youngster.id - Iklim bisnis daring di Indonesia terbilang sehat. Meski belum sebesar di negara maju, namun bisnis daring ini mulai menjadi penopang perekonomian masyarakat. Bahkan, diperkirakan akan terus tumbuh pesat dan menjadi bagian dari kekuatan ekonomi Indonesia.
Oleh karena itu, Achmad Zaky, CEO Bukalapak berani menyatakan bahwa bisnis e-commerce di Indonesia masih akan terus tumbuh. “Masih growing terus, e-commerce di Indonesia. Pertumbuhannnya masih ratusan persen, begitu juga peluang bisnisnya,” ucap Zaky kepada Youngsters.id.
Zaky mengakui pertumbuhan pelaku e-commerce baru di dalam negeri sangat pesat. Kondisi itu memacu dirinya sebagai “pemain lama” untuk terus berinovasi membawa brand Bukalapak tetap menjadi yang terdepan.
“Kami pastinya inovasi terus. Kami sudah buka Bukareksa, BukaKlan, kemudian baru saja BukaMobile. Kami juga akan lebih banyak mengeluarkan produk-produk UKM supaya mereka juga bisa investasi, lalu mereka bisa mengembangkan bisnisnya,” paparnya.
Hingga 2016 Bukalapak telah membuktikan sebagai platfrom jual beli online yang berkembang positif. Jumlah transaksi berada di kisaran Rp 10 triliun sepanjang 2016, dan Rp 50 miliar untuk transaksi harian, memberi sedikit gambaran, bagaimana perkembangan bisnis Bukalapak. Selain itu jumlah pelapak dan pageviews yang terus meningkat. “Saat ini kita punya sekitar 1,3 juta pelapak dengan jumlah pageviews yang terus meningkat hingga mencapai angka 13,4 miliar,” klaim Zaky.
Tentu saja, semua pencapaian tersebut menjadi prestasi tersendiri, bagi e-commerce yang identik dengan warna merah marun tersebut. Dan, untuk lebih memperkuat posisinya di pasar, tahun ini Zaky ingin Bukalapak lebih fokus mengajak UKM. “Fokus kami tetap sama, yakni ingin mengajak lebih banyak UKM untuk bergabung menjadi pelapak di Bukalapak,” jawabnya.
Menurut Zaky, meski jumlah pelapak sudah mencapai 1,3 juta, tugas Bukalapak untuk merangkul UKM belum selesai. Masih banyak “pekerjaan rumah” yang harus dilakukan karena banyak sekali UKM yang belum bergabung dengan Bukalapak. “Target? Saya jarang membuat patokan target. Yang penting, ya naik aja dulu,” terangnya.
Hobi Otak Atik
Pria kelahiran Sragen, 24 Agustus 1986 ini terbilang sukses merintis e-commerce. Namun jauh sebelum mendirikan Bukalapak.com alumni program studi informatika di Institut Teknologi Bandung ini memang sudah hobi mengutak atik software. Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak program yang sudah ia ciptakan.
“Awalnya saya mulai bisnis membuat program software yang sering dibutuhkan perusahaan-perusahaan besar,” kenang Zaky. Dia baru menemukan ide untuk membangun e-commerce setelah lamaran dia untuk bekerja mapan di perusahaan konsultan internasional ditolak.
Terilhami dari kehidupan konsumtif masyarakat Indonesia, dia ingin menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang. Dia mengaku kesal dengan aktivitas warga di dunia maya yang hanya bermain di sosial media. Jumlahnya pun tidak main-main: 50 juta per hari.
Menurut Zaky, semua aktivitas itu hanya konsumtif belaka. Apalagi dia melihat kalau pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah saat itu belum melek pemasaran, manajemen, dan teknologi. Akhirnya pada akhir 2009 bersama teman lamanya, Nugroho Herucahyono, ia merintis startup Bukalapak.com.
“Saya sempat lihat daftar website e-commerce di Indonesia, tapi ternyata tidak ada satu pun perusahaan e-commerce yang besar,” tutur Zaky.
Ia mengaku tidak butuh modal besar untuk membangun perusahaan layanan online marketplace tersebut. Modalnya hanya biaya hidupnya, yang ia penuhi dari hasil proyek membuat program pesanan klien. Baru beberapa hari diluncurkan, animo masyarakat sudah terlihat. Singkatnya, pada awal 2010, orang yang telah bergabung ke Bukalapak.com mencapai 10.000 pelaku UMKM dan membuat usahanya berkembang.
“Jatuh bangun dalam bisnis pastinya sudah pernah. Tapi iya itu tantangannya. Kalau kita sudah suka ya pasti selalu membuat kita ingin kembali dan jatuh cinta,” kata Zaky sambil tertawa.
Namun untuk mengatasi hambatan itu, bersama timnya. Zaky selalu berkomunikasi mencari cara cerdas menemukan jalan keluar sehingga masa-masa sulit itu dapat dilewati sesuai apa yang diharapkan sebelumnya.
“Namanya orang usaha, hambatan itu selalu ada. Kalau nggak semua orang bisa melakukan. Jadi ya harus dihadapi dengan cara kreatif karena menurut saya kreatifitas sih kuncinya,” ungkap juara 2 Indosat Wireless Innovation Contest 2007 itu.
Kreatifitas
Sebagai pembicara di sejumlah forum startup, Zaky terus mengingatkan ketika seseorang ingin dan mulai menekuni bisnisnya hanya cukup untuk fokus pada kompetensi yang dimiliki diri.
“Asal jangan fokus di sesuatu yang bukan di kompetensi kita. Selain itu, ide tidak hanya di awal, tetapi juga ada di proses. Justru ide yang ada di saya cenderung setuju kalau ide itu cheap, yang penting eksekusi. Ide gampang ditiru tetapi eksekusinya yang luar biasa sulit ditiru dan tentu saja eksekusi butuh ide. Ide mau buat produk apa, ide untuk menggaet user, strateginya seperti apa, justru saya melihat ide ada di dalam proses,” tuturnya.
Dia menjelaskan untuk menemukan kreatifitas itu, kreatifitas atau ide selalu datang dari masalah yang dihadapi dan kemudian dapat dihubungkan dengan kompetensi apa yang dalam diri miliki dengan ide atau peluang yang ada.
“Misalnya dulu saya bangun Suitmedia, kami membangun kompetensi untuk membuat website dan desain yang bagus untuk klien, me-marketingkan website dan sebagainya. Di saat yang sama teman-teman kami sering tertipu saat belanja online, hal-hal seperti ini menjadi pijakan untuk kami membuat Bukalapak.com yang ternyata bisa jalan. Karena kami punya kompetensi dalam membuat dan me-marketingkan website. Jadi, selalu berawal dari titik apa yang kita punya. Suitmedia dulu berawal dari kompetensi para foundernya di engineering, lalu kami menarik orang design, kok rasanya kompetensi kami di design juga oke. Akhirnya, kami buat produk yang ternyata jalan,” terangnya.
Bahkan, menurut Zaky, apa yang telah dibangun dan dilakukannya saat ini berawal dari ide. “Tapi ya ide cuma ide kalau tidak dieksekusi, makanya langkah berikutnya adalah eksekusi, eksekusinya harus continue, terus menerus, fokus dan konsisten. Jangan melihat bisnis hanya enam bulan atau satu tahun, mikirnya harus long term enam tahun. Tim penting sekali, di Bukalapak ataupun Suitmedia, recruiting menjadi proses yang luar biasa penting, kami tidak ingin class B people masuk, kami inginnya class A people, orang yang punya kompetensi dan passion, sevisi dengan kita, chemistry-nya ada. 3C yang kami pegang terkait recruitment adalah Commitment, Capability atau Competency, satu lagi Compatibility. Harus satu budaya, satu pemahaman, satu pemikiran,” paparnya lagi.
Penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya mendapat dukungan investor Bukalapak, yakni Gree Ventures, Batavia, 500 Startups, dan Emtek Group. Di sisi lain, Zaky yakin pasar e-commerce di Indonesia yang berpeluang terus tumbuh besar. Kondisi ini didorong pengguna internet yang lebih dari 82 juta orang atau sekitar 30 % dari jumlah total penduduk Indonesia
Di sisi lain, dengan fokus consumer to consumer (C2C), Zaky yang mendirikan Bukalapak sebagai sebuah marketplace, juga ingin mendorong UKM-UKM di Tanah Air untuk mulai memanfaatkan internet.
“Ini menjadi tantangan bagi kami di Bukalapak, bagaimana UKM-UKM di Indonesia bisa maju melalui online. Bagi saya internet telah menjadi tools yang sangat penting bagi UKM untuk membesarkan bisnisnya,” ujarnya.
Zaky berharap, memasuki tahun 2017 ini, perusahaan rintisan yang ditekuninya bisa tumbuh semakin besar, sehingga memberikan banyak manfaat bagi masyarakat serta dapat menginsipirasi para startup baru yang ingin memulai membangun bisnis yang sama dengannya.
“Jadi bagi para startup baru, teruslah berkarya dengan cara-cara kreatif itu. Pastinya produk kita bisa dikenalkan, sehingga ahirnya nanti apa yang dilakukan dengan cara-cara kreatif tadi, kita bisa memenangkan pasar,” pungkasnya.
=============================================
Achmad Zaky
- Tempat Tanggal Lahir : Sragen 24 Agustus 1986
- Pendidikan : S1 Tehnik Informatika, Institut Teknologi Bandung 2004
- Usaha : Bukalapak.com (e-commerce)
- Mulai Usaha : 2010
- Jabatan : Founder, CEO
- Pelapak : 1,3 juta (sampai dengan tahun 2016)
- PageViews : 13,4 miliar (sampai dengan tahun 2016)
- Modal awal : –
- Transaksi : Rp 50 miliar/hari
Prestasi :
- Penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya pada 21 Juli 2016
- Juara II pada Indosat Wireless Innovation Contesttahun 2007
- Merit Award kompetisi INAICTA (Indonesia ICT Awards) pada tahun 2008.
- Mewakili ITB diajang Harvard National Model United Nations 2009.
==================================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post