youngster.id - PT Solusi Teknologi Niaga (Qasir) terus menunjukkan komitmennya dalam membantu UMKM untuk mengembangkan bisnis lewat platform Point of Sales (POS). Saat ini layanan Qasir telah hadir di 500 kota seluruh Indonesia.
Sampai dengan akhir tahun 2019, Qasir berhasil mencatatkan nilai transaksi yang cukup fantastis yakni sebesar Rp1,5 Triliun, angka ini merefleksikan setidaknya 0,2% total pergerakan ekonomi Indonesia.
“Tentunya pencapaian ini sangat membanggakan bagi tim Qasir, di mana layanan kami sudah digunakan oleh pedagang mikro di lebih dari 500 kota di Indonesia. Ke depan, kami menarget untuk lebih banyak merchant yang mengunduh dan menggunakan aplikasi kami, setidaknya sampai dengan 300.000 user,” ungkap Michael Williem, CEO Qasir dalam keterangannya, Jumat (31/1/2020) di Jakarta.
Menurut dia, perusahaan yang hadir sejak 2015 mencatat salah satu kesalahan utama pemilik UMKM dalam mengelola usaha sehingga tetap stagnan adalah karena tidak adanya pemahaman dasar soal pengelolaan bisnis. Karenanya, penggunaan platform POS bagi bisnis UMKM diharapkan mampu memangkas risiko human error dalam proses pengelolaan usaha.
“Sederhananya, jika bisnis tidak memiliki laporan neraca saldo atau catatan transaksi harian yang rapi, maka pemilik usaha tidak akan mengetahui kesehatan bisnisnya. Tidak terkecuali bagi pemilik usaha yang masih turun langsung dalam mengelola usaha sehari-hari, dampaknya akan besar jika ia tidak memiliki laporan yang jelas. Ujung-ujungnya, bisa saja mereka salah mengambil keputusan, pemasukan dan pengeluaran tidak berimbang dan usaha menjadi mandeg atau tidak berkembang,” papar Michael.
Setelah aplikasi Qasir, aplikasi Miqro pun diluncurkan untuk pedagang mikro dari berbagai jenis usaha.Melalui aplikasi ini, pemilik warung bisa mengakses banyak fitur dasar tentang manajemen pengelolaan warung, sampai dengan pemesanan barang untuk dijual kembali (grosir).
“Salah satu hal yang mendasari optimisme kami dalam menciptakan inovasi adalah dorongan dari pemerintah untuk membantu usaha-usaha mikro, salah satunya warung, untuk dapat terus eksis dan meningkatkan skala usahanya lewat teknologi. Melalui aplikasi pedagang tidak perlu lagi mencatat penjualan dan mengatur inventori secara manual, karena semuanya sudah otomatis akan terekonsiliasi di aplikasi,” tutup Michael.
STEVY WIDIA
Discussion about this post