youngster.id - Data BI menunjukkan bahwa jasa remitansi di Indonesia secara berkelanjutan dan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan, di mana penerimaan devisa dari PMI di luar negeri mencatat kenaikan sebesar 25,22% di 2018 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya bernilai US$10,971 miliar setara dengan Rp153,6 triliun.
Metode konvensional mendominasi sektor remitansi, di mana hal ini mendorong Zendmoney untuk mengoptimalisasi teknologi dan mengunakan inovasi digital untuk menghasilkan remitansi berbasis teknologi yang cepat, terjangkau, dan aman untuk memudahkan PMI dan UKM.
Bong Defendy, CEO dan Co-Founder Zendmoney mengatakan, Zendmoney, perusahaan rintisan di bidang remitansi berbasis teknologi dan beroperasi di bawah izin Bank Indonesia (BI), secara aktif memenuhi kebutuhan Pekerja Migran Indonesia (PMI), sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) ekspor-impor, dan pengguna jasa di luar negeri dengan menyediakan fasilitas pengiriman uang yang aman, cepat, dan lebih terjangkau.
“Di tengah pandemi saat ini, kebutuhan akan layanan transfer dana yang cepat, lebih terjangkau, dan aman menjadi lebih krusial, terutama bagi para PMI yang berada di luar negeri dan teman-teman UKM. Zendmoney hadir sebagai usaha remitansi berbasis teknologi yang memudahkan PMI yang ingin mengirimkan uang bagi sanak saudara di Tanah Air, juga dari sektor UKM untuk usaha mereka, agar merasa tenang dan dapat mengirimkan dana dengan cepat tanpa perlu menunggu berhari-hari karena sistem Zendmoney bekerja secara real-time dan flat fee,” ungkap Defendy dalam keterangannya, Kamis (16/4/2020).
Dia menuturkan, situasi pandemi saat ini, di mana nilai tukar valuta asing tidak menentu, kerap memberi dampak kurang baik terhadap pengguna remitansi karena adanya kenaikan tarif pengiriman yang dibebankan oleh layanan pengiriman uang, baik dari dalam maupun luar negeri.
Memahami situasi sulit saat ini, Zendmoney mengambil langkah yang berbeda dengan konsisten memberikan biaya pengiriman dengan pendekatan flat fee sehingga terjangkau bagi semua pengguna.
“Flat fee merupakan salah satu poin pembeda kami dengan yang lain. Kebanyakan jasa remitansi konvensional menerapkan tarif transfer dana berdasarkan persentase dari nilai yang dikirim. Zendmoney menerapkan tarif flat fee karena paham bahwa kebanyakan pengguna merupakan para PMI dan UKM yang mungkin akan terbebani biaya transfer berdasarkan persentase nilai dana yang ditransfer,” Defendy menambahkan.
UKM juga merupakan sektor penguna Zendmoney sejalan dengan visinya dalam mendukung UKM. Dengan semakin berkembangnya sektor manufaktur di Indonesia, Zendmoney hadir untuk memenuhi kebutuhan layanan remitansi yang membantu proses ekspor dan impor para UKM Indonesia.
“Saat ini kami sedang mengembangkan layanan bagi para UKM di Indonesia agar bisa mendapatkan jasa layanan remitansi yang lebih terjangkau dan cepat. Kami juga sedang berusaha membuka koridor baru agar bisa membantu TKI di negara lain, dan juga mengembangkan model bisnis untuk remitansi outbond,” tutup Defendy.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post