youngster.id - Banyak pihak yang menganggap proses penyusunan business plan tidak terlalu diperlukan, karena tahap eksekusi dipandang jauh lebih penting. Namun, sesungguhnya penyusunan business plan adalah tahap krusial. Bahkan, dengan perencanaan dan road map yang matang, para pebisnis siap saat krisis datang secara tak terduga.
Topik inilah yang dibahas dalam webinar “Business Plan: Is It Still Relevant Today?” yang digelar oleh Diplomat Success Challenge (DSC) baru-baru ini.
David Soong, pendiri penyedia jasa fotografi perjalanan Sweet Escape, menyebutkan bahwa ’passion’ bisa menjadi awal, atau bahkan yang utama dalam memulai bisnis. Namun demikian, passion saja tidak cukup, dan di sinilah perlunya perencanaan bisnis, yang bisa menjahit passion dengan ‘problem’ yang ada, dan ‘idea’ yang menjadi solusi, untuk dituangkan dalam sebuah kerangka strategis yang lebih matang.
“Passion saya fotografi. Lalu saya menyadari, kalau jalan-jalan jauh, jarang sekali punya foto kenangan yang bagus. Biasanya hanya selfie atau minta tolong siapa saja yang ditemui. Itu masalah yang saya rasakan. Saya cari tahu, seberapa besar masalah tersebut dirasakan orang lain? Ternyata banyak! Artinya ini ada potensi bisnis,” ungkap David.
Berawal dari beroperasi di lima kota saja, kini Sweet Escape sudah menyebar ke 500 kota di seluruh dunia. Dari jaringan fotografer yang ia kenal secara pribadi saja, kini ia sudah terkoneksi dengan jaringan fotografer di berbagai penjuru dunia.
Business plan bisa dimulai dari skala kecil untuk terus berkembang
Menurut David, tahapan yang tak kalah penting saat menyusun business plan adalah mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan untuk mewujudkan ide tersebut menjadi usaha yang menguntungkan.
“Saya tidak jago coding, tidak bisa programming. Jadi saya mempekerjakan orang lain untuk membuat situs, aplikasi dan membangun sistem. Saya juga mulai dengan tiga orang. Saya mulai dengan tim kecil untuk menguji ide bisnisnya. Adakah yang pesan? Memulai dari skala kecil akan memudahkan kita untuk mengutak-atik atau mengembangkan ide bisnisnya. Kenapa orang beli atau tidak beli?” kata David.
Setelah mengidentifikasi kebutuhan sumber daya manusia, kata David melanjutkan, hal berikutnya yang perlu dipastikan adalah modal usaha dan calon konsumen. “Banyak usaha dimulai dengan modal yang kecil. Sebaiknya mulai dengan modal di bawah Rp 100 juta. Jangan terlalu besar karena risiko terbesar ada di tahap awal,” katanya.
Saat mengidentifikasi konsumen, David menyadari bahwa tak semua calon konsumennya membutuhkan jasa foto saat sedang berlibur. “Banyak juga yang membutuhkan untuk tujuan lain, seperti foto pre-wedding atau foto keluarga di acara-acara khusus seperti Natal atau Idul Fitri,” katanya.
Evaluasi business plan dan persiapan ubah haluan
Setelah bisnis diluncurkan dan berjalan, perintis bisnis tersebut harus melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkala. Menurut David, kegagalan tidak seharusnya jadi momok atau penghalang langkah maju.
“Semua usaha yang saya rintis pasti pernah gagal di awal. Dan memang kita harus evaluasi untuk identifikasi masalah. Apakah karena harganya, atau karena tidak praktis transaksinya, atau karena cara komunikasinya? Lihat apa kegagalan kita, dan rapikan. Kita lihat tanggapan pasar, misalnya dalam tiga bulan sampai enam bulan. Bagaimana respon pasar, jangan malu untuk mendekati konsumen,” katanya.
Kemungkinan untuk mengubah haluan ini juga harus dijalankan jika ada faktor eksternal yang terjadi di luar dugaan. David mengakui bisnisnya merupakan salah satu bisnis yang terhempas karena pandemi. Berbeda dengan 2019 di mana tingkat reservasi jasa Sweet Escape meroket, namun semua bisa dibilang terhempas di 2020, setelah banyak negara menutup perbatasan dan banyak penerbangan dihentikan.
Untuk mempertahankan bisnis, David dan timnya harus memutar otak untuk menggarap ulang ide awal. “Relaunch the business all over again. Core competencies apa, adjacent businesses yang bisa dikerjakan apa. Saat ini tim sedang fokus untuk menjalankan ide baru untuk Sweet Escape ke depan,” katanya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post