youngster.id - Belakangan ini teknologi digitalisasi menjadi hal penting dalam perusahaan. Hal itu ditunjukkan dengan meningkatkan belanja teknologi informasi perusahaan. Sayangnya, ancaman siber masih diabaikan, dan mayoritas perusahaan belum mengalokasikan dana atas itu.
Sepanjang April—Juni 2017, serangan ransomware WannaCry dan Petya telah menyerang ribuan perusahaan di berbagai sektor industri secara global. Dan tren serangan siber yang menyerang perusahaan-perusahaan di berbagai belahan dunia diprediksi akan terus berlanjut hingga akhir 2017.
“Hal ini menjadi salah satu alasan mulai meningkatnya pemahaman perusahaan bahwa keamanan digital bukan hanya upaya melindungi informasi, tetapi juga dipahami sebagai investasi bagi masa depan perusahaan” kata Laksana Budiwiyono, Sales Director Trend Micro Indonesia, Kamis (14/9/2017) di Jakarta.
Menurut dia, perusahaan dituntut segera menetapkan prioritas dalam anggaran keamanan agar dapat membangun postur keamanan secara lebih efektif.
“Hal ini mempertimbangkan fakta biaya kerugian yang diderita akibat pembobolan keamanan sering kali jauh lebih besar nilainya bila dibandingkan anggaran yang bisa disediakan oleh perusahaan tersebut,” katanya.
Kerugian yang diderita perusahaan seluruh dunia, termasuk akibat terganggunya produktivitas berikut biaya perbaikan dan pengendalian akibat kerusakan yang ditimbulkan, mencapai US$4 miliar.
Data dari FBI kerugian dari Business Email Compromise (BEC) scams juga berkontribusi pada kerugian global hingga US$5,3 miliar sepanjang semester I/2017.
STEVY WIDIA
Discussion about this post