Ada 17,2 Juta Pekerja Indonesia Yang Butuh Kecakapan Digital

AWS Indonesia

AWS Indonesia menggelar peningkatan literasi dan kecakapan digital di bidang cloud pada 200 sekolah di 30 kota di Indonesia. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Kecakapan digital menjadi kebutuhan dari para pekerja untuk beradaptasi dengan dinamika baru akibat pandemi global Covid-19. Untuk itu, diproyeksikan akan ada peningkatan sebanyak 17,2 juta karyawan di Indonesia yang butuh mengikuti pelatihan digital untuk mendukung kinerja mereka. Angka ini setara dengan 13% dari seluruh jumlah angkatan kerja di Indonesia.

Namun riset terbaru dari Amazon Web Services Inc (AWS) mendapati baru 36% perusahaan di Indonesia yang sudah siap menyelenggaraka pelatihan yang dibutuhkan. Ini tentu akan berdampak pada daya saing perusahaan, terutama dengan tingkat produktivitas, inovasi, serta loyalitas karyawan di perusahaan-perusahaan tersebut.

Director for APAC AlphaBeta Genevieve Lim mengatakan, banyaknya pekerja yang membutuhkan peningkatan kapasitas digital itu seiring adanya pandemi Covid-19. “Selama pandemi pelatihan keterampilan digital menjadi lebih penting. Pekerja juga menyadari hal ini,” kata Lim dalam keterangannya, Rabu (23/3/2022).

Laporan bertajuk ‘AWS Building Skills for the Changing Workforce’ itu disusun berdasarkan hasil survei terhadap 1.035 karyawan di bidang teknologi maupun non-teknologi di Indonesia. AWS dan AlphaBeta juga melakukan riset terhadap 300 orang berstatus pemberi kerja dari organisasi atau perusahaan di Indonesia.

Hasilnya, 98% pekerja di Indonesia mengatakan bahwa mereka butuh peningkatan kapasitas di bidang digital. Menurutnya, pandemi Covid-19 membuat banyak pekerja menjalani pekerjaan secara online. Selain itu, banyak perusahaan membutuhkan talenta digital. “Jadi, pekerja harus beradaptasi dengan dinamika baru yang terjadi di dunia kerja akibat pandemi global,” ujarnya.

Selain pekerja, perusahaan- perusahaan di Indonesia sebenarnya menyadari banyaknya manfaat dari pelatihan digital. Sebanyak 98% perusahaan yang disurvei merasakan adanya peningkatan produktivitas karyawan. Mereka juga mengaku pelatihan dapat mengakselerasi tercapainya tujuan perusahaan. Kemudian, 98% merasakan adanya peningkatan dalam penghematan biaya. Lalu, 91% melaporkan adanya peningkatan loyalitas karyawan. Selain itu, 96% perusahaan mengatakan bahwa pendapatan meningkat.

Direktur AlphaBeta (bagian dari Access Partnership) untuk wilayah Asia Pasifik (APAC) Genevieve Lim menyampaikan, kebutuhan untuk peningkatan kecakapan digital mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Laporan ini menunjukkan bahwa terjadinya pandemi COVID-19 telah mengakselerasi munculnya kebutuhan untuk penyelenggaraan pelatihan bagi pekerja dari kalangan teknologi maupun nonteknologi di Indonesia.

“Bertransisi menuju ke perekonomian digital-first menjadi kunci dalam upaya pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19, sekaligus membangun fondasi perekonomian yang makin kuat di masa depan. Ini tentu perlu kolaborasi dan peran serta dari pemerintah bersama-sama dengan kalangan perusahaan, karyawan, penyelenggara pelatihan dalam turut mendukung terpenuhinya kebutuhan penyelenggaraan pelatihan digital yang terus meningkat saat ini,” katanya.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version