youngster.id - Digitaraya, startup-accelerator telah berhasil mengembangkan dan meluluskan lebih dari 73 perusahaan startup baru sejak mulai berdiri pertengahan 2018. Ke-73 startup itu berasal dari 12 negara Asia Pasifik, termasuk di Indonesia.
Managing Director Digitaraya, Nicole Yap mengatakan ekosistem startup di Indonesia telah berkembang pesat dalam satu dekade ini. Hal tersebut ditandai dengan banyak startup lokal yang menghadirkan inovasi solutif untuk mendisrupsi industri dan memainkan peranan penting untuk memudahkan kehidupan keseharian masyarakat.
“Ekosistem startup di Indonesia telah berkembang sangat pesat pada satu dekade ini, dengan banyak sekali startup-startup lokal menghadirkan inovasi-inovasi yang solutif untuk men-disrupt industri dan memainkan peranan yang penting yang memudahkan kehidupan keseharian masyarakat. Digitaraya hadir sebagai startup-hub kelas dunia di Indonesia untuk mendukung dan mengembangkan startup baru, untuk mencapai tingkatan berikutnya dalam pertumbuhan bisnis mereka,” kata Nicole pada gelar Digitaraya Impact 2020, Kamis (23/1/2020) di Jakarta.
Tak hanya itu, di 2019, Digitaraya juga berhasil membuka lebih dari 2.400 lapangan pekerjaan dan telah membimbing lebih dari 120 enterpreneur di jaringannya. Pengembangan tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Google, UBS Indonesia, Mckinsey & Company, Gojek Indonesia dan masih banyak lagi.
Selanjutnya pada 2020, Digitaraya menargetkan mampu mendukung dan mengembangkan 100 lebih startup dan mencoba membangun jaringan yang luas, dengan target 15 lebih batch dalam negeri serta lebih dari 4 batch luar negeri.
“Kami berencana untuk mengadakan lebih banyak bootcamp untuk startup-startup baru yang akan berfokus kepada hal-hal fundamental, membantu mencocokkan bisnis mereka dengan modal ventura (venture capital) dan korporasi serta membangun jaringan yang luas agar mereka dapat mengembangkan bisnis lebih jauh dan cepat,” kata Nicole.
Beberapa startup yang pernah ditangani Digitaraya adalah Re-Charge, Wahyoo, Bobobox, Halosis, Riliv dan masih banyak lagi. Sementara untuk startup luar negeri antara lain, 1 Export, Avana, dan Scout My Trip.
Sebastian Trzcinski-Clément, Head of Developer Relations and Startup Ecosystem in Asia, Africa, and the Middle East, Google mengatakan, industri startup sangatlah dinamis, di Indonesia saja, industri ini telah bertumbuh sangat pesat pada satu dekade belakangan ini. Akan tetapi, banyak dari startup-startup baru ini terlihat kebingungan dalam menjalankan bisnis mereka, karena tidak ada pedoman yang pasti mengenai bagaimana Anda harus menjalankan sebuah bisnis startup.
“Disinilah startup-hub seperti Digitaraya memainkan peran yang sangat penting untuk mendukung dan membantu para startup ini untuk mengembangkan bisnis mereka menggunakan berbagai cara seperti contohnya, Google’s launchpad playbook yang dapat memberikan pedoman dan platform networking yang sangat dibutuhkan,” kata Sebastian.
Fadjar Hutomo, Deputi Akses Permodalan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang turut memberikan pidato pembuka pada acara ini mengungkapkan, ada tiga persoalan bagi perkembangan startup di Indonesia yakni kebutuhan SDM yang mumpuni, peranan mentor yang bisa membimbing, dan funding yang bisa memberikan dorongan.
“Disinilah pentingnya peran sebuah startup hub seperti Digitaraya. Saya sangat mengapresiasi dan berterimakasih pada Digitaraya atas inisiatif yang diberikan yang membantu kami (pemerintah) menyelesaikan persoalan dan mempersiapkan masa depan ekonomi Indonesia,” kata Fadjar.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post