youngster.id - Maret sampai Juli adalah masa-masa yang menentukan bagi siswa SMA/MA/SMK di kelas 12, yang ingin melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Selain Ujian Nasional, salah satu jalur seleksi penerimaan mahasiswa adalah Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Meski hanya merupakan salah satu alternatif untuk dapat masuk ke PTN, SNMPTN kerap menjadi momok bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan karena proses yang cukup lama dan hasilnya sulit diprediksi.
Sabda PS, Co-Founder dan Chief Education Officer Zenius Education, mengatakan,SNMPTN bukanlah sebuah proses seleksi yang bisa dikuantifikasi, dalam proses ini bisa dibilang tidak ada yang pasti lolos atau pasti tidak lolos. Ibaratnya, jika SNMPTN ini diibaratkan sebagai sebuah permainan, maka yang menjadi strategi permainan adalah nilai rapor pelajar selama ini dan indeks sekolah masing-masing – di mana kedua hal tersebut adalah sesuatu yang sudah terjadi dan tidak dapat berubah.
“Hal yang penting di sini adalah bagaimana para siswa dapat memaksimalkan strategi-strategi tersebut untuk memilih PTN dan jurusan yang diinginkan atau mencari peluang diterima yang lebih besar. Nah, untuk yang masih di bangku kelas 10 dan 11, masih banyak waktu untuk memaksimalkan peluang kalian untuk diterima di SNMPTN tahun berikutnya,” ungkap Sabda dalam keterangannya, Rabu (26/2/2020) di Jakarta.
Zenius Education, pionir platform pendidikan berbasis teknologi (edtech) di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 15 tahun, memiliki 3 strategi bagi siswa yang akan menghadapi SNMPTN.:
Tentukan dan pelajari detail jurusan yang diinginkan
Sebelum melangkah lebih lanjut dan memilih kampus mana yang akan dituju, pilihlah jurusan yang sesuai keinginan dan minat. Semakin awal pilihan tersebut dapat ditentukan, semakin banyak waktu yang tersedia untuk mengatur strategi untuk mendapatkan jurusan tersebut.
Langkah selanjutnya adalah menentukan beberapa pilihan universitas yang memiliki jurusan tersebut. Namun, sebelumnya perlu diperhatikan dulu detil informasi jurusan yang terdapat di situs SNMPTN, yang meliputi informasi umum seperti daya tampung dan kategori, daftar peminatan di sekolah (IPA, IPS, Bahasa) yang dapat memilih jurusan ini, sebaran siswa yang diterima, jumlah pendaftar, dan lain sebagainya. Detil jurusan ini dapat membantu untuk memetakan kompetisi seperti apa yang akan dihadapi untuk memperebutkan kursi di jurusan/universitas tersebut nantinya.
Ketahui indikator penilaian SNMPTN
Setelah memantapkan hati untuk memilih jurusan yang diinginkan, langkah selanjutnya adalah memahami apa saja yang dinilai di SNMPTN, agar peluang lulus lebih besar. Selain nilai rapor, dilihat juga faktor lain, yaitu indeks sekolah. Dengan kata lain, selain melihat nilai yang ada di rapor, PTN juga akan melihat siapakah pihak yang mengeluarkan rapornya.
Pada dasarnya PTN tidak pernah mengeluarkan data secara resmi mengenai indeks sekolah manapun. Dengan melihat indeks kasar sekolah di berbagai PTN, bisa diperkirakan di PTN mana peluang tertinggi akan tersedia, dengan tetap memperhatikan bidang yang diminati.
Gunakan EdTech untuk memperdalam pemahaman materi
Di era serba digital ini, kegiatan belajar tidak hanya terbatas di lingkup ruang kelas saja. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di era digital dapat membuat setiap pelajar dapat memperdalam ilmu dan pemahamannya dimanapun mereka berada. Bagi para siswa yang duduk di kelas 10 dan 11, masih terdapat lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri agar dapat meningkatkan peluang kelulusan di SNMPTN berikutnya.
Saat ini, semua pelajar dan pembelajar bisa mengakses lebih dari 80.000 video pembelajaran yang ada di platform Zenius, baik di website maupun aplikasi lewat program #SemuaBisaZenius. Video-video materi tersebut berisi tentang pemahaman konsep maupun pembahasan soal-soal yang terkait dengan materi belajar dengan gaya pengajaran khas Zenius Education.
Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2020 sudah dibuka pada hari Jumat (14/2/2020) pukul 14.00 WIB dan akan ditutup pada hari Kamis (27/2/2020), serentak di seluruh Indonesia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post