youngster.id - Berdasarkan riset International Diabetes Federation 2009, sebanyak 60 juta wanita berusia reproduktif menderita diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional. Diabetes gestasional sendiri menyumbang 90% dari keseluruhan kasus diabetes pada ibu hamil. Jika tidak terdeteksi sejak dini diabetes gestasional dapat mengancam keselamatan dan kesehatan ibu dan bayi.
Oleh karena itu, Ahli Endokrinologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Farid Kurniawan SpPD menuturkan sangat penting bagi perempuan untuk dapat memahami penyakit tersebut temasuk dalam menanggulangii terjadinya kasus diabetes melitus pada keluarganya.
“Ketika ada satu wanita pengetahuannya cukup soal kesehatan, dia akan menyalurkan nutrisi dan mengedukasi kepada seluruh keluarganya,” ujar dr Farid Kurniawan SpPD kepada rekan media dikantor Ditjen P2P Kemenkes RI dalam diskusi kesehatan menyambut Hari Diabetes Dunia 2017 bertajuk “Wanita dan Diabetes” Selasa (21/11/2017) di Jakarta.
Farid menegaskan dalam hal ini kaum perempuan diminta untuk mewaspadai diabetes karena bisa mempengaruhi kondisi janin disaar kehamilan dan akan berpengaruh besar terhadap angka kematian ibu dan anak.
“Untuk mewaspadai nya ibu hamil itu harus memulai dan mengelola gaya hidup, terutama mengatur jumlah kalori sesuai yang dibutuhkan tubuh. Kemudian melakukan aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu, dan manajemen berat badan,” jelasnya.
Menurut Farid, bagi perempuan hamil dengan diabetes juga diperbolehkan mengonsumsi obat penurun kadar gula atau bahkan suntik insulin.
“Tidak apa-apa disuntik. Jarumnya sangat kecil, nggak akan membahayakan. Bahkan sampai ke rahim pun enggak,” kata dia.
Diabetes saat kehamilan atau diabetes gestasional bisa berbahaya karena menyebabkan beberapa komplikasi seperti preeklamsia pada ibu, komplikasi proses persalinan, dan berisiko mengidap diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Perlu diketahui, melalui peringatan Hari Diabetes Sedunia 2017 ini Kementerian Kesehatan terus menerus menggugah kesadaran masyarakat agar lebih peduli dan waspada terhadap bahaya diabetes dengan melibatkan semua pihak dalam upaya pencegahan dan pengendalian faktor risiko dengan perilaku hidup sehat, mampu mendeteksi gejala awal diabetes, serta memastikan masyarakat mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang baik, tepat, dan terjangkau.
Acara tersebut turut dihadiri dr. H. Mohamad Subuh, MPPM, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Perwakilan Divisi Metabolik Endokrin – Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) dan Dr. Soemaryati Aryoso.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post