youngster.id - Potensi produk UMKM cukup besar yakni sekitar Rp 300 triliun per tahun. Dengan nilai produk fesyen muslim sebesar Rp 280 triliun per tahun dan produk batik sebesar Rp 4,89 triliun per tahun. Namun serbuan produk impor mengancam hal itu. Untuk itu, pemerintah meminta para penyedia layanan e-commerce untuk membatasi penjualan produk dari luar negeri.
Shopee Indonesia mengambil langkah dengan menutup akses masuk 13 jenis barang atau produk dari luar negeri. Direktur Shopee Indonesia Handika Jahja menyatakan Shopee membatasi akses 13 kategori produk ini yang meliputi seluruh negara penjual di luar negeri.
“Ini dari seluruh negara dan penjual dari luar negeri ditutup untuk menjaga penjual lokal di tanah air,” kata Handika dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
Menurut dia, pembatasan 13 jenis usaha ini terus didiskusikan sesuai dengan arahan pemerintah. Ia juga mengatakan, shopee akan terus mendorong pengusaha lokal untuk memberikan dukungan ke pelaku usaha yang memproduksi barang-barang lokal.“Ini bisa jadi kajian pertama kita, semoga bisa terus berkolaborasi untuk memajukan produk lokal,” ujarnya.
Handika menjelaskan penutupan akses 13 jenis produk dari luar negeri tidak mempengaruhi bisnis Shopee. Ia berharap kebijakan ini akan terus memberikan kesempatan lebih bagi pelaku usaha lokal untuk bisa bersaing.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi langkah Shopee Indonesia yang dinilai mendukung pertumbuhan serta kelangsungan bisnis UMKM di Indonesia.
“Hal ini dilakukan agar tidak membunuh UMKM Indonesia. Ini perlu diapresiasi, sebagai tindak lanjut antara pertemuan Kementerian Koperasi UMKM dan Shopee,” kata Teten.
Teten menjelaskan, produk-produk tersebut diantaranya hijab, atasan muslim perempuan, bawahan muslim perempuan, atasan muslim pria, dan bawahan muslim pria. Selanjutnya produk outwear muslim, mukena, pakaian muslim, pakaian muslim anak, aksesoris muslim, alat-alat solat, batik, dan kebaya.
“Ini yang saya kira kita perlu proteksi, sehingga UMKM bisa bertumbuh. Saat ini kita memang sudah masuk ke perdagangan bebas, tetapi kita harus menyiapkan UMKM kita agar dapat bersaing sehat,” ujar Teten.
STEVY WIDIA
Discussion about this post