youngster.id - Peretasan e-commerce kembali terjadi. Kelompok peretas ShinyHunters mengklaim berhasil menjual data 10 perusahaan di dark web. Data yang diretas bahkan mencapai 73,2 juta. Dari angkat tersebut, sebanyak 1,2 juta di antaranya merupakan data pengguna toko online Bhinneka.
Bhinneka akan melakukan investigasi terkait kasus peretasan 1,2 juta akun penggunanya. Group Head, Brand Communication & PR Bhinneka, Astrid Warsito mengungkapkan, pihaknya akan bekerjasama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk mengatasi hal tersebut.
Astrid menambahkan bahwa Bhinneka telah menerapkan standar keamanan global PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard) dari TUV Rheinland untuk melindungi pelanggan. Selain itu, password pelanggan pada database Bhinneka selalu dienkripsi.
“Kami tidak menyimpan data kartu kredit ataupun debit, semua data pembayaran langsung terkoneksi dengan payment gateway. Selain itu tidak ada uang elektronik atau digital goods lainnya yang datanya tersimpan di sistem kami,” kata Astrid dalam keterangannya, Senin (11/5/2020).
Meskipun demikian, untuk menghindari kemungkinan terburuk dan langkah pencegahan. Bhinneka mengimbau pengguna untuk melakukan pergantian password. Berikut beberapa langkah yang disarankan :
1. Mengganti password secara berkala dan ini saat yang tepat untuk mengganti yang baru.
2. Tidak menggunakan password yang sama untuk berbagai layanan
3. Menggunakan email yang berbeda untuk aktivitas transaksi online
4. Segera gunakan strong password: minimum 8 (delapan) karakter, kombinasi huruf besar dan kecil, kombinasi angka, jangan gunakan identitas atau informasi terkait dengan diri Anda, dan kombinasi simbol. Contoh: Bh1nnek@123
STEVY WIDIA
Discussion about this post