Sabtu, 27 September 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home News

Tarif Layanan Internet Broadband di Indonesia Bukan yang Termahal?

22 Desember 2021
in News
Reading Time: 3 mins read
Sarwoto Atmosutarno - Mastel

Sarwoto Atmosutarno, Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) (Foto: Istimewa/youngster.id)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Merespons isu terkait perbandingan layanan tarif broadband internet Indonesia, MASTEL memberikan tanggapan bahwa tarif layanan broadband internet Indonesia bukan yang termahal.

Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) Sarwoto Atmosutarno menjelaskan, dari perbandingan yang dilakukan MASTEL, tarif internet di Indonesia termasuk dalam kategori terjangkau. Di tengah stagnasi pertumbuhan pendapatan yang dihadapi oleh penyedia, Indonesia memiliki tarif rata-rata terendah untuk Mobile Broadband (MBB) berbasis volume sebesar US$ 0,31/GB pada tahun 2020 (lebih mahal dari India USD 0,11, tetapi lebih murah dari Malaysia USD 0,56 dan Brasil USD 1,16). Tarif MBB Indonesia ini mengalami penurunan dari US$ 0,43/GB, pada data tahun 2019 dari McKinsey.

Sedangkan untuk Fixed Broadband (FBB) yang didominasi Indihome, bisa menggunakan dua acuan ukuran. Pertama, Indonesia menempati posisi termahal di ASEAN dengan tarif per Mbps antara Rp 14.895 – Rp 43.500 pada 2019 (data CupoNation). Kedua, dengan tarif bulanan sebesar US$ 29,01 untuk tarif FBB, Indonesia sudah menempati peringkat 53 termurah dari 211 negara (disurvei oleh cable.co.uk).

“Setiap perspektif dapat dipergunakan tergantung pada kepentingan analisis masing-masing konsumen. Namun, MASTEL melihat telah ada upaya yang telah dilakukan oleh para penyelenggara, yang sebagian besar merupakan anggota MASTEL, untuk terus menurunkan tarif sesuai tingkat keekonomian,” ujar Sarwoto, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/12/2021).

Baca juga :   Mastel Serukan Sinergi Menuju Transformasi Digital Indonesia Yang Sehat dan Berkelanjutan

Prestasi kompetisi tarif Indonesia ini dicapai, selain tantangan kondisi geografis yang berat dan dalam environment perhitungan EBITDA bisnis infrastruktur bandwidth yang stagnan, persaingan tarif Indonesia dicapai. Bahkan pertumbuhan pendapatan bisnis infrastruktur telekomunikasi mengalami penurunan sebesar 2-3% selama tiga tahun terakhir, kecenderungan selisih Return on Investment Capital (ROIC) dengan Weighted Average Cost of Capital (WACC) menurun dan tinggal sebesar 1-2%.

“Oleh karena itu, sudah saatnya Pemerintah mendorong peningkatan kesehatan dan kesinambungan industri bagi para operator internet dengan mempercepat regulasi konsolidasi operator telekomunikasi, infrastructure sharing, area kolaborasi di antara operator jaringan dan provider OTT (Over the Top), serta mengurangi beban retribusi untuk penyelenggaraan dan penggelaran jaringan (biaya regulasi),” sarannya.

Kilas Balik

Menurut Sarwoto, Pemerintah Indonesia sejak tahun 1995 telah menyerahkan industri telekomunikasi, yang kemudian berkembang menjadi industri internet, kepada mekanisme pasar. Menyerahkan pasokan internet kepada multioperator para penyelenggara jasa dan jaringan internet yang jumlahnya lebih dari 100 penyelenggara besar dan kecil. Dengan demikian, pemerintah sudah tidak pernah berinvestasi lagi di bidang penyelenggaraan telekomunikasi dan internet selama lebih dari 25 tahun.

Baca juga :   Telkomsel Perkuat Kolaborasi Strategis Dengan Layanan Streaming Prime Video

“Pemerintah diharapkan berperan dalam mendukung kesehatan industri ini melalui regulasi yang mengatur keseimbangan tingkat pengembalian investasi, kualitas layanan dan perlindungan konsumen. Investasi pada penyelenggaraan jasa dan jaringan internet di Indonesia relatif lebih mahal untuk sifat teknologi yang cepat usang (obsolete),” ungkap Sarwoto,

Demografi Indonesia memiliki lebih dari 270 juta penduduk, dan 17.100 pulau dari aspek geografis. Panjang dari Timur ke Barat adalah 5120 km dan dari Utara ke Selatan adalah 1.760 km, di mana 3,1 juta km persegi adalah air, terbagi menjadi 514 kabupaten dan kota, membutuhkan akses internet untuk mempercepat transformasi digital dan ekonomi digital terutama untuk bangkit dari dampak pandemi COVID-19. Akses internet ini diperlukan untuk membangunkan desa dan UMKM yang menjadi tumpuan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.

“Kondisi geografis Indonesia yang unik dan menjadi tantangan bagi industri, khususnya penyedia internet. Pesatnya perkembangan teknologi membuat pasar internet Indonesia dipenuhi oleh layanan internet FBB dan MBB, bahkan konvergensi baik wireless maupun non-wireless. Kami sangat bersyukur karena Indonesia sebagai negara berkembang telah memasuki pasar internet broadband, pasar dengan permintaan kecepatan lebih dari 2MB/s, selama lebih dari sepuluh tahun,” jelas Sarwoto.

Baca juga :   HighPitch 2020 Kompetisi Startup Nasional Untuk 25 Sektor Bisnis

Menurut Sarwoto, investasi yang ditanamkan operator cukup besar. Pada tahun 2020 telah dibangun 169.833 km fiber optic, 133 transponder satelit, 117 Internet Points Of Presence (POP), dan 26 data center yang dibangun. Pertumbuhan investasi secara umum rata-rata meningkat 4% per tahun. Investasi ini juga membuat adopsi digital Indonesia meningkat sebesar 32%, tumbuh dua kali lipat sebelum pandemi. Investasi ini mendukung layanan MBB dan FBB atau konvergensinya. Meski dari segi stabilitas yang kurang karena faktor blank spot, pasar MBB di Indonesia mendominasi dengan pendapatan di tahun 2020 sebesar Rp 117 triliun, sementara FBB sebesar Rp 29 triliun.

“Tidak dapat disangkal bahwa Negara semakin bergantung pada layanan internet yang diserahkan kepada mekanisme pasar di mana pilihannya bergantung pada kebutuhan konsumen. Kita mengapresiasi kehadiran negara untuk percepatan internet di pedesaan dan terpencil serta Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang sangat membutuhkan bandwidth internet tanpa gangguan dan aman. Disamping itu, internet juga diperlukan untuk pelayanan penanggulangan bencana dan pertahanan dan keamanan nasional,” pungkas Sarwoto. (*AMBS)

Tags: fixed broadbandMasyarakat Telematika Indonesia (Mastelmobile broadbandtarif broadband internet Indonesia
Previous Post

Lampaui Target Transaksi, TEI-DE 2021 Bukukan US$ 6,06 Miliar

Next Post

JFX dan KBI Dukung Penyandang Disabilitas Menjadi Entrepreneur

Related Posts

Mastel 2023
News

Mastel Serukan Sinergi Menuju Transformasi Digital Indonesia Yang Sehat dan Berkelanjutan

26 Mei 2023
0
Telkom Segera Integrasikan IndiHome ke Telkomsel
news

Telkom Segera Integrasikan IndiHome ke Telkomsel

6 April 2023
0
Prime Video Mobile Edition
News

Telkomsel Perkuat Kolaborasi Strategis Dengan Layanan Streaming Prime Video

13 November 2022
0
Load More
Next Post
JFX - KBI x barista

JFX dan KBI Dukung Penyandang Disabilitas Menjadi Entrepreneur

KedaiMart

Tingkatkan Pelayanan, Transaksi KedaiMart Meroket 14 Kali Lipat di Akhir Tahun

Achmad Alkatiri x Gita Wiryawan

Akselerasi Brand Lokal ke Taraf Global, Hypefast Tunjuk Gita Wirjawan sebagai Komisaris

Discussion about this post

Recent Updates

Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
Waste4Change

Waste4Change Catat Pertumbuhan Rata-rata Tahunan 88% dan Kelola 64,9 Juta Kg Sampah dalam Satu Dekade

26 September 2025
social commerce

MSC: 74% Pelaku Social Commerce Masih Mengandalkan Dana Pribadi Untuk Modal Usaha

26 September 2025
AICO Community, Jembatani Kemampuan Mahasiswa Menggunakan dan Menciptakan Teknologi AI

AICO Community, Jembatani Kemampuan Mahasiswa Menggunakan dan Menciptakan Teknologi AI

26 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
Waste4Change

Waste4Change Catat Pertumbuhan Rata-rata Tahunan 88% dan Kelola 64,9 Juta Kg Sampah dalam Satu Dekade

26 September 2025
social commerce

MSC: 74% Pelaku Social Commerce Masih Mengandalkan Dana Pribadi Untuk Modal Usaha

26 September 2025
AICO Community, Jembatani Kemampuan Mahasiswa Menggunakan dan Menciptakan Teknologi AI

AICO Community, Jembatani Kemampuan Mahasiswa Menggunakan dan Menciptakan Teknologi AI

26 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version