INISA, Aplikasi Pelayanan Publik dan Pariwisata Pemprov NTT

Aplikasi INISA

(Ki-Ka) Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur - Bapak Dr. Drs. Zet Sony Libing, M.Si, Bupati Kabupaten Manggarai Barat - Bapak Edistasius Endi, S.E, Koordinator Pelaksana Program Penguatan Fungsi di Taman Nasional Komodo - Carolina Noge, S.H. (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Sebagai upaya memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mengakses beragam layanan publik, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meluncurkan Aplikasi INISA. Tak hanya itu, sistem Wildlife Komodo pun masuk dalam digital platform INISA ini.

INISA merupakan platform digital yang memberikan masyarakat kemudahan dalam mengakses beragam layanan publik, termasuk sistem Wildlife Komodo sebagai wadah untuk  memberikan kontribusi konservasi serta untuk mengatur tata kelola kunjungan serta aktivitas para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Komodo, Pulau Padar, dan  kawasan perairan sekitarnya.

“Kami berharap baik aplikasi, digitalisasi, serta pembatasan ini dapat memberikan dampak baik itu kepada perekonomian masyarakat maupun kepada pelaku pariwisata. Dan tentu kita sangat berharap bahwa seluruh ekosistem yang telah ditetapkan itu dapat survive dan berkelanjutan,” ujar Bupati Kabupaten Manggarai Barat, Edistasius Endi, Jumat (29/7/2022).

Carolina Noge, Koordinator Pelaksana Program Penguatan Fungsi di Taman Nasional Komodo menjelaskan, Sistem Wildlife Komodo dalam digital platform INISA ini ditujukan agar dapat menjadi sarana dilakukannya manajemen kunjungan.

“Dengan dasar data reservasi, maka diketahui siapa, berapa, dan ke mana pengunjung akan berada di dalam kawasan. Hal ini tentu akan memudahkan pengelolaan, termasuk penjagaan dan patrol,” ujar Carolina.

Menurut Carolina, manajemen kunjungan ini menjadi salah satu program yang dilaksanakan di awal periode kerja sama untuk menjawab isu dan permasalahan, terutama terkait tata kelola yang saat ini terjadi di Pulau Komodo, Pulau Padar dan Kawasan Perairan Sekitarnya seperti overtourism yang berdampak pada perilaku komodo, pengelolaan sampah, terumbu karang yang rusak, perburuan liar, pemancingan ilegal, penggunaan pukat harimau dan overfishing.

“Jika permasalahan ini tidak segera diatasi, seiring berjalannya waktu, hilangnya nilai jasa ekosistem kawasan diproyeksikan akan dapat merusak habitat Komodo,” tambahnya.

Lebih dari itu, aplikasi INISA itu sendiri juga menjadi platform digital untuk berbagai layanan dan fitur lainnya, seperti pemesanan  tiket  pesawat, reservasi hotel, rental mobil, bahkan dapat digunakan untuk  membayar BPJS, listrik, pengisian pulsa, dan sebagainya. Hal ini dapat memudahkan wisatawan  serta menjamin  kenyamanan wisatawan dalam   merencanakan perjalanannya.

Sistem Wildlife Komodo sudah dapat mulai diakses dan digunakan setiap wisatawan yang ingin melakukan kunjungan ke kawasan konservasi Pulau Komodo, Pulau Padar dan kawasan perairan sekitarnya. Para wisatawan dapat melakukan pendaftaran dan reservasi secara digital melalui aplikasi INISA yang dapat diakses melalui Playstore (Android) dan Appstore (ios) dan melakukan verifikasi melalui kode OTP yang akan dikirimkan langsung ke nomor handphone.

“Sudah tiba waktunya, kita perlu bersama-sama menjaga kelestarian kehidupan satwa liar (wildlife) Komodo dan ekosistemnya, yaitu Taman Nasional Komodo dalam upaya mewujudkan destinasi wisata berbasis kawasan konservasi. Dengan diluncurkannya sistem Wildlife Komodo, saya berharap tata kelola kunjungan ke Pulau Komodo, Pulau Padar, dan kawasan perairan sekitarnya dapat berjalan menjadi lebih baik sebagai bukti nyata penerapan pariwisata berkelanjutan,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur, Zet Sony Libing.

Kontribusi konservasi ini sudah meliputi tiket masuk Pulau Komodo, Pulau Padar serta wisata bahari  sekitarnya, asuransi jiwa dan kecelakaan, airport service seperti  baggage  claim, transportasi antara Bandara –  Hotel – Pelabuhan, pemandu wisata (Naturalis Guide) sebagai beserta panduan wisata konservasi (e-book). Termasuk souvenir khas Pulau Komodo buatan masyarakat lokal. Biaya konservasi belum termasuk tiket pesawat, hotel dan konsumsi, transportasi selain rute Bandara –  Hotel –  Pelabuhan, kapal wisata/living on  boat, serta alat menyelam dan  tips untuk pemandu wisata.

Wisatawan yang telah terdaftar pada aplikasi dapat mengunjungi kawasan konservasi Pulau Komodo, Pulau Padar, dan wilayah perairan sekitarnya dengan melakukan reservasi terlebih dahulu, kemudian akan melakukan scan barcode di Waterfront (Pelabuhan) dan pemeriksaan akan dilakukan di destinasi yang dituju.

 

HENNI SOELAEMAN

Exit mobile version