youngster.id - Sampah makanan tanpa disadari terus mengancam lingkungan hidup Indonesia. Tercatat jumlah sampah makanan terus mengalami peningkatan dan berdampak pada angka kelaparan dan kerugian finansial negara dari tahun ke tahun.
Untuk itu, Bank DBS Indonesia bersama dengan Bananas, Blibli, Bukalapak, Foodbank of Indonesia (FOI), Kebun Kumara (KK), Surplus Indonesia, dan Waste4Change (W4C) menggelar program More Sustainability Actions, Less Waste. Tujuannya, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengurangi limbah makanan di Indonesia. Aksi ini diluncurkan seiring dengan semangat untuk mendukung Indonesia yang berkelanjutan. Program ini merupakan bagian dari gerakan #MakanTanpaSisa yang telah dijalankan oleh Bank DBS Indonesia sejak tahun 2020.
Menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), sampah makanan menyumbang hingga 41,1% dari 28,8 juta ton sampah di Indonesia. Meningkatnya jumlah sampah organik yang berasal dari sisa makanan kian meresahkan dan dapat menimbulkan masalah serius bagi ekosistem lingkungan. Selain berkontribusi secara tak langsung terhadap pemborosan energi, sisa makanan yang menumpuk dan membusuk di tempat pembuangan akhir (TPA) menghasilkan gas metana – yang merupakan salah satu penyebab pemanasan global. Dilansir dari laman menlhk.go.id, gas metana pada kadar tinggi dapat mengurangi kadar oksigen pada atmosfer bumi hingga 19,5%.
Mona Monika, Head of Group Marketing Strategic & Communications, PT Bank DBS Indonesia mengatakan, Bank DBS berupaya menciptakan dampak jangka panjang dengan mengelola bisnis dan bekerja sama dengan berbagai pihak, secara seimbang dan bertanggung jawab.
“Aliansi dengan pelaku industri dan organisasi pegiat lingkungan ini sejalan dengan inisiatif #MakanTanpaSisa yang kami ciptakan untuk meningkatkan kesadaran akan limbah makanan. Kami percaya setiap pihak memainkan peran yang sama pentingnya dan memiliki visi serta misi yang serupa untuk bersama-sama mengurangi sampah makanan yang berdampak buruk bagi pemanasan global. Bekerja sama dengan mitra-mitra strategis memberikan kami harapan bahwa kami berada di jalur yang tepat untuk mengurangi dampak emisi karbon demi menuju Indonesia yang lebih berkelanjutan,” ujar Mona, Jumat (5/8/2022).
Riset Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2021 menyimpulkan Indonesia menghasilkan sekitar 23–48 juta ton sampah makanan per tahun pada periode 2000-2019 dan tren ini terus meningkat setiap tahun. Ditemukan juga bahwa setiap orang di Indonesia menghasilkan rata-rata sebanyak 115–184 kilogram sampah makanan per tahun. Jika dikonversi, nilai sisa makanan ini setara Rp2,1 juta per kapita per tahun. Selain itu diproyeksikan sampah makanan membuat Indonesia mengalami kerugian sebesar Rp551 triliun setiap tahunnya, yang turut berdampak pada meningkatnya angka kelaparan di Indonesia.
Sejak diluncurkan tahun 2020, gerakan #MakanTanpaSisa oleh Bank DBS Indonesia telah menyumbang lebih dari 43 ton makanan dan pengelolaan limbah organik sebagai aksi nyata untuk meningkatkan kesejahteraan lingkungan dan masyarakat. Di tahun 2021 gerakan #MakanTanpaSisa telah menyumbang 20 ton, dan di tahun 2022 menargetkan sumbangan food impact sebesar 26 ton.
“Gerakan ini terus dilakukan dan dikembangkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai dampak limbah makanan dan mengurangi limbah makanan yang dihasilkan, juga untuk memberikan dampak baik kepada lingkungan dalam jangka panjang melalui pengelolaan bisnis yang bertanggung jawab terhadap lingkungan,” tutup Mona.
HENNI SOELAEMAN