youngster.id - Sejak pandemi COVID-19, infrastruktur digital telah berkembang pesat dan telah menjadi entitas yang sangat krusial dalam mendorong inklusi keuangan. Di tengah tumbuhnya sektor fintech di Indonesia, tindakan social engineering menjadi semakin marak.
Munculnya tindakan manipulatif seperti penipuan identitas (identity fraud) ini marak terjadi dan mengganggu keberlangsungan bisnis jasa keuangan. Sebuah survei pada tahun 2021 menunjukkan sebanyak 3% masyarakat Indonesia menyadari identitasnya telah dicuri dan digunakan oknum penipu untuk membuka akun bank. Lebih jauh, sebanyak 48% perusahaan Indonesia mengalami peningkatan kerugian dari tahun ke tahun akibat penipuan yang sering diakibatkan oleh ketidakmampuan untuk mengenali konsumen.
Untuk itu, pada forum B20 lalu, standardisasi identitas digital ini menjadi rekomendasi sebagai langkah permulaan dalam perancangan suatu ekosistem digital yang aman dan terpercaya, maupun mengantisipasi usaha manipulasi sosial dalam ranah digital.
Founder and Group CEO VIDA, Niki Luhur mengatakan, sebagai prasyarat masuk dalam layanan digital, identitas digital yang aman meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap ekonomi digital karena dapat meminimalisir identity fraud yang merugikan.
“Sejalan dengan rekomendasi B20, budaya penghormatan dan pelindungan data ini harus menjadi perhatian utama bagi antar pemangku kepentingan dengan menyesuaikan dengan tren ancaman keamanan terkini,” kata Niki, Rabu (30/11/2022).
Sejatinya, sejak tahun 2008, Indonesia melalui Undang Undang Informasi Transaksi Elektronik telah mendorong penggunaan Sertifikat Elektronik sebagai identitas digital yang menunjukkan status subjek hukum para pihak dalam dunia digital. Tidak terlihat langsung di mata publik, teknologi identitas digital berbasis sertifikat elektronik seperti tanda tangan digital dan e-KYC selama ini telah menjadi tulang punggung dari berbagai layanan digital populer dari berbagai industri seperti jasa keuangan, e-commerce, transportasi, telekomunikasi dan juga kesehatan.
HENNI SOELAEMAN
Discussion about this post