youngster.id - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menggelar Forum Peningkatan Kreativitas & Akses Permodalan Industri Kopi Lokal di Banyuwangi, Jawa Timur. Kegiatan ini untuk mendukung pengembangan industri kopi lokal.
“Ini upaya kami untuk memberikan nilai tambah terhadap kopi lokal. Kami ingin mengubah kopi Indonesia dari sekadar biji menjadi brand yang tak hanya diminati pasar lokal, namun juga dunia,” kata Wakil Kepala Bekraf Ricky Pesik Minggu, (18/12/2016) di Gedung Wanita Paramitha Kencana, Banyuwangi, Jawa Timur.
Kegiatan itu, lanjut Ricky, merupakan bagian dari pengembangan sektor kuliner yang dilakukan Bekraf untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif nasional.
Dalam acara itu peserta diberikan wawasan tentang cara melakukan usaha di bidang industri kopi. Menurut Riky, hal ini untuk mengubah pola pikir pelaku usaha yang terbiasa menjual kopinya dalam bentuk biji sehingga nilai jualnya rendah. Padahal kopi tersebut bisa bernilai lebih tinggi dan memberi manfaat besar bagi masyarakat dengan sedikit kreativitas dari pelaku usahanya, yaitu dengan memberikan nilai tambah.
“Misalnya kita jual biji kopi Rp100 ribu per kg, lalu dikemas dan dibranding pihak luar, saat dijual lagi harganya bisa mencapai Rp250 ribu per kg. Berapa nilai tambah yang mereka dapatkan, lebih dari separuh kan? Kalau ini semua kita yang kerjakan, akan sangat besar manfaatnya bagi perkembangan ekonomi kreatif kita. Masyarakat pasti lebih sejahtera. Ini yang akan kita perjuangkan,” ungkap Ricky yang dilansir Antara.
Nilai tambah dimaksud bisa berupa brand atau packaging (kemasan) produk yang menarik dan mengikuti selera pasar. Selain itu, juga dengan mengolah kopi menjadi bentuk produk lainnya. Sehingga tidak hanya memperbesar serapan dunia terhadap kopi Indonesia dalam bentuk biji, tapi juga menyerap dalam bentuk produk yang bernilai lebih besar.
Acara itu diikuti sebanyak 200 orang dari komunitas kopi lokal. Mereka adalah pelaku usaha, petani, mahasiswa dan masyarakat pecinta kopi. Selain wawasan tentang cara melakukan usaha di bidang industri kopi, peserta juga dibekali terobosan pendanaan untuk memulai maupun meningkatkan usaha.
Bekraf menggandeng Bank BNI 46 sebagai lembaga keuangan yang menjamin pendanaan para pelaku usaha industri kopi. “Bekraf tidak memberikan modal, hanya membantu aksesnya,” kata Riky.
Kepala Divisi Usaha Kecil Bank BNI 46 Arief Surarso menyampaikan pihaknya mendukung penuh pengusaha kopi yang memerlukan bantuan permodalan. Karena BNI memiliki program Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR ini mendukung dan meningkatkan akses usaha rakyat dengan menyediakan sumber pembiayaan berupa pemberian kredit bagi usaha mikro kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK).
“Kami akan bantu, mulai dari yang masih merintis usaha baru hingga pengusaha yang sudah jalan yang masih membutuhkan bantuan financial,” kata Arief.
STEVY WIDIA
Discussion about this post