youngster.id - Pembangunan ekonomi yang merata merupakan harapan dari masyarakat Indonesia. Keadaaan ini terus diupayakan untuk diwujudkan, baik oleh pemerintah maupun para pelaku usaha. Perkembangan teknologi telah melahirkan kegiatan ekonomi digital. Dan ini menjadi salah satu akses untuk pemerataan ekonomi.
Lewat kegiatan ekonomi digital, semua orang memiliki kesempatan untuk memulai dan membangun impian menjadi pengusaha. Contoh yang sedang tren berlakangan adalah marak bermunculan startup alias bisnis rintisan berbasis digital dan layanan e-commerce. Bisnis ini lahir dari mereka yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi.
Salah satu pionir dari bisnis e-commerce di Tanah Air adalah Tokopedia. Saat ini, startup yang didirikan William Tanuwijaya dan Leontinus Apha Edison itu telah berkembang pesat menjadi salah satu marketplace terbesar di Indonesia. Melalui Tokopedia, William menjadi salah satu sosok yang gigih merintis dan mengembangkan bisnis e-commerce di Indonesia.
Dan hingga saat ini William masih meyakini bahwa bisnis startup seperti yang dia rintis masih menjanjikan. “Masih sangat pesat sekali perkembangannya bisnis startup ini. Karena mengingat di Indonesia ini masih sangat kecil sekali market-nya. Saya rasa bisnis di bidang ini sangat menjanjikan dan masih bisa berkembang,” ungkap William kepada Youngsters.id.
Menurut dia, kehadiran startup termasuk Tokopedia telah menggerakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. “Startup Indonesia tidak hanya mulai berhasil menjadi tuan rumah di negaranya sendiri, namun mulai dipandang di kancah luar negeri dan global sebagai keynote speaker dan partisipan aktif dalam panggung dunia,” tambah William.
Mantan penjaga warnet ini berani berpendapat demikian karena Tokopedia telah meraih sukses besar. Data AppAnnnie pada semester pertama 2016 menunjukkan aplikasi Tokopedia adalah aplikasi yang paling sering digunakan oleh penggemar jual beli online se-Indonesia.
“Lebih dari satu juta masyarakat Indonesia telah memulai bisnis mereka di Tokopedia. Setiap bulannya lebih dari 16,5 juta produk terkirim ke pembeli yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, dengan angka transaksi mencapai triliunan rupiah perbulan,” ungkapnya. Angka ini berlipat kali dari pendapatan Tokopedia saat awal diluncurkan 17 Agustus 2009 lalu yang hanya berkisar Rp 6 miliar dalam satu tahun.
Tak sekadar sukses, tetapi Tokopedia mengikutsertakan banyak orang ke dalam mata rantai bisnisnya. “Tokopedia tidak hanya mengubah hidup saya, tapi juga mengubah hidup orang-orang di sekitar saya, terutama para pengguna situs Tokopedia. Saya begitu terinspirasi ketika menyaksikan sendiri kisah-kisah dari para penjual online di Tokopedia. Mereka adalah ibu rumah tangga, pekerja kantoran, mahasiswa-mahasiswi, individu, hingga pemilik bisnis yang turut membangun lapangan pekerjaan di sekitar mereka,” ungkap William.
Di sisi lain kehadiran startup seperti Tokopedia juga berpotensi membuka lapangan kerja baru dengan banyaknya merchant yang bergabung. Juga, mendorong berkembangnya bisnis kurir, mengikuti derasnya paket-paket yang harus dikirim dari satu pulau ke pulau lainnya, dari satu kota ke kota lainnya, bahkan hingga ke desa-desa.
Bisa dikatakan melalui pertumbuhan bisnis yang signifikan ini, Tokopedia turut berkontribusi ratusan miliar rupiah per bulan untuk industri logistik dalam negeri. Jutaan lapangan pekerjaan baru pun tercipta lewat pemilik bisnis online maupun tenaga kurir.
“Bagi saya, inilah model bisnis paling indah di dunia karena Tokopedia hanya bisa sukses ketika kami berhasil membantu para pengguna kami menjadi lebih sukses. Itulah alasan mengapa kami terus mempertahankan konsep Tokopedia sebagai marketplace gratis,” paparnya.
Mengapa Gratis?
Menurut William visi Tokopedia adalah “Membangun Indonesia Lebih Baik lewat Internet”. Karena itu, hingga kini marketplace ini memberikan layanan dasar secara gratis. “Dengan memberikan layanan dasar gratis, tidak ada barrier of entry untuk setiap pengguna baru yang ingin mencoba mengubah hidup mereka menjadi lebih baik melalui internet,” ungkap William.
William yakin konsep gratis ini dapat dipertahankan setiap tahun. Pasalnya Tokopedia juga berhasil mendapatkan modal pendanaan tambahan dari para pemodal ventura ternama dunia. Di tahun pertamanya, Tokopedia bahkan sudah berhasil mendapatkan suntikan investasi dan penghargaan dari Bubu Awards sebagai salah satu startup #e-commerce terbaik di Indonesia. Kemudian, pada Oktober 2014 lalu, Tokopedia menjadi perusahaan Internet pertama Indonesia yang mendapatkan pendanaan US$ 100 juta dari SoftBank Internet & Media dan Sequoia Capital.
SoftBank adalah pemodal di balik kesuksesan Alibaba. Mereka menaruh investasi US$ 20 juta yang memungkinkan Alibaba mengembangkan produk dan pasar. Sedangkan Sequoia Capital adalah pemodal di balik keberhasilan Apple, Google, YouTube, Instagram, dan WhatsApp.
William mengatakan, pendanaan tersebut disalurkan untuk memastikan Tokopedia tetap gratis. “Salah satu pendanaan yang harus kami lakukan untuk memastikan Tokopedia gratis adalah dalam melakukan subsidi untuk setiap transaksi di Tokopedia. Untuk para Toppers (sebutan untuk pengguna Tokopedia, baik penjual maupun pembeli, red) yang juga membangun situs sendiri pasti mengetahui bahwa sebenarnya ada biaya yang harus dibayarkan kepada pihak bank untuk setiap transaksi dengan menggunakan metode pembayaran tertentu. Namun, Tokopedia ingin mengedukasi bahwa Internet bisa bermanfaat secara positif dan kami melakukan subsidi untuk memastikan hampir semua metode pembayaran di Tokopedia bersifat gratis, terkecuali kartu kredit,” paparnya.
Pria lulusan Binus ini yakin kepercayaan merupakan kunci dari kesuksesan bisnis yang dia jalankan. William mengakui membangun kepercayaan merupakan hal tersulit di awal membangun Tokopedia. Pasalnya, ia bukan berasal dari keluarga kaya. Dia juga bukan seorang lulusan dari kampus ternama di luar negeri.
“Belajar dari pengalaman tentang sulitnya mendapatkan kepercayaan, filosofi kami waktu itu adalah tidak perlu ada marketing jorjoran. Seluruh dana investasi akan kami pakai untuk membangun tim dan memastikan bahwa Tokopedia gratis, bisa dipakai oleh siapa saja di Indonesia, baik untuk berjualan maupun berbelanja online,” kisahnya.
Ide membangun e-commerce ini dimulai tahun 2007. Namun saat itu butuh modal yang tidak sedikit, sedang kondisi ekonomi keluarga William sedang terpuruk. Untuk itu dia bekerja keras dan membangun kepercayaan para pemodal untuk membangun marketplace ini.
“Saya belajar bahwa sulit sekali mendapatkan kepercayaan jika kita benar-benar mencoba memulai dari nol. Namun saya sangat percaya, walaupun masa lalu tidak bisa kita ubah, masa depan ada di tangan kita sendirim” katanya.
Ketika baru pertama kali dirintis, Tokopedia baru memiliki 4 karyawan termasuk William dan Leontinus. Kini lebih dari 400 orang bekerja di e-commerce ini. Dia juga menggandeng sejumlah pemerintah daerah bagi pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM).
“Saya belajar banyak sekali di Tokopedia. Belajar percaya kepada diri sendiri ketika tidak ada yang percaya pada mimpi kita,” ujar William.
Â
Terus Inovasi
Setelah tujuh tahun berjalan, bisnis Tokopedia terus berkembang. Untuk mempertahankan eksistensi Tokopedia, tentu saja William terus berinovasi untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggannya.
“Kita perlu menemukan yang dibutuhkan oleh customers, bukan yang diinginkan oleh customers. Setiap produk memiliki penawaran yang kurang lebih sama. Oleh sebab itu, dibutuhkan kreativitas untuk mengolahnya,” kata William untuk memotivasi para startup pemula.
Inovasi yang dilakukan Willian dalam mengembangkan bisnisnya dimulai dari sistem pembayaran. Beberapa waktu lalu, sistem pembayaran di Tokopedia hanya melalui Bank Transfer saja. Kini, Tokopedia melayani sistem pembayaran yang beragam, mulai dari Internet Banking, Kartu Kredit, hingga menawarkan cicilan 0%.
Selain itu, Tokopedia melakukan berbagai layanan. Misalnya, pilihan Gold Merchant untuk merchant-merchant yang ingin menjadi sponsor Tokopedia dengan biaya rendah per bulan. Selain ituada fitur TopAds untuk merchant-merchant yang ingin mendapatkan exposure tambahan.
“Kami percaya sistem subsidi silang mampu membantu yang belum mampu atau yang baru memulai. Sistem subsidi silang inilah yang akan kami terus pertahankan sebagai sumber penghasilan dan tetap memastikan ada bagian-bagian dari Tokopedia yang sifatnya gratis, selamanya,” ucap William.
Tokopedia telah bekerjasama dengan beberapa pemerintah daerah untuk mendorong industri lokal melalui proyek Laman Kota. Salah satunya dengan Pemda Kota Bandung. Perbankan dan lembaga keuangan lain juga bisa menyalurkan kredit usaha ringan dan program pinjaman kepada merchant-merchant Tokopedia lewat program Mitra Toppers dengan nilai pinjaman hingga Rp 18 miliar per merchant.
“Misi kami adalah memastikan siapa saja masyarakat Indonesia dapat menikmati akses pemerataan ekonomi secara digital, baik dalam mencari dan menemukan produk kebutuhan dengan harga yang transparan, maupun kesempatan bagi mereka memulai, membangun mimpi dan usaha mereka lewat Tokopedia,” ucap William.
Perjalanan tujuh tahun ini, telah membawa Tokopedia menjadi satu-satunya situs Indonesia dalam daftar 10 besar situs paling favorit di Indonesia. Menurut Similarweb, Tokopedia lebih di favoritkan netizen Indonesia dibandingkan Twitter & Wikipedia.
AppAnnie pun menobatkan Tokopedia sebagai aplikasi jual-beli online paling banyak dipakai masyarakat Indonesia sepanjang semester 1 2016, baik di platform Android maupun iOS. Hal ini membawa Tokopedia menjadi situs dan aplikasi e-commerce #1 dari Indonesia.
William mengaku belum akan selesai sampai di sana. “Ini akan menjadi modal kuat kami untuk mewujudkan mimpi kami, dalam misi pemerataan ekonomi secara digital. Kami membayangkan masyarakat Indonesia dimanapun mereka berada, bisa menemukan apa saja produk kebutuhan mereka, kapan saja dengan informasi dan harga yang transparan. Kami membayangkan dimana setiap masyarakat Indonesia bisa memiliki kebebasan mengejar mimpi mereka sebesar dunia. Dan Tokopedia akan ada di sana, menjadi bagian dari setiap masyarakat Indonesia merayakan kebebasannya dalam menciptakan peluang mereka,” ungkapnya.
Di sisi lain, dia juga ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk menunjang teknologi lokal. Menurt dia itu akan menjadi benteng menghadap pasar dan competitor asing yang memiliki kemampuan teknologi dan ekosistem yang lebh maju. “Bukan tidak mungkin jika Tokopedia akan membangun Googleplex di masa depan. Indonesia juga harus bisa ciptakan Silicon Valley-nya sendiri,” serunya.
=================================
William Tanuwijaya
- Tempat/Tanggal Lahir : Pematangsiantara, 11 November 1981
- Pendidikan Terakhir : S1 Teknik Informatika Bina Nusantara
- Pekerjaan : Founder & CEO Tokopedia
- Perusahaan : PT Tokopedia, jumlah karyawan 400 orang
Prestasi dan Penghargaan
- Startup #e-Commerce terbaik di Indonesia dari Bubu Awards, 2009.
- Tokopedia menjadi perusahaan Internet pertama Indonesia yang mendapatkan pendanaan US$ 100 juta dari SoftBank Internet & Media dan Sequoia Capital, pada Oktober 2014.
- Dinobatkan sebagai salah satu dari 15 pemimpin “Young Global Leaders 2016”, dari World Economic Forum.
======================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post