youngster.id - Indonesia Pusat Data Provider Organization (IDPRO) yang merupakan penyelenggara jasa pusat data mengucurkan dana sekitar US$ 400 juta untuk membangun pusat data dengan kualitas kelas dunia. Ini untuk menjadikan Indonesia Negara digital yang berkedaulatan terhadap data.
Ketua Umum Idpro, Kalamullah Ramli mengatakan pihaknya ingin mengembangkan ekosistem pusat data di Indonesia untuk mewujudkan Indonesia sebagai digital nation. Hal itu sejalan dengan program pemerintahan Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di kawasan ini pada 2020.
“Data adalah dewa. Siapa yang memiliki data, dia memiliki masa depan. Oleh karena itu, kami bertekad untuk menjadikan Indonesia sebagai digital nation yang memiliki kedaulatan terhadap data. Apalagi pemerintah telah mengeluarkan PP Nomor 82 Tahun 2012 yang mewajibkan semua data orang Indonesia harus berada di Indonesia,” kata Kalamullah dalam siaran pers Idpro baru-baru ini di Jakarta.
Menurut Kalamullah, potensi pasar pusat data di Indonesia sangat besar. Apalagi dengan era digital yang sedang terjadi saat ini. Penetrasi internet, tumbuhnya ekosistem e-commerce, serta menjamurnya ekosistem startup di Tanah Air, menjadi pemicu tumbuhnya permintaan akan pusat data sebagai pusat untuk proses digitalisasi tersebut. Peluang tersebut harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mempertahankan kedaulatan data di Indonesia. Apalagi, saat ini Indonesia sedang dianugerahi bonus demografi yang pada akhirnya akan menciptakan bonus ekonomi bagi masyarakat Indonesia.
“Ini bisnis yang besar. Jangan sampai Indonesia kehilangan kesempatan ini. Jangan sampai semua data kita lari ke luar negeri,” ujar Kalamullah.
Sementara itu,, bendahara Idpro, Hendra Suryakusuma menuturkan berdasarkan data dari lembaga riset Frost and Sullivan, nilai pasar pusat data di Indonesia mencapai US$ 58,1 juta pada 2015. Diproyeksikan, pada 2022 akan mencapai US$ 482 juta, dengan rata-rata pertumbuhan setiap tahun mencapi 30 %.
“Kami ita sendiri belum ada nilai yang pasti tentang pasar pusat data di Indonesia. Tetapi kami juga sudah mulai melakukan riset kecil-kecilan. Namun, berdasarkan data dari Frost and Sullivan, potensi pasar di Indonesia itu sangat besar. Jadi, kami berupaya menjembatani potensi pasar tersebut, dengan menyediakan pusat data yang berkualitas dan memiliki standar Internasional, sehingga kita memiliki kedaulatan atas data kita sendiri,” kata Hendra.
IDPRO Indonesia meliputi DCI, Elitery, GTN (Graha Teknologi Nusantara), Nexcenter, XL, dan Telkomsigma.
STEVY WIDIA
Discussion about this post