youngster.id - Tim Arabic Braille Converter dari Indonesia terpilih sebagai lima besar di kompetisi Hackathon Microsoft AI for Accessibility (AI4A) tingkat Asia Pasifik. Tim ini menciptakan solusi untuk menjembatani kesenjangan disabilitas dengan mengembangkan aplikasi yang dapat memindai dan mengubah teks atau grafik Bahasa Arab ke dalam format Braille Indonesia.
Hackathon AI4A mempertemukan 75 tim untuk memecahkan tantangan dunia nyata yang dihadapi penyandang disabilitas. Program Hackathon ini bertindak sebagai batu loncatan para creator dan developer untuk meluncurkan aplikasi mereka, dengan hadiah uang tunai, dukungan dari pakar teknis Microsoft, dan pendampingan berkelanjutan untuk mengembangkan solusi ini di Microsoft Azure.
Chair for Diversity, Inclusion, dan Accessibility Microsoft Asia Pasifik Pratima Amonkar mengatakan, dengan lebih dari 1 miliar penyandang disabilitas di dunia, dan 650 juta di Asia, Microsoft percaya bahwa aksesibilitas adalah sarana yang memungkinkan inklusi bagi penyandang disabilitas.
“Kami terinspirasi melihat besarnya antusiasme peserta hackathon tahun ini untuk meningkatkan kehidupan penyandang disabilitas. Bulan Mei merupakan waktu yang penting bagi kami untuk melihat besarnya potensi kontribusi penyandang disabilitas, melalui peluncuran program awareness, pelatihan, dan bimbingan dengan pelanggan, mitra, serta komunitas kami di seluruh wilayah ini,” kata Pratima dalam keterangan pers, Selasa (17/5/2022).
Berdasarkan tantangan kehidupan nyata yang dihadapi oleh penyandang disabilitas, 14 organisasi nirlaba merumuskan sejumlah pokok permasalahan yang selanjutnya digunakan peserta AI4A Hackathon untuk membangun solusi inovatif di seputar tema transportasi, wearable device, dan alat bahasa.
Tiga pemenang utama dalam Hackathon AI4A tahun ini adalah Tim Asclepius dari Thailand, Tim SWIFT Responders dari Singapura, dan Tim EIA dari Filipina. Mereka menciptakan solusi yang meliputi alat bantu komunikasi berkemampuan AI untuk penyandang tunarungu, sebuah sistem cerdas yang memungkinkan penyandang disabilitas fisik untuk hidup mandiri, serta sistem perbankan inklusif bagi penyandang tunanetra.
Sementara tim Arabic Braille Converter membuat solusi yang berfungsi untuk menerjemahkan kembali dari Bahasa Arab Braille ke dalam teks Arab. Selain itu ada tim MeetMeHear dari Singapura juga berhasil masuk ke dalam lima besar dengan aplikasi mereka yang membantu penyandang tunarungu dan gangguan pendengaran, agar dapat berkomunikasi lebih baik dengan orang lain selama pertemuan fisik. Hal ini dapat dilakukan melalui penggunaan AI untuk pengenalan ucapan, guna memberikan teks langsung yang lebih akurat.
Sebagai bagian dari lima besar, tim Arabic Braille Converter akan menerima pelatihan dari Microsoft dan mitra-mitra Microsoft, termasuk akses ke arsitek cloud, serta panduan konsultasi bisnis untuk mengembangkan solusi mereka–dari bentuk konsep ke aplikasi nyata–di Microsoft Azure.
STEVY WIDIA
Discussion about this post