youngster.id - Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menjadi juara pertama dalam kompetisi inovasi ketahanan pangan Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) pada 26-29 Oktober 2016 di Kamboja.
Tim Mino Microbubbles yang beranggotakan Muhammad Nabil Satria Faradis dan Fajar Sidik Abdullah dari Teknik Mesin serta Untari Febrian Ramadhani dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) memenangkan kompetisi dengan mengusung teknologi Mino Microbubbles.
“Sangat bangga bisa mengharumkan nama UGM di kancah internasional,” kata Untari belum lama ini dilansir Humas UGM. Predikat juara pertama diraih setelah menyisihkan 200 tim lain dari berbagai negara di dunia. Tim Mino Microbubbles berhasil menyisihkan tim dari Kamboja dan Malaysia di babak final.
Untari mengatakan dalam kompetisi yang diselenggarakan USAID dan YSEALI ini seluruh peserta ditantang untuk mencari solusi teknologi untuk mengatasi persoalan di bidang pertanian, akuakultur dan perikanan.
Para finalis yang dinyatakan lolos melaju ke tahap final diberikan kesempatan mengikuti pelatihan boot camp khusus di Singapura selama satu bulan pada bulan Juli lalu. Tidak hanya itu, mereka mendapatkan bimbingan dari perusahaan raksasa di bidang teknologi yakni Cisco dan Intel untuk pengembangan solusi lebih jauh.
Selanjutnya, di babak final mereka mempresentasikan solusi berbasis teknologi yang dikembangkan pada Pertemuan Para Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Untari menjelaskan, teknologi microbubble generator dikembangkan untuk mendorong produksi budiaya ikan. Teknologi ini mampu meningkatkan jumlah oksigen terlarut dalam air yang dapat mempercepat pertumbuhan ikan.
Dari hasil uji terbukti mengaplikasikan teknologi ini dapat meningkatkan kualitas air. Tidak hanya itu, teknologi ini dapat menyalurkan oksigen dalam kolam secara maksimal. Kualitas air yang semakin baik mendukung pertumbuhan ikan dalam kolam.
“Ikan yang dihasilkan juga lebih berat dan masa panen lebih singkat dari rata-rata yang biasanya 2 kali menjadi 3 kali panen dan meningkatkan berat dan panjang ikan hingga 30 %,” paparnya.
Riset pengembangan teknologi microbubble generator didukung pendanaan oleh Universitas Gadjah Mada, Program Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) ”“ Kemenristek Dikti, MP3EI, hingga dukungan dari M Foundation milik Jendral Moeldoko, dibawah bimbingan Dr. Deendarlianto.
Teknologi Mino Microbubbles yang dikembangkan Untari dan kawan-kawan mendapatkan sambutan positif dari USAID. Salah satunya oleh Kuasa Usaha Ad-Interim Kedubes AS Brian McFeeters.
Menurutnya para inovator muda dari UGM telah menemukan teknologi pengolahan air yang canggih yang akan membantu para peternak ikan nila mendapatkan hasil panen yang lebih baik. Inovasi tersebut akan membantu meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan.
Atas kemenangan tersebut Tim Mino UGM diberikan kesempatan untuk melakukan kunjungan studi ke Austin, Texas, salah satu pusat teknologi di Amerika Serikat pada bulan Maret 2017 mendatang.
STEVY WIDIA
Discussion about this post