6 Startup East Ventures Masuk Daftar Forbes Asia 100 to Watch 2024

ESQA

ESQA Co-Founders Cindy Angelina dan Kezia Trihatmanto. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Untuk edisi keempat ini, daftar Forbes Asia 100 to Watch menampilkan perusahaan-perusahaan kecil dan perusahaan startup di Asia Pasifik yang menarik perhatian para investor. Secara kolektif, perusahaan-perusahaan ini telah menarik lebih dari US$2 miliar total investasi hingga saat ini, dengan 83 di antaranya menggalang dana sejak awal 2023. Menariknya, 6 diantaranya adalah bagian dari East Ventures.

Daftar ini menyorot kisah pertumbuhan perusahaan yang stabil, menggarisbawahi bahwa kesuksesan bukanlah pencapaian dalam semalam. Gabungan dari 100 perusahaan yang beragam ini memiliki satu ciri yang sama: semangat inovatif yang kuat. Produk dan layanan mereka diantaranya sistem navigasi AI untuk eksplorasi ruang angkasa,terapi sel mutakhir hingga teknologi diagnostik perawatan kesehatan.

Ada juga perusahaan fintech yang memenuhi kebutuhan masyarakat yang belum memiliki rekening bank dan untuk pengusaha ritel yang menggunakan saluran digital untuk menjangkau konsumen generasi baru. Perusahaan-perusahaan dari 16 negara dan wilayah terwakili dalam daftar tahun ini, yang beroperasi di total 10 industri, seperti teknologi perusahaan dan robotika, keuangan, serta manufaktur dan energi.

Partner East Ventures Melisa Irene mengatakan, pengakuan ini merupakan bukti dari inovasi, dedikasi, dan kerja keras yang luar biasa yang ditunjukkan oleh para tim startup.

“Kami selalu percaya untuk memberdayakan para founder yang visioner dan berusaha untuk memberikan dampak yang berarti di industri masing-masing, dan pengakuan ini menggarisbawahi kontribusi mereka yang signifikan. Kami berharap dapat melanjutkan dukungan dan kolaborasi kami dalam mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dalam skala global,” kata Melisa yang dikutip Selasa (27/8/2024).

Dalam daftar tersebut India, yang merupakan salah satu pusat perusahaan rintisan, memiliki kehadiran terbesar tahun ini dengan 20 perusahaan. Diikuti oleh Singapura dengan 15 perusahaan,Tiongkok daratan dengan 10 perusahaan, Jepang dengan 9 perusahaan, dan Indonesia dengan 8 perusahaan.

Dari daftar tersebut ada enam startup yang berada di bawah ekosistem East Ventures. Pertama adalah ESQA Cosmetics, yang didirikan Cindy Angelina dan Kezia Trihatmanto sebagai merek kosmetik vegan pertama di Indonesia. Perusahaan rintisan kecantikan ini telah berekspansi ke Vietnam dan Singapura dan mengincar pasar Asia Tenggara lainnya. Perusahaan ini berhasil mengumpulkan pendanaan seri A senilai US$6 juta pada tahun 2022 dengan partisipasi East Ventures. ESQA mengatakan bahwa perusahaan ini telah menghasilkan keuntungan setelah hanya dua tahun beroperasi.

Kedua adalah Gravel, perusahaan yang berbasis di Jakarta dan menawarkan layanan untuk memudahkan masyarakat dalam mencari pekerja konstruksi baik secara harian maupun per proyek. Perusahaan ini juga menawarkan layanan pemeliharaan dan menjual bahan bangunan. Saat ini Gravel telah membantu 6.000 proyek di 20 provinsi di Indonesia dan memiliki sekitar 1,7 juta pekerja konstruksi yang terdaftar di platformnya. Perusahaan ini telah mengumpulkan total pendanaan sebesar US$14 juta dari investor, termasuk salah satunya East Ventures.

Ketiga adalah Lista, aplikasi yang membantu individu dan usaha kecil di Filipina untuk mengelola keuangan mereka. Alat analisisnya melacak kebiasaan pengeluaran dan arus kas lalu pengguna akan diberi tahu mengenai tagihan yang akan datang. Lista telah mengumpulkan lebih dari US$5 juta dalam pendanaan dan saat iniaplikasinya telah diunduh lebih dari 2,5 juta kali. Lista mendapatkan 75% pendapatannya dari penjualan skor kredit kepada konsumen dan sisanya berasal dari biaya rujukan dari lembaga keuangan.

Lalu McEasy, startup yang membantu perusahaan memonitor armada transportasi mereka dengan perangkat lunak dan alat bantu lainnya seperti kamera, GPS, dan sensor. Pelanggannya termasuk perusahaan minyak dan gas milik negara, Pertamina, dan perusahaan logistik yang berbasis di Jakarta, JNE. Pada bulan Juni, McEasy memperoleh pendanaan seri A+ dengan partisipasi dari East Ventures, menyusul pendanaan seri A sebelumnya sebesar US$6,5 juta yang dipimpin East Ventures pada tahun 2022, sehingga total pendanaan seri A menjadi US$11 juta.

Kelima adalah Mesh Bio yang menciptakan teknologi replika digital (digital twin technology)—atau “kembaran”—dari tubuh pasien untuk mendapatkan pengetahuan mengenai potensi berbagai perawatan dan terapi untuk penyakit kronis. Mesh Bio bekerja sama dengan rumah sakit di Singapura untuk memprediksi risiko pasien yang mengalami kerusakan ginjal akibat diabetes tipe 2. Pada bulan Januari, perusahaan mengumpulkan US$3,5 juta dalam pendanaan seri A dari investor yang dipimpin oleh East Ventures.

Terakhir adalah SaladStop Group, yang didirikan pasangan Daniel dan Adrien Desbaillets pada tahun 2009. Mereka menawarkan berbagai produk makanan sehat: SaladStop!, Heybo, Wooshi, dan layanan katering FreshKitchen. Saat ini, perusahaan beroperasi di Singapura, Hong Kong, Indonesia, Vietnam, Korea Selatan, dan Filipina, dengan lebih dari 800 karyawan dan 75 gerai. Pada tahun 2021, SaladStop berhasil mengumpulkan S$12 juta (US$9 juta) dalam putaran investasi seri B yang diikuti oleh East Ventures.

Selain keenam startup ini, daftar startup East Ventures yang masuk dalam daftar Forbes Asia 100 to Watch tahun sebelumnya adalah Chickin Indonesia, Cosmart (Indonesia), Fresh Factory (Indonesia), Gokomodo (Indonesia), TipTip (Indonesia), Xurya (Indonesia), Alami Hijra (Indonesia), Desty (Indonesia), Homage (Singapura), Intellect (Singapura), Inteluck (Filipina), LUUP (Jepang), Novelship (Singapura), Qapita (Singapura), The Parentinc (Singapura).

East Ventures sebagai perusahaan venture capital (VC) yang terbuka pada seluruh sektor (sector-agnostic) dan pelopor investasi startup Indonesia menyediakan investasi tahap awal hingga tahap lanjutan untuk lebih dari 300 perusahaan teknologi di Asia Tenggara.

 

STEVY WIDIA

 

Exit mobile version