youngster.id - YOUNGSTERS.id – Pemerintah berencana membuka investasi di bidang usaha untuk kategori marketplace pada e-commerce sebesar 100% terhadap kepemilikan saham asing. Hal ini diharapka akan dapat meningkatkan e-commerce lokal di peta persaingan global.
Rencana tersebut disambut baik oleh e-commerce Mataharimall.com. John Riady, Direktur Eksekutif Lippo Group, mengatakan pembukaan investasi asing tersebut sangat dibutuhkan oleh pemain e-commerce lokal di Tanah Air untuk mengembangkan bisnisnya ke ranah global. Dengan demikian pemain e-commerce lokal dapat bersaing dengan pemain e-commerce asing seperti Alibaba pada era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dewasa ini.
“Kami menyambut baik ini ya, karena persaingan pada dunia e-commerce akan semakin besar lagi. Kami mendukung kok, kalau pemerintah mau membuka DNI ini,” tuturnya usai meresmikan kantor baru Mataharimall.com di Jakarta, Rabu (10/2/2016) dilansir Bisnis.com.
John mengungkapkan pihaknya juga telah bekerja sama dengan sejumlah pihak dari luar negeri untuk mendapatkan kucuran dana agar Mataharimall dapat berkembang dengan pesat dan mengalahkan e-commerce global seperti Alibaba.
Dana yang berhasil didapatkan Mataharimall untuk mengembangkan bisnisnya diakui John berasal dari Bank of Amerika Merrill Lynch dan Credit Suisse yang jika ditotal mencapai angka US$200 juta ditambah dengan kucuran dana dari Lippo Group dan yang lainnya sekitar US$300 juta.
Selain itu, MatahariMall juga menunjuk perusahaan penasihat keuangan Rothschild sebagai Financial Advisor bagi Lippo Group dalam transaksi tersebut. “Kami butuh sekitar US$500 juta untuk 2-4 tahun ke depan untuk marketing, teknologi, tim, logistik dan lainnya,” tukasnya.
Berkaitan dengan itu, CEO Mataharimall.com Hadi Wenas mengakui pihaknya tengah berambisi untuk menjadikan Mataharimall sebagai Alibaba versi Indonesia. Pasalnya menurut pria yang akrab disapa Wenas tersebut, Indonesia memiliki penduduk yang cukup besar seperti penduduk di Negeri Panda yaitu sekitar 255,5 juta dengan pengguna Internet aktif berdasarkan data We Are Social sebanyak 88,8 juta ditambah pengguna smartphone aktif sebnayak 318,5 juta.
STEVY WIDIA
Discussion about this post