youngster.id - Media sosial sudah bukan wadah interaksi lagi,t etapi telah menjadi ajang adu kreatifitas. Yogrt, contohnya, wadah sosial discovery berbasis lokasi ini menghadirkan fitur baru, Live Content, yang memungkinkan penggunanya untuk menyiarkan konten-konten video secara langsung untuk memperkaya hiburan dan interaksi penggunanya.
Co-founder Yogrt, Jason Lim, mengatakan melalui kehadiran fitur baru ini Yogrt berencana memberdayakan 10.000 anak muda di Indonesia untuk menunjukkan bakatnya secara lebih luas. Bahkan pihaknya juga akan menjalin kolaborasi dengan sejumlah partner potensial melalui aktivitas pencarian bakat di beberapa kota di Indonesia.
“Pengguna media sosial (medsos) saat ini sangat mengetahui apa yang menjadi keinginannya akan media yang bersifat real time. Hal itu mencakup kemudahana navigasi, tampilan yang bersahabat dan konten yang menarik. Melalui Live Content, kami menawarkan konten yang lebih menyenangkan dan aman,” ungkap Jason Kamis (6/4/2017) di Jakarta.
Menurut dia, kehadiran fitur Live Content yang memungkinkan anak-anak muda berbakat Indonesia terpilih menyiarkan konten-konten videonya secara langsung untuk memperkaya hiburan dan interaksi para pengguna.
“Contoh kategori yang akan ada di fitur Live Content akan meliputi menyanyi, menari, stand-up comedy, fashion atau make up, reportase acara, olahraga, wisata, dan lainnya,” kata Jason lagi.
Aplikasi yang diperkenalkan pada Oktober 2014 itu kini telah digunakan di 86 kota di Indonesia dengan pengguna telah mencapai 1 juta orang.
Sebelumnya Co-founder Yogrt Roby Muhammad menyebutkan, untuk menambah pengalaman pengguna dalam menggunakan media sosial, pihaknya memperkenalkan konsep 0-friend concept (baca: zero friend concept, red.). Konsep ini memungkinkan pengguna menambahkan teman di luar inner circle atau orang-orang yang dikenalnya.
“Kami mempelajari pola interaksi para pengguna dan kami menemukan bahwa dalam jejaring sosial, para pengguna lebih mencari teman untuk curhat dan berbagi informasi,” kata Roby.
Menurut dia konsep 0-friend ini tepat bagi karakter orang Indonesia yang umumnya terbuka dan ramah. Apalagi, segmen pengguna yang disasar oleh aplikasi yang berfokus di Indonesia ini ada di rentang usia 18-25 tahun.
“Usia 18-25 tahun ini adalah usia di mana seseorang memerlukan partner dalam menavigasi hidup dan kehidupan sosialnya,” ujar pengajar fakultas Psikologo UI ini.
Ia pun mengungkapkan, Yogrt memiliki keunikan yang tidak dimiliki media sosial kebanyakan. Jika aplikasi media sosial seperti Path dan Facebook lebih ditujukan untuk lingkaran pertemanan tertutup, kemudian Twitter dan Snapchat memerlukan pengikut supaya status bisa dikomentari, pengguna Yogrt dengan jumlah teman 0 tetap bisa berbagi dan mendapat informasi melalui konsep pertemanan berbasis lokasi dan terbuka.
“Siapa saja bisa menjadi super star di Yogrt, bahkan aplikasi media sosial ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan teman baru dan interaksi baru dari sekitar lokasi penggunanya, sehingga bukan sekadar memindahkan teman dalam kehidupan sehari-hari ke media sosial,” terangnya.
Ia menambahkan, meskipun aplikasi ini terbuka, keamanan penggunanya tetap terjamin. “Kami memiliki infrastruktur yang dapat menjamin keamanan pengguna. Pengguna pun bisa mengatur kenyamanan dalam linimasanya dengan hadirnya fitur Hide, Block, hingga Report, sehingga, jika ada informasi yang ditampilkan pengguna lain yang tidak sesuai, pengguna bisa hide,” imbuhnya.
Untuk keamanan, pihaknya akan melakukan proses pengecekkan yang ketat dilakukan di semua aspek video live, dari mulai sisi talent hingga konten. “Kami memastikan konten yang dihasilkan adalah konten yang berkualitas, sesuai, dan aman,” ujarnya. Sementara itu, jika ada unggahan yang tidak pantas seperti pornografi maupun berbau SARA, tim Yogrt akan menyeleksi dan mengeleminasi unggahan tersebut.
STEVY WIDIA
Discussion about this post