youngster.id - Indonesia telah menandatangani perjanjian kerangka kerja resmi dengan World Logistics Passport (WLP). Ini merupakan inisiatif besar yang dibentuk untuk meningkatkan peluang perdagangan antara pasar negara berkembang.
Sebagai negara Asia Tenggara pertama yang mengikuti program setelah pendaftaran Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo), perjanjian tersebut menandai langkah besar dalam implementasi WLP di Indonesia dengan dukungan otoritas pemerintah.
Perjanjian kerangka kerja ini ditandatangani oleh Sultan Ahmed Bin Sulayem, Ketua Dubai’s Ports, Customs and Free Zone Corporation (PCFC), dan Toto Dirgantoro, Ketua Umum Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) atau Indonesia National Shippers’ Council (INSC), di hadapan sejumlah pejabat pemerintahan Indonesia.
“Kami yakin bahwa melalui perjanjian terbaru antara Depalindo dan WLP, Indonesia akan mempercepat peluang perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di masa depan,” ujar Sultan Ahmed Bin Sulayem dalam keterangan pers, Jumat (5/3/2021).
Menurut dia, Indonesia secara strategis merupakan pasar yang penting bagi WLP, seraya ekspor manufaktur Indonesia memenuhi permintaan dari berbagai penjuru dunia. Sebagai mercusuar bagi kemajuan ekonomi di kawasan ASEAN, masuknya Indonesia ke WLP akan mendorong visi Presiden Indonesia untuk memperkuat posisi Jakarta sebagai pusat logistik utama dan pintu gerbang perdagangan antara kawasan Asia Pasifik dan dunia.
“Melalui kolaborasi ini, Indonesia akan memastikan dan mewujudkan tujuan ekonomi berkelanjutan untuk memberi manfaat bagi rakyat Indonesia, dengan memanfaatkan pengalaman dan kemampuan kami dalam menciptakan pusat perdagangan global di Dubai,” katanya lagi.
Dewan sebelumnya mendaftar di WLP sebagai penyedia manfaat, sebuah peran penting dalam program di mana organisasi akan menawarkan layanan konsultasi pasar dengan potongan harga kepada anggota WLP. Perjanjian tersebut ditandatangani sebagai bagian dari kolaborasi yang lebih luas antara Uni Emirat Arab dan Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral, dan menciptakan peluang bagi entitas swasta dan publik untuk secara aktif meningkatkan rute perdagangan yang ada dan mengembangkan rute yang baru, untuk meningkatkan nilai keseluruhan perdagangan tahunan di negara.
WLP berkontribusi pada realisasi atas rencana ekonomi pemerintah Indonesia, yang mencakup pembangunan jaringan transportasi di seluruh nusantara, karena Indonesia berupaya menjadi salah satu dari lima ekonomi teratas dunia pada tahun 2045. Perdagangan luar negeri membentuk sekitar 43%[1] dari total GDP negara Indonesia, dan dengan menjadi hub di World Logistics Passport, Indonesia bersiap untuk memperluas aksesnya ke pasar lain di Amerika Selatan dan Afrika. Negara Indonesia juga akan dapat mengembangkan perekonomiannya sebagai pusat ekspor ulang.
Toto Dirgantoro, Ketua Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo), menyambut baik dan mendukung program WLP. “Dengan kerjasama antara Depalindo dan WLP ini, diharapkan eksportir Indonesia dapat menekan biaya logistik dan meningkatkan perekonomian bangsa dengan peluang ekspor yang lebih besar secara global, khususnya ke Timur Tengah, Amerika Selatan, Afrika, Eropa Timur dan lain-lain,” katanya.
Menurut Toto, jaringan WLP akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia.
Program loyalitas WLP memberikan sejumlah keuntungan finansial dan non-finansial bagi pedagang untuk meningkatkan volume perdagangan, yang tersebar di skema keanggotaan empat tingkat. Merek global yang memanfaatkan WLP dan keuntungannya mencakup anggota utama, antara lain UPS, Pfizer, Sony, Johnson & Johnson, dan LG, yang merupakan bagian dari tingkat Platinum dari program loyalitas WLP.
STEVY WIDIA
Discussion about this post