youngster.id - Jovian Mandagie, desainer asal Indonesia mendirikan Jovian Apparel pada tahun 2007. Kehadirannya telah mengubah tatanan fashion di Indonesia dan Malaysia dengan busana yang elegan, aksesori, modest fashion, produk gaya hidup, dan produk yang tak bisa dilewatkan.
Awalnya, Jovian merambah ke e-commerce melalui halaman Shopify, kemudian dengan cepat menyadari potensi ritel online dan memperluas jangkauan ke Shopee, Lazada, dan Zalora. Namun, dia menghadapi tantangan penjualan lintas negara dan pengelolaan inventaris terpisah untuk setiap platform yang menghambat pertumbuhan digital.
Jovian, yang memiliki merek fashion terkemuka di Malaysia dan mengirimkan pesanan ke Indonesia, menghadapi sejumlah tantangan operasional karena proses yang masih manual dan terdesentralisasi. Hambatan terbesar Jovian adalah rendahnya visibilitas inventaris dan operasional sehingga pencarian produk dan SKU (stock keeping unit) di gudang memakan waktu lama dan mengakibatkan inefisiensi operasional.
Apalagi, dengan inventaris yang terpisah untuk setiap platform, memperbarui jumlah stok secara tepat waktu, dan pengiriman lintas negara ke Indonesia menjadi tidak praktis yang mengakibatkan masalah overselling (kelebihan penjualan) serta ketidakpuasan pelanggan. Dalam proses pengambilan dan pengalokasian pun, Jovian menghadapi kendala yang berdampak pada kemampuan untuk memenuhi SLA (Service Level Agreement) dan memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa.
Untuk mengatasi hambatan terkait inventaris ini dan mendorong operasional yang lancar, Jovian mencari solusi komprehensif yang mampu mengelola pengiriman lintas negara, penjualan multisaluran, dan manajemen gudang bagian belakang (back end). Menyadari perlunya platform teknologi yang kuat, perusahaan memutuskan untuk mengimplementasikan Anchanto Warehouse Management.
Ternyata, kemitraan strategis dengan Anchanto membuahkan transformasi yang mengesankan dalam bisnis e-commerce Jovian dengan pertumbuhan lebih dari 1.300%.
“Dengan solusi perangkat lunak terpusat dari Anchanto, kami berhasil mengatasi setiap masalah. Efisiensi teknologi Anchanto telah membantu kami mempertahankan backend yang sistematis sehingga semuanya lebih stabil, terorganisasi, dan tertangani dengan baik. Kami dapat melihat semua inventaris secara terpusat dan dapat mendistribusikan stok ke semua domain (e-commerce) utama. Hal ini membantu kami mencegah terjadinya overselling dan mencapai tingkat pengiriman 24 jam untuk 95% pesanan,” kata Jovian Mandagie, Founder dan Chief Executive Officer, Jovian.
Ditambahkan Kumerasan, Kepala Gudang Jovian, selain memberikan solusi B2B dan B2C, Anchanto juga memastikan untuk menyelesaikan tantangan dan membantu mencapai KPI (key performance indicator).
“Sebelum menggunakan Anchanto, kami hanya bisa memenuhi 500 pesanan per hari. Setelah menggunakan layanan Anchanto, kami bisa memenuhi 7.000 pesanan lebih cepat dalam jadwal yang ketat,” ungkap Kumerasan.
Mengingat sifat e-commerce yang terfragmentasi, Anchanto bertujuan menjembatani kesenjangan industri dengan menyediakan manajemen inventaris terpusat, otomatisasi, proses mutakhir untuk pengiriman lebih cepat, dan lebih banyak lagi.
“Dengan lebih dari 120 karyawan yang berhadapan langsung dengan pelanggan dari berbagai negara di 11 negara, kami memiliki tingkat eksposur global, keragaman, dan masukan untuk memberikan solusi berkelas dunia, global, dan kuat untuk perusahaan ritel dan brand berskala besar. Inilah yang mendorong kami untuk membantu perusahaan seperti Jovian dengan solusi yang terukur dan tepat guna,” kata Co-Founder dan CEO Anchanto, Vaibhav Dabhade.
Jovian saat ini tengah meningkatkan penggunaan teknologi dan menyusun strategi untuk mendobrak hambatan bisnis, merampingkan penjualan multisaluran, dan meningkatkan pertumbuhan.
Ke depannya, Jovian menargetkan pengiriman pada hari yang sama dan semakin memperkuat posisinya sebagai platform e-commerce terdepan di Indonesia dan Malaysia.
HENNI S.