youngster.id - Industri kesehatan di Indonesia masih menyimpan banyak masalah, yang paling utama adalah akses layanan kesehatan itu sendiri, dari mulai ketersediaan rumah sakit dan apotek. Di sisi lain, layanan kesehatan digital meningkat tajam di tengah Pandemi Covid-19.
Data Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan per Februari 2021 mencatat, jumlah rumah sakit di seluruh Indonesia sebanyak 2.925. Menariknya, 45,9% atau 1.244 dari jumlah rumah sakit itu berada di Pulau Jawa. Jauh berbeda dengan Provinsi Kalimantan Utara yang hanya memiliki 11 rumah sakit.
Natali Ardianto, CEO Lifepack & Jovee menilai, industri farmasi dan layanan kesehatan digital di Indonesia tumbuh dengan baik, namun masih banyak masalah yang perlu diselesaikan.
“Industri farmasi di Indonesia merupakan salah satu industri dengan pertumbuhan yang sangat cepat di ASEAN, begitupun dengan layanan kesehatan digital. Dari laporan yang dikeluarkan oleh MTPconnect & Asialink Business, pendapatan dari layanan kesehatan digital di Indonesia pada tahun 2022 diprediksi mencapai 973 juta dollar,” kata Natali Ardianto dalam keterangan pers nya Selasa (2/3/2021).
Menurut dia, prediksi pertumbuhan ini harus diimbangi dengan produk dan inovasi yang tepat sesuai kebutuhan masyarakat, di mana masih terdapat beberapa masalah yang dihadapi. Di antaranya belum meratanya infrastruktur telekomunikasi di Indonesia, kedua fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan apotek masih terkonsentrasi di pulau Jawa, dan ketiga jaminan kelengkapan serta keaslian obat.
“Karena menurut World Health Organization (WHO), peredaran obat palsu di Indonesia masih sangat tinggi mencapai 25 persen. Inilah saatnya inovasi layanan kesehatan digital dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang ada,” ungkapnya.
Disisi lain, belum meratanya layanan kesehatan seperti rumah sakit, apotek juga masih didominasi di pulau Jawa. Di mana, berdasarkan data rekapitulasi Apotek Indonesia dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah apotek yang tersedia pada tahun 2018 adalah sebanyak 24.874 unit, dengan Jawa Barat sebagai daerah yang memiliki jumlah apotek terbanyak yaitu 4.298.
Menurut Natali, dengan masih terkonsentrasinya akses layanan kesehatan seperti rumah sakit dan juga apotek di pulau Jawa, tentunya diperlukan inovasi layanan kesehatan agar dapat dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat Indonesia di berbagai daerah. Yaitu melalui akses layanan kesehatan secara online.
“Untuk itu apotek online Lifepack hadir sebagai platform kesehatan yang memiliki layanan terbaik dalam memenuhi kebutuhan obat masyarakat Indonesia. Salah satu komitmen kami adalah dapat memberikan kemudahan akses layanan kesehatan serta menjangkau seluruh masyarakat Indonesia,” papar Natali.
Dia menambahkan, tidak hanya peningkatan penggunaan layanan apotek online, namun pandemi juga memberikan peningkatan konsumsi vitamin dan suplemen di masyarakat.
“Dengan terus meningkatnya pertumbuhan industri farmasi serta layanan kesehatan digital di Indonesia, Lifepack & Jovee memiliki visi dan misi untuk memberikan layanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat. Kami juga akan terus berperan aktif membantu pemerintah dalam meningkatkan literasi kesehatan masyarakat Indonesia melalui berbagai program yang kami miliki,” tutup Natali.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post