youngster.id - Penetrasi penggunaan teknologi blockchain di Tanah Air dinilai masih minim. Padahal, bila pelaku ekonomi digital bisa mengadopsinya secara cepat akan berpengaruh dalam semua sektor. Oleh karena itu, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menaruh perhatian khusus atas hal tersebut bahkan akan memanfaatkan teknologi blockchain untuk mengatasi masalah royalti para musisi di Indonesia.
“Kalau kita cepat mengadopsi, ini bukan hanya saja sebagai user atau pemakai, kita juga menjadi pencipta untuk berbagai aplikasi dari blockchain ini,” tutur Kepala Bekraf, Triawan Munaf, dalam konferensi pers peluncuran XBlockchain Summit Rabu (30/5/2018) di Go-Work Coworking Space, Jakarta.
Menurut Triawan, Bekraf tidak hanya menunjukkan keseriusan dalam mengembangkan teknologi Blockchain, tetapi menunjukan bukti nyata untuk musik di Indonesia. “Pendekatannya untuk menyeselaikan permasalahan hak cipta,” imbuhnya.
Ia menjelaskan penerapan tersebut nantinya masuk ke dalam aplikasi ponsel pintar. Bekraf pun juga menggandeng beberapa stakeholder atau pemangku kepentingan termasuk Kementerian Hukum dan HAM. “Ini tidak hanya untuk lagu-lagu pop saja. Semua pencipta lagu-lagu daerah juga,” terangnya.
Pada kesempatan tersebut, Triawan juga mendukung XBlockchain Summit yang digelar di Bali pada 9-10 Oktober 2018. “Melalui event ini bisa meningkatkan pemahaman kita tentang sebuah teknologi yang tidak dapat dihindari keberadaannya. Dan kalau kita tidak mengadopsi keberadaannya atau lamban mengadopsinya kita akan tertinggal,” tuturnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post