youngster.id - Perusahaan penyedia layanan on-demand, Grab mengumpulkan pinjaman berjangka US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun. Utang yang diraih oleh pesaing Gojek ini disebut-sebut sebagai yang terbesar di sektor teknologi Asia.
JPMorgan menjadi bookrunner utama atas fasilitas pinjaman tersebut. Sedangkan Barclays, Deutsche Bank, HSBC, Mizuho, MUFG dan Standard Chartered menjadi bookrunner bersama. Bookrunner adalah pihak yang mengajak bank-bank lain untuk berpartisipasi dalam pembiayaan sindikasi. Bookrunner berperan sebagai arranger atau yang mengatur pembentukan sindikasi.
Grab mengatakan suku bunga pinjaman tersebut 450 basis poin di atas London Interbank Offer Rate (LIBOR). Data per pekan lalu (29/1), LIBOR rate 12 bulan sebesar 0,31%. Ini artinya, bunga pinjaman decacorn itu 4,81% per tahun.
“Pinjaman tenor lima tahun itu ditingkatkan dari (awalnya) US$ 70 juta, setelah mendapatkan komitmen dari investor institusi internasional,” demikian peryataan resmi Grab yang dilansir Reuters, Senin (1/2/2021).
Utang ini akan digunakan untuk tujuan umum perusahaan. Namun, tidak dijelaskan secara rinci. Sedangkan valuasi Grab disebut-sebut lebih dari US$ 16 miliar.
Pada bulan lalu, decacorn Singapura ini menyampaikan bahwa pendapatan bersih naik 70% secara tahunan (year on year/yoy) pada tahun lalu atau pulih dibandingkan tingkat sebelum ada pandemi corona. Bisnis pesan-antar makanan Grab menyumbang lebih dari 50% pendapatan. Perusahaan memperkirakan, bisnis GrabFood mencapai titik impas pada akhir tahun ini.
Sebelumnya, Grab dikabarkan bakal melakukan penawaran saham perdana alias IPO pada tahun ini. Pesaing Gojek itu pun menunjuk bank investasi asal Amerika Serikat (AS) Morgan Stanley dan JPMorgan Chase and Co untuk membantu dalam proses IPO. Grab disebut-sebut menargetkan US$ 2 miliar atau Rp 28 triliun lewat IPO tersebut.
STEVY WIDIA
Discussion about this post