youngster.id - Perusahaan modal ventura Simona Ventures akan menyalurkan investasi sekitar US$5 juta hingga US$10 juta kepada perusahaan rintisan di Asia Pasifik. Syarat utama startup yang didanai harus memiliki kepedulian dalam kesetaraan gender.
Managing Partner Simona Ventures Putri Izzati mengatakan, dunia perusahaan rintisan dan teknologi mengalami perkembangan yang pesat selama 8 tahun terakhir. Meskipun demikian, dia menilai saat representasi perempuan dalam perusahaan teknologi rintisan khususnya yang menduduki jabatan sebagai pemimpin masih sangat kurang bila dibandingkan dengan laki-laki.
Oleh karena itu, pihaknya berniat memberikan akses dan kesempatan bagi perempuan yang bergelut di dunia digital untuk mengembangkan bisnisnya. Salah satunya diwujudkan melalui program akselerator bernama APAC Women Founders Accelerator, yang merupakan hasil kerja sama dengan Digitaraya yang juga didukung oleh Google Developers Launchpad.
“Kami ingin memberikan akses, kesempatan, dan peluang bisnis yang tujuannya dalam jangka panjang ingin memecahkan masalah kesenjangan gender,” kata Putri dalam keterangannya, Rabu (20/3/2019) di Jakarta.
Menurut dia, program akselerasi yang berlangsung sejak 25 Maret hingga 29 Maret ini akan dihadiri oleh 11 perusahaan rintisan terpilih dari Malaysia, China, Indonesia, Thailand, Korea Selatan, Singapura, Pakistan, Australia, Filipina dan Vietnam.
Selain mendapatkan bimbingan dari para mentor yang merupakan ahli di dunia teknologi dan digital, nantinya perusahaan rintisan tersebut berpotensi untuk mendapatkan pendanaan tahap awal dari Simona Ventures. Adapun saat ini, Putri mengaku masih mengumpulkan dana investasi yang akan disalurkan. Harapannya, dana tersebut dapat terkumpul pada semester kedua tahun ini untuk dapat segera diinvestasikan ke perusahaan rintisan tersebut.
“Target kami bisa kumpulkan US$5 juta—US$ 10 juta untuk investasi ke perusahaan rintisan, dengan jumlah investasi per perusahaan sekitar US$50.000 sampai US$200.000 untuk tahap awal. Kita juga tentunya akan inevstasi dengan perusahaan lain,” ujarnya.
Putri menambahkan, 11 perusahaan rintisan yang terpilih itu telah melalui sejumlah persyaratan, di antaranya memiliki setidaknya seorang perempuan yang menjabat sebagai pendiri/pimpinan perusahaan, telah berpengalaman mendapatkan investasi tahap awal dari angel investor, dan memiliki ketertarikan untuk berekspansi ke Indonesia.
“Kami ingin menjadikan Jakarta sebagai regional tech hub. Jadi untuk perusahaan rintisan kalau ingin ekspansi ke Asia Tenggara, mereka datangnya ke Jakarta. Kami ingin membukakan jalan untuk itu,” ujarnya.
VP Strategy Digitaraya Nicole Yap menyatakan sebagai akselerator perusahaan rintisan di Indonesia, pihaknya sangat memahami tantangan yang dihadapi oleh perempuan pendiri perusahaan rintisan. Menurutnya, hingga saat ini hanya ada 10% perusahaan rintisan di programnya yang memilki eksekutif perempuan di tingkat C-Level.
“Dari batch program akselerator kami pada 2018 lalu ada sekitar 30% perusahaan rintisan baru, dan hanya dua perusahaaan rinitsan yang memiliki perempuan sebagai pendiri,” ujarnya.
Lebih lanjut, pihaknya meyakini pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung kepemimpinan perempuan. Hal itulah yang mendasari kerja sama antara Digitaraya dan Simona Ventures dalam menyelenggarakan APAC Women Founders Accelerator.
STEVY WIDIA
Discussion about this post