami membangun penetrasi, terutama ke pasar perdesaan dan menambahkan merek dan produk baru ke platform kami,” kata Benz lagi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post