youngster.id - UNESCO memperkirakan, deforestasi hutan mangrove sedunia hingga sebanyak 40% dalam kurun waktu 40 tahun terakhir telah mendorong pertumbuhan angka emisi karbon hingga 10% secara global. Hal ini menunjukkan pentingnya mangrove berikut ekosistem karbon birunya, seperti rawa asin (salt marshes), padang lamun (seagrass beds), dan lahan basah pesisir (coastal wetland).
Hal ini mendorong Telkomsel menginisiasi kolaborasi untuk melindungi serta mengawasi ekosistem hutan bakau (mangrove) di Tahura Ngurah Rai secara berkelanjutan melalui pemanfaatan teknologi Internet-of-Things (IoT). Melalui program ini, Telkomsel kembali menegaskan komitmennya untuk menjalankan bisnis secara berkelanjutan melalui integrasi elemen proses bisnis perusahaan ke dalam upaya pelestarian bumi dan lingkungan hidup.
Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki H. Bramono mengatakan, melalui Program Tahura Digitalization Support, Telkomsel mendorong upaya digitalisasi untuk perlindungan dan pengawasan terhadap Kawasan Konservasi Mangrove Tahura Ngurah Rai Bali, termasuk potensi nilai ekonomi dan potensi pariwisatanya.
“Sebagai digital ecosystem enabler, kami berkomitmen untuk membuka lebih banyak peluang melalui environmental conservation, mengambil peran terdepan dalam menjaga kelestarian bumi dan lingkungan hidup, sekaligus mendukung pembangunan Indonesia secara inklusif dan berkelanjutan sesuai dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG),” kata Saki dalam siaran pers, Senin (6/3/2023).
Program Tahura Digitalization Support akan mengoptimalkan kapabilitas jaringan broadband terdepan Telkomsel yang menjangkau wilayah sekitar Tahura Ngurah Bali untuk meningkatkan konektivitas dan mengakomodasi pemantauan kualitas air secara digital di area penyemaian mangrove. Menggunakan konsep IoT Smart Agriculture, kecanggihan sensor IoT Telkomsel memungkinkan pengukuran nilai rata-rata parameter perairan di ekosistem mangrove, baik kualitas air, debit air, maupun PH air.
Pemantauan keseluruhan data tersebut kini dapat dilakukan secara presisi dan real-time melalui satu digital dashboard monitor yang berlokasi di Tahura Office Command Center. Telkomsel juga mengimplementasikan teknologi 5G Augmented Reality (AR) yang dapat diakses melalui tablet, smartphone, maupun laptop untuk mengakomodasi virtual tourism bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Telkomsel Jaga Bumi telah mengimplementasi beberapa program yang berhubungan erat dengan proses bisnis perusahaan. Sebelumnya pada Oktober 2022, Telkomsel Jaga Bumi telah meluncurkan Program Waste Management, yang berkolaborasi dengan platform PlusTik, untuk mendaur ulang kemasan kartu perdana dan cangkang kartu SIM berbahan dasar plastik hingga menjadi produk reusable dan sustainable (smartphone holder, pavement blocks, dan lain sebagainya).
Pada Desember 2022 lalu, Telkomsel Jaga Bumi juga meluncurkan Program Carbon Offset bersama Jejak.in, di mana pelanggan dapat menukar Telkomsel Poin mereka menjadi kontribusi setara dengan sebatang pohon untuk mengimbangi jejak karbon (carbon footprint) yang timbul sebagai konsekuensi aktivitas manusia sehari-hari. Dalam program ini, Telkomsel berharap dapat melakukan penanaman hingga sebanyak 15.060 pohon pada April 2023 di seluruh Indonesia.
STEVY WIDIA